WAKIL Bupati Alor, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd menutup Kejuaraan Paralayang/Paragliding Trip Of Indonesia (TROI) Seri 2 Alor Tahun 2021, pada Jumad (22/10/2021) di lokasi landing, Taman Suaka Alam Pesisir (TSAP) Sebanjar, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut.
Wabup Imran Duru dalam sambutannya mengatakan, bahwa Alor memiliki potensi destinasi wisata yang luar biasa, dan apabila dikembangkan secara baik, akan memberikan harapan masa depan masyarakat Alor yang lebih baik lagi.
“Kejuaraan Paralayang ini berbasis masyarakat, sehingga masyarakat akan merasakan hasilnya pada lima atau enam tahun mendatang. Hal itu jika kegiatan ini diprogramkan secara rutin. Kita lihat bukit Hulnani itu tidak ada apa-apanya, tetapi itulah potensi kedirgantaraan, sehingga Alor saat ini terjual (terpromosi)) secara regional, nasional bahkan ke tingkat internasional. Karena dari bukit di Hulnani itu kita bisa menikmati indahnya Alor,”kata Imran.
Wabup Imran sempat mengungkapkan bahwa pelaksanaan event Paralayang di bukit Bedoe-Hulnani itu awalnya mendapat tantangan dari warga setempat karena belum paham benar tentang event ini dan manfaatnya bagi mereka.
“Tapi kami merasa bangga atau kehadiran para atlit paralayang, karena melalui kejuaraan ini di Alor, kami merasa ada dampak positifnya, karena produk-produk lokal masyarakat (aneka kerajinan dan kuliner) bisa terjual,”tandas Duru, sembari berharap kegiatan serupa dapat berlanjut di tahun-tahun mendatang.
Wabup Alor dua periode ini juga menyampaikan terima kasih kepada panitia lokal ( diketuai Dani Manu dan pengarah dari Way2East milik Adi Gerimu) yang membangun komunikasi, serta dukungan instansi terkait di lingkup Pemkab Alor (Dinas Pemuda dan Olahraga, Dinas PUPR,Dinas Kelautan dan Perikanan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Dinas Perhubungan, Bagian ULP Setda Alor dan Bagian Kesra Setda Alor), dalam menyuskseskan rangkaian kegiatan Indonesia Adventure Festival tersebut.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjend) Federasi Aero Sport Indonesia (FASI), Marsekal Pertama (Marsma TNI AU) Fadjar Adrianto dalam sambutannya menilai penyelenggaraan Kejuaraan Paralayang TROI Seri 2 di Alor ini sukses dan berjalan aman dan lancar. Karena itu dia menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Alor, Panitia Penyelenggara dan semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan kejuaraan dimaksud. Termasuk, lanjut Fadjar, Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah), mulai dari tingkat satu hingga Polsek, Koramil dan Pernagkat Desa, yang semuanya mendukung kegiatan ini.
Ia juga menilai parat atlit paralayang dari sejumlah propinsi ini karena meski masih lelah sepulang dari PON (Pekan Olahraga nasional) XX di Papua, tetapi tetap semangat membara untuk ikut berkompetisi di di Alor. Marsekal Fadjar juga menyampaikan kepada Pemkab Alor, Pemerintah Propinsi NTT dan Kemenpora RI, bahwa paralayang adalah salah satu cabang olahraga andalan bagi Indonesia.
“Sampai saat ini posisi Indonesia masih sebagai Nomor 1 di dunia. Jadi atlit paralayang kita ini menjuarai kejuaraan dunia paralayang, khususnya dalam hal akurasi (ketepatan mendarat). Karena itu saya berpesan kepada perwakilan Kemenpora, agar tolong perhatikan Olahraga Paralayang ini. Tolong, kita juara dunia ni. Kemarin kita mendapat Thomas Cup (Piala Thomas, dalam kejuaraan dunia Bulu Tangkis Putra), wah perhatiannya luar biasa, tapi kita Juara Paralayang Dunia, belum tentu dikasih hadiah sama Kemenpora,”kata Fadjar disambut aplaus para atlit paralayang dari berbagai propinsi di Indonesia yang berkumpul di Alor itu.
Meski begitu, patih TNI Angkatan Udara RI yang kagum dengan keindahan alam Kabupaten Alor ini menegaskan bahwa pihaknya tetap semangat dalam mengembangkan atlit Paralayang Indonesia. Ia mengisahkan, kegiatan TROI itu, awalnya di Tahun 2015 untuk meningkatkan pariwisata daerah-daerah yang punya potensi olahraga kedirgantaraan.
“Dengan dibantu adanya Festival Paralayang, maka daerah tersebut akan muncul dan terkenal menjadi daerah tujuan wisata. Sudah banyak daerah di Sumatra, Jawa, Bali dan di Lombok-NTB, ketika kita laksanakan TROI, daerah tersebut menjadi maju dan pariwisatanya meningkat. Karena itu saya berharap, selaku Sekjend FASI bisa membantu Pemerintah Daerah Alor ini untuk meningkatkan pariwisata di bukit Bedoe-Hulnani,”kata Fadjar, seraya berharap agar Alor juga bisa membina atlit paralayangnya.
Sedangkan pejabat dari Kemenpora yang hadir bersama salah satu mantan petinggi Kemenpora asal Alor, Thobias Tubulau, menyampaikan permohonan maaf dari Asdep Olahraga Rekreasi pada Kementrian Pemuda dan Olahraga, yang sudah siap hadir, bahkan sudah beli tiket namun karena halangan mendadak.
“Perlu kami beritahukan bahwa paralayang ini ada lima seri, dan di Alor ini Seri ke 2 setelah Seri 1 di Sumedang. Kami berharap kerja sama penyelenggaraan keuaraan paralayang ke depannya, dan juga cabang olahraga lain yang bisa dilaksanakan di Alor. Harapan kami juga dari Kemenpora, agar Kejuaraan Paralayang di Alor ini menjadi momentum kebangkitan masyarakat Alor,”katanya.
JAWA TIMUR TERBAIK
Hasil Kejuaraan Paralayang TROI Seri 2 Alor Tahun 2021 ini, didominasi peserta dari Propinsi Jawa Timur dalam perolehan medali, sebagaimana diumukan Thomas, perwakilan juri yang menilai berdasarkan akurasi landing dan sebagainya. Jawa Timur tercatat meraih tuju medali ( 4 medali emas, 2 perak dan 1 perunggu) dari total 18 medali yang diperebutkan dalam enam kategori lomba.
Beriklut rincian hasil kejuaraan paralayang dari masig-masing kategori. Untuk kategori Senior Putra; Juara III Riski Maulana dari Banten, Juara II Bayu dari Jawa Barat, dan Juara I diraih Alvin Pratama dari Jawa Barat.
Kategori Senior Putri, Juara III diraih Riany Kusuma dari Sumatra Barat, Juara II Novrikayanti dari Sumatra Barat, Juara I disabet Iva Kurniawati dari Jawa Timur.
Kategori Junior Putra; Juara III Ibnu Hidayatulah dari Jawa Barat, Juara II Noval Hanam dari Jawa Timur, dan Juara I Sidik Landung dari Jawa Tengah. Junior Putri: Juara III Risti dari Jawa Tengah, Juara II Salita Alfirah dari Jawa Timur, Juara I Asifah Yunanda dari Jawa Timur.
Kategori The Master: Juara III Ponky Purwanto dari DKI Jakarta, Juara II Nurkholis dari Jawa Tengah, Juara I Dwi Ali Sukotjo dari Jawa Timur. Kategori Tandem (berpasangan), Juara III Andi Prasetyo dari Jawa Timur, Juara II Lisanto dari Jawa Tengah, Juara I Sutrisno dari Jawa Timur.
Para juara selain mendapat medali, juga cindramata, sertifikat dan uang tunai. Untuk kategori Senior Putra-Putri, Kategori Master dan Tandem, masing-masing Juara I mendapat uang tunai Rp 4 Juta, Juara II mendapat Rp 3 Juta dan Juara III mendapat Rp 2 Juta. Sedangkan untuk kategori Junior Putra dan Putri, masing mendapat uang tunai, untuk Juara I sebesar Rp 3 Juta, Juara II senilai Rp 2 Juta dan Juara III mendapat Rp 1 Juta. (ap/linuskia)