Upaya Cepat Pemkab Alor dan PT.PP Untuk Rekonstruksi Paska Badai Seroja

author
2 minutes, 51 seconds Read

PEMERINTAH Kabupaten Alor dibawah kepemimpinan Bupati Drs.Amon Djobo, terus bergerak cepat dan bekerja maksimal, dalam upaya rekonstruksi berbagai sarana umum untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat, paska bencana alam Badai Siklon Tropis Seroja, yang melanda sebagian besar wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur, awal April 2021 silam.
Hal ini dikemukan Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Pembangunan (Bappelitbang) Kabupaten Alor, Obeth Bolang,S.Sos kepada wartawan, Sabtu (26/6/2021), di lokasi pembangunan Broncaptering (sistim instalasi pengolahan air, dalam sistim penyediaan air minum), di sumber air Seilaan, Desa Lendola, Kecamatan Teluk Mutiara.
Menurut Obeth, salah satu wujud respon cepat dari Pemkab Alor untuk mengatasi dampak bencana alam dimaksud, yakni merekonstruksi sejumlah broncaptering, termasuk di Desa Lendola yang rusak parah akibat banjir dan tanah longsor saat badai Seroja, awal April 2021 lalu.
“Pemerintah sedang bekerja dan terus bekerja untuk perbaikan sarana, prasarana infrastrktur dasar seperti sarana air bersih, jalan jembatan, perumahan masyarakat untuk kepentingan rakyat. Jangan sampai ada pihak yang beranggapan bahwa paska Badai Seroja, tidak ada upaya dari pemerintah daerah untuk mempercepat proses rehabilitasi dan rekonstruksi,”tandas Obeth.
Padahal, lanjut mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Alor ini, upaya pemerintah dilakukan terus menerus. Bahkan, kata dia, ada pekerjaan perbaikan jalan dan jembatan yang sudah selesai, serta pembangunan broncaptering, bukan hanya di Desa Lendola, tetapi juga di tempat lain.
Beberapa (broncaptering) lain yang belum dikerjakan, demikian Obeth, tim sudah diturunkan untuk penangannya. Menurutnya, rekonstruksi perumahan masyarakat juga demikian, dalam waktu dekat akan mulai dikerjakan tahap pertama.
“Bapa bupati Amon Djobo terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat melalui Kementrian/Lembaga terkait, sehingga proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana badai Siklon Tropis Seroja dapat dilaksanakan tepat waktu. Karena itu Pemkab Alor berterima kasih kepada Kementrian PUPR dan BUMN PT.Pembangunan Perumahan yang luar biasa memulai proses rehabilitasi dan rekonstruksi paska bencana badai Seroja di Kabupaten Alor dengan cepat, sehingga aktivitas masyarakat bisa normal kembali,”ujar Obeth, yang saat itu didampingi Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kabupaten Alor, Domi Salmau,ST.

Bak penampungan air bersih di Seilaan, Desa Lendola, Kecamatan Teluk Mutiara

Menurut Domi Salmau, PT.Pembangunan Perumahan (PT.PP) sebagai BUMN yang dipercayakan untuk melakukan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Alor yang terkena bencana badai Seroja pada awal April 2021. Salmau menegaskan, bahwa PT.PP mulai bekerja menggunakan dana mereka sendiri, dan nanti baru akan dibayarkan oleh pemerintah pusat sesuai jumlah nilai yang dihabiskan dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi dimaksud.
“Mereka (PT.PP) baru menerima SPK, tetapi kontraknya belum. Dalam penanganan bencana itu SPK-nya mendahului, sehingga mereka mulai bekerja menggunakan dana sendiri, dan nanti dibayarkan setelah pemerintah melalui Kementrian PUPR mengajukan permintaan (anggaran) kepada Kementrian Keuangan,”kata Salmau sembari menyebutkan bahwa untuk penanganan sarana air bersih sekitar 10 lokasi di Kabupaten Alor.
Menurut Domi Salmau, saat badai Seroja yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor, broncaptering pada lokasi sumber air di kali Seilaan, Desa Lendola itu tertimbun material dan hancur, sehingga dibangun ulang dengan gambar konstruksi yang baru.
Secara teknhis, Sularno sebagai pelaksana Broncap dari PT.Pembangunan Perumahan menjelaskan, bahwa broncaptering di Seilaan yang baru dibangun itu berukuran 8,2 Meter x 6,20 Meter, dan tinggi 1,50 Meter. Ukuran ini, jelas Sularno, jauh lebih besar jika dibandingkan dengan broncaptering sebelumnya.
Mengenai biaya untuk pembangunan broncaptering tersebut, kata Sularno, masuk dalam satu paket pembiaya pasca bencana Seroja di Kabupaten Alor sehingga tidak bisa disebutkan terpisah-pisah.
Waktu pelaksanaan rekonstruksi broncaptering di Seilaan-Lendola itu sekitar satu bulan, karena menurut Sularno, berkat dukungan masyarakat dan Pemerintah Desa Lendola dibawah kepemimpinan Kades Imanuel Ouw. (ap/tim-linuskia)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *