alorpos.com—THRESHER Shark Indonesia (TSI) sukses menggelar rangkaian kegiatan Field Trip (kunjungan lapangan atau studi lapangan) Kurikulum Konservasi Laut yang melibatkan sembilan Sekolah Dasar (SD) di Pulau Pura, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Sebagaimana press release dari Staff Komunikasi TSI Alor yang diterima media ini, Rabu (28/5/2025), bahwa kegiatan Field Trip Kurikulum Konservasi Laut ini berlangsung selama empat hari, sejak 20 Mei hingga 23 Mei 2025, berlokasi di Pantai Fetabang dan Pantai Abila, Pulau Pura.
Program ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar langsung kepada siswa mengenai tiga ekosistem penting yang telah mereka pelajari di kelas, yaitu ekosistem lamun, terumbu karang, dan mangrove. Setiap harinya, dua hingga tiga sekolah mengikuti aktivitas eksplorasi di lapangan.
Di ekosistem terumbu karang, para siswa belajar membedakan secara langsung jenis-jenis karang keras dan lunak serta mengamati berbagai biota laut yang hidup di dalamnya.

Pelajar SD di Pulau Pura saat menyelam dalam program Field Study Kurikulum Konservasi Laut untuk mengamati berbagai biota laut, termasuk terumbu karang
Selanjutnya, mereka diarahkan untuk mengobservasi ekosistem lamun yang berada lebih dekat dengan garis pantai.
Seluruh siswa.dilengkapi dengan kacamata renang dan pelampung tangan untuk menjamin keselamatan selama kegiatan berlangsung.
Untuk mengenal lebih jauh ekosistem mangrove, para siswa melakukan perjalanan menggunakan perahu motor selama sekitar 10 menit menuju Pantai Abila.
Di sana, mereka mempelajari jenis-jenis mangrove yang tumbuh di sekitar kawasan tersebut, serta mengikuti simulasi penyemaian biji mangrove (propagule).
“Setelah disemaikan, mangrove membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat bulan untuk mulai menumbuhkan akar dan daun sebelum siap ditanam,” jelas Lekison Padafani, staf restorasi mangrove Thresher Shark Indonesia kepada para siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor, Ferdy I.Lahal sedang berbicara dalam kegiatan Thresher Shark Indonesia
Kegiatan ini tidak hanya melibatkan siswa, tetapi juga mendapat dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, serta Lurah, tokoh-tokoh masyarakat dan jemaat gereja setempat.
“Kami berharap para siswa tidak hanya sekadar belajar, bermain, dan berenang. Lebih dari itu, kami ingin mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang mencintai alam dan memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Karena masa depan laut kita, semua ada di tangan mereka,” ujar Yodhikson Marvelous Bang, Operational Manager Thresher Shark Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Thresher Shark Indonesia dalam membangun literasi lingkungan sejak dini, serta menumbuhkan kecintaan terhadap laut dan keberlanjutan ekosistem pesisir di Alor.
Tentang Thresher Shark Indonesia

Pelajar SD di Pulau Pura-Kabupaten Alor, dengan perahu saat mengikuti Field Study Kurikulum, Konservasi Laut yang dilaksanakan Thresher Shark Indonesia
Thresher Shark Indonesia merupakan sebuah inisiatif yang bergerak di bidang konservasi Hiu Tikus berbasis masyarakat. Thresher Shark Indonesia dipelopori oleh anak muda Indonesia pada tahun 2018, dengan tujuan proyek ini adalah untuk memahami kerentanan populasi dan habitat kritis Hiu Tikus dengan melibatkan komunitas lokal.
Misi kami adalah untuk menyediakan informasi terkait habitat kritis Hiu Tikus di Alor, Nusa Tenggara Timur. Dengan melibatkan masyarakat, siswa lokal, pusat selam, dan resort untuk bergabung dan bekerja bersama dalam program-program kami. Hal ini bertujuan, untuk meningkatkan kesadaran dan semangat masyarakat tentang konservasi hiu tikus.
Informasi lebih lanjut:
Umar Tusin – Staff Komunikasi
087889880972. (ap/tim, editor:linuskia)