LIPANG, sebuah desa di wilayah Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu desa yang paling parah dilanda bencana alam Badai Siklon Tropis Seroja pada awal April 2021 silam. Belasan korban meregang nyawa karena tertimbun banjir dan lumpur batu, bahkan ada yang masih hilang hingga kini. Rumah tinggal, ternak, tanaman di kebun yang belum sempat dipanen, hancur lebur tersapu banjir dan angin topan.
Tragedy Seroja benar-benar meluluhlantakan Lipang. Bantuan kemanusiaan mengalir dari berbagai kalangan, tetapi tentu bersifat sementara. Warga butuh bantuan modal untuk memulai lagi menata usaha demi mempertahankan hidup di tengah situasi yang kian sulit akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.
Warga Lipang akhirnya bersyukur, karena harapan mereka itu terjawab melalui kebijakan dana Bantuan Khusus Keuangan (BKK) yang diletakan Bupati Alor, Drs.Amon Djobo dan wakilnya Imran Duru,S.Pd.,M.Pd dalam program Gemma Mandiri Jilid II, periode 2019-2024, demi mewujudkan Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar. Lipang merupahkan salah satu desa penerima dana BKK di Tahun 2021 ini senilai Rp 200 Juta. Bantuan tersebut dikucurkan secara bergilir kepada 175 desa/kelurahan di Kabupaten Alor.
“Selama saya duduk (sebagai Bupati Alor) lima tahun ini, semua desa/kelurahan akan dapat ini bantuan. Uang ini adalah uang masyarakat yang kami kembalikan kepada masyarakat untuk usaha apa saja yang bapak, mama sudah rencanakan bersama kepala desa lalu dinaikan ke kecamatan dan diverifikasi,”kata Bupati Alor Drs. Amon Djobo pada Acara Penyerahan Dana BKK di Desa Lipang Kecamatan Alor Timur Laut, Jumat (10/9/2021) silam.
Menurut Djobo, Pemkab Alor mengalokasikan dana BKK mencapai kurang lebih Rp 5 Milyar hingga Rp 6 Milyar per tahun guna membantu program pemberdayaan masyarakat di 158 desa dan 17 kelurahaan di daerah ini. Bantuan ini, kata bupati Djobo, nilainya kecil tetapi harus disyukuri masyarakat dan berusaha agar diperbungakan sesuai jenis usaha yang di kerjakan sehingga menjadi nilai yang besar untuk menopang ekonomi keluarga.
“Uang ini tidak cuma – cuma diberikan tapi uang ini harus digunakan dan diperbungakan sesuai usaha yang direncanakan sehingga dapat memberi hasil. Ingat itu,” pesan mantan Camat Alor Timur ini.
Ia mencontohkan beberapa KK penerima BKK di Pulau Pura dan di Desa Belemana-Alor Timur yang mulai sukses mengembangkan usaha perkiosan dan peternakan. Dari pengalaman beberapa penerima yang berhasil tersebut, di harapkannya agar 40 Kepala Keluarga Penerima BKK di Desa Lipang itu, paling tidak sekitar 30 sampai 35 orang harus berhasil mengelola bantuan dimaksud.
“Ini bukan bantuan bergulir. Karena itu usaha ini betul betul di rumah tangga bapak, mama sendiri. Uaha baik–baik sudah sehingga beberapa penerima yang punya keberhasilan tadi saya contohkan tadi menjadi catatan bapak, mama dalam bekerja mengelola usaha yang bapak, mama telah rencanakan,”himbau Djobo.
Sebelumnya, Kepala Bappelitbang Kabupaten Alor, Obeth Bolang,S.Sos yang mendampingi Bupati Alor menjelaskan, dana BKK adalah kebijakan Bupati Alor di periode 2019 – 2024, demi mendorong pertumbuhan usaha dan ekonomi masyarakat. Kebijakan seperti ini, kata Obeth, tidak ada di kabupaten/kota lainnya di Propinsi NTT.
Menurut Obeth, Bantuan Keuangan Khusus (BKK) untuk perbedayaan ini tiap desa sebasar 200 juta dan kelurahan sebesar 150 juta. Untuk tahun anggaran 2020/2021 BKK yang tersalur sudah sebanyak 54 desa/kelurahan dari 158 desa, 17 kelurahan di Kabupaten Alor. Mantan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Alor ini menjelaskan, bahwa dana BKK ini bersifat hibah putus, artinya dana ini diberikan secara cuma cuma kepada penerima tanpa pengembalian.
“Jadi dana BKK ini untuk per desa sebesar 200 juta dan untuk kelurahan sebasar 150 juta. Di satu kecamatan itu setiap tahun dialokasikan satu desa di 17 kecamatan. Untuk Kecamatan ABAD Selatan yang baru diresmikan pada di 11 Pebruari 2021, nanti di Tahun 2022 baru ada di 18 kecamatan,”tandas Obeth.
Lebih lanjut dia merincikan, bahwa di Tahun 2021 ini, ada 17 desa di 17 kecamatan dan 17 kelurahan yang menerima BKK, jika dijumlahkan, maka Rp 200 juta x 17 desa = Rp 3.400.000.000. Kemudian Rp 150 Juta x 17 kelurahan = 2.550.000.000. Jadi total keseluruhan dana BKK yang dikucurkan pada Tahun 2021 ini sebesar Rp 5.950.000.000 (lima milyar Sembilan ratus lima puluh juta rupiah),
“Jumlah dana BKK ini untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat, sebagai bagian dari upaya mewujudkan Program Gemma Mandiri dengan tiga pilar percepatan pembangunan yakni Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar,”tandas Obeth.
Sementara itu, Camat Alor Timur Laut, Tertius Lanmai, SH dalam sapaannya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Alor, Drs. Amon Djobo dan rombongan yang menyusuri topografi wilayah yang demikian sulit untuk membantu masyarakat setempat. Atas nama masyarakat, Lanmai juga menyampaikan terima kasih, karena menurutnya masyarakat di wilayah Alor Timur Laut merasakan dampak kemajuannya. Salah satu wujud kemajuan yang diungkapkan Lanmai, yakni kondisi ruas jalan dari Bukapiting (ibu kota kecamatan Alor Timur Laut) ke Desa Lipang, sudah lebih baik, jika dibandingkan dengan lima atau enam tahun sebelumnya yang sangat memprihatinkan. Dulu, kata Lanmai, Lipang, Pido dan sekitarnya cukup terisiolir karena topografinya yang begitu sulit dan menantang, tetapi di era Bupati Amon Djobo, Lipang-Pido sudah tidak lagi terisolir.
“Sudah kami rasakan banyak kebijakan yang bapak letakan untuk melayani kami disini sebagi pemenuhan dari pada program kegiatan yang bapak buat dalam konteks Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar, cukup kami rasakan, “ujar Lanmai dalam acara yang dihadiri pula Kepala Desa Lipang, David L. Tande, Ketua BPD Desa Lipang bersama anggota, Koordinator Pendamping BKK, Jefri Senlau,S.Kom, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan warga penerima BKK.
Sebagaimana press release Bagian Prokom Setda Kabupaten Alor yang diterima alorpos.com, bahwa penyerahan BKK itu secara simbolis bertempat di Kantor Desa Lipang kepada perwakilan peserta penerima BKK. Secara bergilir diserahkan oleh Bupati Alor Drs. Amon Djobo, Kepala Bappelitbang, Obeth Bolang,S.Sos, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Alor, Ignasius Laga Sani, S. Sos.,M.AP., Camat Alor Timur Laut, Tertius Lanmai, SH dan Kepala Desa Lipang, David L. Tande.
40 KK penerima BKK, masing masing menerima uang tunai senilai Rp. 5 juta sesuai dengan proposal bidang jenis usaha yang diusulkan, antara lain usaha pertanian, perbengkelan, peternakan, dan usaha perkiosan. Serah terima BKK tetap menerapkan protokol kesehatan demi mencegah penyebaran Covid-19. (ap/linuskia)