Tentara, Mantan Bupati Alor Itu Tutup Usia. Ini Kisah dan Ungkapan di WAG Alor Diaspora

author
5
5 minutes, 22 seconds Read

TEDDY SUTEDJO. Nama itu melegenda dalam sejarah Pemerintahan Kabupaten Alor. Ia adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Alor, periode 1978-1984. Teddy merupakan anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat berpangkat Letnan Kolonel (Letkol) ketika dipercayakan menjadi orang nomor satu di Kabupaten Alor menggantikan ‘anak tanah’ alm.Drs.Jack Djobo. Bupati Teddy kemudian populer menjalankan programnya di bidang pertanian melalui Panca Krida dengan “cara tentara” yakni Operasi Mainang dan Operasi Ombay.
Rabu (15/12/2021) kemarin, kabar duka menyeruak tentang mangkatnya Teddy Sutedjo. Media ini membaca ucapan turut berduka cita atas meninggalnya Teddy Sutedjo itu dilayangkan mantan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Alor, Denny Lalitan melalui WhatsApp Group (WAG) Forkomnas Alor Diaspora (wadah komunikasi warga Alor di rantau dengan warga Alor di Alor), Rabu (15/12/2021) pukul 16.20 Wita. Dalam banner ucapan duka cita yang diposting Denny Lalitan itu diinformasikan pula bahwa Ibadah Penghiburan untuk keluarga mendiang mantan bupari Alor yang terkenal tegas karena tentara itu dilaksanakan pada Kamis (16/12/2021) pujul 19.Wita (jam 7 malam) di rumah duka RSAD Udayana-Bali. Selanjutnya, Ibadah Pemberkatan Jenasah akan dilakukan pada Jumad (17/12/2021) Pukul 09.00 Wita di Rumah Duka RSAD Udayana-Bali dan Kremasi Jenasah almarhum Bupati Alor itu pada Jumad (17/12/2021) Pukul 11.00 Wita di Krematorium Kristen Mumbul-Nusa Dua, Bali.

Banner Ucapan Turut Berduka Cita atas meninggalnya Teddy Soetedjo yang diposting Denny Lalitan melalui WAG Forkomnas Alor Diaspora

“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik. Aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman (2 Timotius 4:7),”demikian ayat Alkitab yang dikutib untuk mengantar mendiang Teddy Sutedjo kembali menghadap penciptanya.
Membaca ucapan duka cita tersebut, anggota WAG Forkomnas Alor Diaspora yang juga mantan Ketua Komisi A DPRD Alor, Marthen Maure,SH langsung merespon dengan menyatakan turut berduka cita. Tak hanya itu, Marthen Maure yang pernah maju berpasangan dengan Drs.Mohmad Saleh Gawi sebagai Calon Bupati Alor dan Calon Wakil Bupati Alor pada Pilkada Alor Tahun 2013 silam ini mengungkap sekelumit kisahnya tentang sejarah bagaimana Teddy Sutedjo bisa menjadi Bupati Alor.

Letkol TNI AD Teddy Sutedjo saat dilantik jadi Bupati KDh Tingkat II Alor. Sumber Foto: Buku Tapak-Tapak Sejarah Perjalanan Pemerintahan Kabupaten Alor 1958-2008 yang ditulis Drs.Stonis Adang

“Ketika alm.Teddy menggantikan alm.Jack Djobo (sebagai Bupati Alor), tensi perpolitikan saat itu panas sepanas mentari di siang hari.. terjadi rapat-rapat para politisi, hingga rapat di rumah tripleks di Mola, yang saat om saya bp.alm.Benyamin A.Kande sebagai anggota dewan.. sejumlah politisi yang hadir saat itu antara lain (alm) G.I.Duka, bp.Kadir Kawali (ketua MUI Kabupaten Alor saat ini)..dan lain-lain.. untuk bagaimana mempertahankan Jack Djobo.. tetapi situasi negara dibawah kendali Soeharto (Presiden Indonesia ke 2 ) berkehendak Teddy Sutedjo yang harus menjadi bupati.. ultimatum pusat itu didukung oleh sejumlah politisi di Alor.. maka rapat-rapat pendukung Jack Djobo untuk 2 periode menjadi gagal. Kondisi perhelatan politik itu saya ikuti, dan masih ingat karena saya kelas 5 SD yang biasa menyalakan lampu semprong, siapkan siri pinang,”demikian penggalan kisah Marthen Maure yang dikutip media ini dari WAG Forkomnas Alor Diaspora yang dibentuk jurnalis muda Alor di Medan-Sumatra Utara, Devis Karmoy itu, Kamis (16/12/2021) pagi.
Pada bagian lain postingannya di WAG tersebut, Marthen Maure juga menilai bahwa sekecil apapun, Teddy Sutedjo telah berbuat untuk rakyat dan negeri berjuluk Nusa Kenari ini. Maure menuturkan bahwa mendiang Teddy Sutedjo pernah mengemudikan sendiri mobil yang menerjang banjir di wilayah Lembur yang saat itu belum ada jembatan demi melihat kondisi rakyatnya.
“Kehadiran bapa Teddy yang dimotori oleh Pemerintah Pusat pun menjadi pelajaran politik berharga bagi generasi penerus di negeri moko ini. Selamat jalan orang tua, budi baikmu kami kenangi selalu, Tuhan menyertaimu, keluarga mendapat penghiburan sejati dari Tuhan,”pungkas Marthen Maure, advokat senior Alor itu.
Ungkapan duka cita juga datang dari Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Alor, Zakarias Mautuka,S.Sos.,M.Ikom melalui WAG Forkomnas Alor Diaspora.
“Orang hebat. Selamat jalan opa Teddy. Sejarah yang telah opa ciptakan di bumi Nusa Kenari, akan jadi catatan penting untuk masa depan negeri ini,”tulis Zakarias Mautuka.

Buku karya mantan Camat Alor Selatan, Drs.Stonis Adang

Dalam buku berjudul; Tapak-Tapak Sejarah Perjalanan Pemerintahan Kabupaten Alor 1958-2008 yang ditulis Drs.Stonis Adang sebagai kado Pesat Emas atau 50 Tahun HUT Kabupaten Alor, yang mengetengahkan pula Bupati Alor Dari Masa Ke Masa, di sana tertera nama Teddy Sutedjo sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Alor, Tahun 1984-1989, menggantikan Drs.Jack Djobo selaku Bupati Alor Periode 1978-1984.
Stonis menulis dalam bukunya itu, bahwa Teddy Sutedjo dilantik sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Alor pada 6 Februari 1984 di Kalabahi. Dipaparkan Stonis Adang yang mantan Camat Alor Selatan itu, bahwa setelah Drs.Jack Djobo mengajukan permohonan meletakan jabatan sebagai Bupati Kepala Daerah Tingkat II Alor, maka DPRD Alor saat itu mengajukan tiga Calon Bupati KDH.Tingkat II Alor untuk dipilih, yakni Teddy Sutedjo (Letkol TNI AD), Drs.H.R.Bella dan Drs.Rasyid P.Lewa. Setelah pemilihan, tulis Stonis, berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 131-146 tanggal 2 Februari 1984, Teddy Sutedjo ditetapkan sebagai Bupati KDh.Tingkat II Alor, dan dilantik pada 6 Februari 1984 oleh Gubernur NTT, dr.Ben Mboy.
Di masa pemerintahannya, Teddy Sutedjo menitikberatkan pembangunan pada sektor pertanian, dengan prioritas empat wilayah, yakni; Wilayah Pengembangan A meliputi Kecamatan Alor Timur dengan pusat pengembangan di Lantoka, Maritaing dan Bukapiting.Wilayah Pengembangan B meliputi Kecamatan Alor Selatan dan Alor Barat Daya, dengan pusat pengembangan di Apui dan Buraga. Wilayah Pengembangan C meliputi Kecamatan Alor Barat Laut, dengan pusat pengembangan di Kokar, Kalabahi dan Mainang. Wilayah Pengembangan D meliputi Kecamatan Pantar, dengan pusat pengembangan di Kabir dan Benaang.

Bupati Alor dari masa ke masa (1958-2008). Sumber Foto: Buku Tapak-Tapak Sejarah Perjalanan Pemerintahan Kabupaten Alor 1958-2008 yang ditulis Drs.Stonis Adang

Bupati Teddy Sutedjo terkenal di Alor dengan programnya yang disebut Panca Krida, yakni Terasering, Tanaman Perdagangan, Gizi, Keterampilan, Perkumiman, yang operasionalnya dilakukan melalui Operasi Mainang dan Operasi Ombay.
Bupati Teddy Sutedjo kemudian digantikan Drs.Hosea Dally selama dua periode yakni 1989-1999. Hosea Dally digantikan Ir.Ansgerius Takalapeta yang juga sebagai Bupati Alor dua periode, 1999-2009. Kemudian di era pemilihan langsung oleh rakyat, Drs.Simeon Th.Pally terpilih sebagai Bupati Alor periode 2009-2014. Hingga saat ini, Drs.Amon Djobo yang dipilih masyarakat menjadi Bupati Alor untuk dua periode yakni 2014-2019 dan 2019-2024.
Sebelum Drs.jack Djobo, Bupati Kepala Daerah Tingkat II Alor adalah DRs.Umbu S.Peku Djawang (1972-1978), J.O.Ledo,BA (1967-1972), Umbu Marthinus Dikky (1963-1967), Jhon Bastian Denu (1960-1962) dan Syarif Abdullah sebagai Pejabat Sementara Bupati Kepala Daerah Tingkat II Alor Tahun 1959-1960. (ap/linuskia)

Similar Posts

5 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *