Singhs: Alor Bergerak Dari Satu Titik Kemajuan ke Titik Kemajuan Yang Lain

author
2
6 minutes, 20 seconds Read

WAKIL Ketua DPRD Kabupaten Alor, Sulaiman Singhs,SH., ketika menyampaikan sambutannya dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RKPD Tingkat Kecamatan pada sejumlah kecamatan, mengemukakan berbagai dinamka pembangunan serta capaian yang telah diraih selama kurang lebih sembilan tahun masa kepemimpinan Bupati Drs.Amon Djobo,M.A.P., dan Wakil Bupati Irman Duru,S.Pd.,M.Pd.
Saat berbicara di Musrenbang Kecamatan Alor Barat Laut di Ladon, Desa Dulolong, Rabu (15/2/2023) lalu, Sulaiman Singhs menilai apa yang dikemukakan Camat Abal, Marthin De Pores Djeo,S.I.P dalam sapaanya itu luar biasa sebagai pemimpin sangat menguasai wilayah dan permasalahannya. Ia juga menilai Musrenbang kali ini sedikit spesial karena pada masa terakhir dari Bupati dan Wakil Bupati Alor dalam memimpin Kabupaten Alor selama dua periode ini. Karena spesial sehingga Anggota DPRD Alor tiga periode ini berpendapat bahwa Musrenbang RKPD tingkat Kecamatan Abal ditempatkan di Ladon itu pilihan yang tepat.
“Karena (Ladon) saat ini penuh dengan kabut. Ini orang bilang suasana Ilahia, suasana Ketuhanan karena kita berada di puncak. Jadi kalau saat naik menjadi pemimpin atau bupati dan wakil bupati itu agak hangat, tetapi kelihatannya turun (mengakhiri masa jabatan) ini dengan perlindungan Tuhan dengan baik, maka sejuk suasananya. Kabut turun ini suasana Ilahia, terlindungi,, hawanya dingin. Itu artinya orang menyelesaikan dengan suasana yang lengkap, aman, tentram. damai sejahtera. Sebagai Wakil Ketua DPRD, saya mewakili lembaga, mengucapkan limpah terima kasih atas kemitraan, dimana sebagai sesama unsur pemerintahan di daerah, bersama bupati dan wakil bupati mengolah berbagai kebijakan daerah untuk kepentingan kemaslahatan seluruh masyarakat Kabupaten Alor,”tandas Singhs.

Peserta Musrenbang RKPD Kecamatan Alor Barat Laut di Ladon, Desa Dulolong

Seluruh olahan kebijakan itu, lanjut Singhs, semua pihak bisa melihatnya dengan jelas, bahwa selalu bergerak dari satu titik kemajuan ke titik kemajuan yang lain. Politisi senor Golkar Alor ini mengaku saat menyampaikan sambutan di Musrenbang RKPD Kecamatan Pulau Pura, juga sudah dia sampaikan bahwa tidak boleh menafikan fakta bahwa kita bergerak dari satu titik kemajuan ke titik kemajuan yang lain. Dari segi pelayanan dasar, Singhs menilai bahwa warga Kecamatan Abal harus banyak bersyukur. Alasannya, karena dari sisi pelayanan dasar kesehatan saja, untuk gedung Puskesmas yang tampilannya seperti Rumah Sakit Tipe D itu, di tempat lain hanya ada di ibu kota kecamatan, sedangkan di Abal ada tiga karena yang desa juga dapat, yakni Puskesmas Alor Kecil dan Puskesmas Ternate.
“Makanya tadi saya bilang, apalagi yang disampaikan camat, bahwa untuk kemajuan ekonomi pemberdayaan, salah satu yakni lahirnya berbagai festival (Festival Tenun di Desa Ternate, Festival Alqura’an Tua di Desa Alor Besar, Festival Paralayang di Desa Hulani dan Alor Besar) semuanya ada di Abal. Untuk pergerakan ekonomi, wilayah Abal ini sangat strategis untuk pengembangan ekonomi. Mau dari Pulau Pantar, mau dari Peitoko (Pureman melalui jalur laut) pasti bertemu di (pelabuhan rakyat) Alor Kecil,”ujar Singhs.
Sehingga kemajuan demi kemajuan itu, lanjut Singhs, harus dilihat dari satu titik kemajuan ke titik kemajuan yang lain.
Menurutnya, cara melihat sebuah keberhasilan tidak seperti perumpamaan (peribahasa) “satu titik nilai rusak susu sebelanga”. Ia menilai itu cara pandang yang tidak cocok untuk melihat sebuah prestasi kerja, apalagi prestasi kera pembangunan. Karena, sambung Singhs, banyak faktor yang perlu diperhatikan, sehingga untuk melihat sebuah prestasi, harus punya pengetahuan yang cukup. Makanya, jelas dia, untuk menilai pembangunan itu ada lembaga-lembaga pemerintah yang tugasnya khusus untuk menilai suatu prestasi pembangunan, seperti BPK, BPKP, Irda Provinsi, Irda Kabupaten dan berbagai lembaga pemerintah lainnya untuk menilai.
“Makanya Musrenbang itu kenapa setiap tahun harus diadakan karena di forum itulah akan diramu berbagai aspirasi, dikombain dengan kemampuan keuangan daerah, dikombain lagi dengan bagaimana prioritas untuk dlakukan, dan kebutuhan apa sebenarnya. Jadi bukan apa yang disuka, tetapi aya yang dibutuhkan, sehingga begitu pembiayaan diberikan, dia mampu bergerak dengan kecepatan yang sama dari satu titik kemajuan yang satu, ke titik kemajuan yang lainnya, yang sifatnya berkelanjutan,”jelas Singhs.

Sulaiman Singhs (di mimbar) saat menyamopaikan sambutan di Musrenbang Kecamatan Abal

Karena itu, Singhs berpendapat bahwa data yang dipaparkan Camat Abal, Marthin De Pores Djeo,S.I.P., bahwa sesuai data ada 100 lebih anak stunting, dan 100 lebih gizi buruk di Abal, kalau orang yang tidak punya pengetahuan cukup dalam melihat kebijakan, maka persoalan ini (stunting dan gizi buruk) dianggap sebuah kegagalan.
“Tetapi kalau dalam pengetahuan yang cukup untuk melihat sebuah kebijakan, maka presoalan itu dilihat sebagai suatu problem yang harus diselesaikan dengan berbagai macam pendekatan. Tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai sebuah kebijakan program yang besar. Karena begtu suatu persoalan muncul, akan didekati dengan segala macam pengetahuan. Makanya dokumen-dokumen pemerintah itu disiapkan secara teknokratik. Masa sebuah dokumen yang teknokratik dan begitu bagus perencanaannya, bisa dinilai oleh orang yang hanya tidur di tempat tidur lalu main medsos (media sosial seperti facebook), bertanya Alor Kenyang, Alor Sehat, Alor Pintar itu yang mana. Ini karena melihat dengan kaca mata yang sangat buram, dengan pengetahuan yang sangat minim terhadap perjalanan sebuah program dan kegiatan, apalagi mau menilai sebuah keberhasilan,”tegas Snghs, sembari mengajak semua pihak agar selalu berpikir positif dalam melihat dan menilai sesuatu.
Kepada para kepala desa, Sulaiman Singhs yang dinilai berpotensi kuat sebagai salah satu bakal calon wakil bupati Alor berikutnya ini berpesan agar dalam pemanfaatan Dana Desa , harus ada kolaboratif antar kebijakan di desa dengan pemerintahan baik di kabupaten, propvinsi maupun dengan pemerintah pusat. Kolaboratif yang dimaksudkan Singhs, yakni bagian untuk desa dengan dana desa yang ada, fokusnya pemberdayaan, dan kalau perlu ketahanan pangan. Sedangkan infratstruktur pendukungnya, lanjut Singhs, menjadi domain pemerintah kabupaten. Dengan demikian, ujar Singhs, speed (kecepatan) dan akselerasi pembangunan kita berjalan cepat.

Wakil Bupati Alor, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd (kiri) ketika menerima dokumen Pokir dari Wakil Ketua DPRD Alor, Drs.Yulius Mantaon, didampingi Wakil Ketua, Sulaiman Singhs,SH dalam Sidang Paripurna DPRD Alor belum lama ini

Kesempatan itu, Sulaiman Singhs juga menjelaskan dinamika yang sedang terjadi di DPRD Kabupaten Alor saat ini. Menurut Singhs, Anggota Legislatif itu produk politik, hasil dari Pemilihan Umum (Pemilu) yang diikuti Partai Politik, ditetapkan oleh KPU dan diresmikan oleh pemerintah dan negara melalui Surat Keputusan Gubernur. Selanjutnya DPRD melaksanakan tugas bersama-sama dengan pemerintah untuk menyelenggarakan pemeritahan di daerah. Karena itu, Singhs menekankan bahwa DPRD dan Bupati harus bersinergi dengan baik. Tetapi Singhs berpendapat bahwa dewan itu lembaga politik sehingga dinamikanya berjalan begitu seruh.
“Di dewan itu sifatnya mengolah semua aspirasi, bukan mengeksekusi setiap aspirasi. Nah, kolaboratif itu, yang satunya (legislatif/DPRD) memperjuangkan aspirasi, yang satunya (eksekutif/pemerintah) mengolah aspirasi itu menjadi sebuah program dan kegiatan, kemudian mengeksekusinya,”ujar Singhs.
Soal pengawasan oleh dewan itu, Singhs menerangkan bahwa itu pengawasan yang bersifat politis, bukan pengawasan teknis.Soal pimpinan DPRD, Singhs menegaskan bahwa sifatnya kolektif kolegial sehingga ketika Ketua DPRD masih dalam proses terkait keputusan Badan Kehormatan, maka pimpinan DPRD yang lainnya yakni wakil-wakil ketua, tetap menjalankan tugas sebagaimana mestinya sehingga tugas dan fungsi lembaga dewan tetap berjalan normal.
“Kalau setiap kali komunikasi yang dibangun antara DPRD dengan pemerintah selalu dalam kondisi yang tidak stabil, karena persoalan kapasitas yang tidak tepat. Sekarang sudah aman. Saya merasakan, sepuluh tahun pmerintahan ini (dua periode Bupati Alor, Amon Djobo dan Wakil Bupati Imran Duru), saya menikmatinya luar biasa dan saya bangga karena Abal ini menikmati kenikmatan yang luar biasa. Bisa dibayangkan, Ternate yang pulau kecil saja punya jalan lingkar, punya Puskesmas, punya sekolah sampai SMP, dan orang Ternate tidak lagi pakai sampan untuk berlayar tetapi perahu motor yang mereka dan kapasitas mesinnya luar biasa,”papar Singhs disambut aplaus hadirin.
Kemajuan di Abal itu, menurutya karena komunikasi dan kolaborasi yang baik dengan pemerintah kabupaten. Singhs mengibaratkan anggota DPRD itu sama seperti nelayan yang memamcing, berapa banyak ikan yang didapat, tergantung cara memacing dan berapa mata pancing yang dipakai pada saat memancing. (ap/linuskia)

Similar Posts

2 Comments

  1. avatar
    xnxx says:

    Thanks foor one’s marvlous posting! I deinitely enjoyed reading it, yyou will bee
    a great author. I ill remember to bookmark yokur blog andd will come
    back vdry soon. I want to encourage yourself too continue your
    reat job, hazve a nice morning!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *