“JADI ini suatu kebanggaan buat saya, karena bisa terlibat dalam acara yang unik ini. Unik karena pertama kali, kain tenunan Indonesia, kain Alor dibentangkan di dasar laut. Alam Alor begitu indah, ditambah kreatifitas orang Alor yang indah dan unik merupakan kombinasi yang luar biasa”.
Demikian ungkapan Instruktur Divers, Hansen Oi ketika ditanya pemandu acara Alor Creative Market (ACM) , Beno Karibera, usai ikut membentangkan kain tenunan Alor sepanjang 12 meter pada kedalaman 12 meter pada perairan laut yang indah antara Pulau Kepa, Pulau Pura dan Pulau Alor, Minggu (1/11) sore.
Menurut Hansen, ini merupakan pengalaman pertamanya ikut membentangkan kain tenunan asli Alor yang indah. Ia berapi-api memuji alam Alor yang indah, dipadu dengan keunikan kreatifitas yang indah, merupakan kombinasi yang luar biasa. Ia berharap agar video saat membentangkan kain tenun Alor di dasar laut menjadi sejarah dan memotovasi anak-anak Alor agar melestarikan budayanya.
“Semoga hasil dokumentasi videonya menjadi cerita kepada anak cucu agar jangan berhenti meneruskan adat dan tradisi menenun,”himbau Hansen, pria kelahiran Sumatra dan besar di Jakarta ini.
Sebagai instruktur divers, Hansen mengaku sudah setahun berada di Alor dan sungguh menikmati keindahan alam bahari, maupun alam pegunungan dan aneka budaya dan kreatifitas orang Alor.
Sementara itu, Kapolres Alor, AKBP.Agustinus Christmas,S.I.K mengatakan bahwa pihaknya mempersiapkan diri selama lima hari mengikuti pelatihan diving agar bisa ikut membentangkan kain tenun Alor yang indah di dasar laut Alor yang indah pula.
“Saya bersama tim sudah lima hari mengikuti pelatihan di Alor Dive, sehingga ini kesempatan pertama kali bagi kami membentangkan kain tenun sepanjang 12 meter di dasar laut. Ini juga pengalaman pertama yang luar biasa,”tandas Agustinus.
Ia menceritakan, bahwa pihaknya sempat coba untuk membentangkan kain tenunan sepanjang 12 meter itu di kedalaman 17 meter, tetapi karena arus laut di sekitar perairan Pulau Kepa- Pulau Pura dan Pulau Alor itu cukup kencang sehingga para divers memutuskan untuk naik pada kedalaman 12 meter. Alam Alor, termasuk alam bawah laut Alor dinilai Kapolres sangat indah.
“Karena itu pesan saya, tolong dijaga alam yang indah ini, sehingga kita bisa wariskan kepada anak cucu dalam keadaan tetap indah dan lestari. Dengan demikian anak cucu kelak tidak hanya mendengarkan cerita seperti dongeng, yang katanya bahwa laut Alor ini indah, ternyata ketika mereka (anak cucu) diving (menyelam) tidak menemukan lagi keindahan.Mari kita jaga bersama keindahan bawah laut Alor,”ajak Agustinus, didampingi sejumlah diver, termasuk Yopi Tolang, salah satu staf dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Alor.
Usai membentangkan kain tenun Alor di kedalaman laut 12 meter, Agustinus yang belum lama bertugas sebagai Kapolres Alor itu menyerahkan kembali kain tenun tersebut kepada salah satu pegiat tenun ikat Alor yang sudah mendunia, Syariat Tole. Penemu puluhan bahan pewarna alam untuk mewarnai benang yang dipintal dari tanaman kapas ini mengaku terharu karena hasil karya mereka dihargai dalam ajang ACM dimaksud. Syariat Toleh berpesan kepada Kepala Dinas Perkebunan dan Pertanian Kabupaten Alor, Ir.Yustus Dopong Abora, agar mereka dibantu pupuk dan polibek untuk keperluan pengembangan tanaman kapas sebagai bahan dasar utama tenun ikat Alor.
Asal tahu saja, Event Alor Creative Market (ACM) perdana, sukses digelar selama dua hari, sejak dibuka Bupati Alor, Drs.Amon Djobo, Sabtu (31/10/2020) hingga ditutup Kapolres Alor, AKBP.Agustinus Christmas,S.IK., Minggu (1/11) 2020 di Taman Suaka Alam Pesisir (TSAP) Sebanjar, Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Dalam sambutan pembukaan, Bupati Djobo menilai kegiatan ACM di TSAP Sebanjar sebagai momentum kebangkitan era pasar digital di Kabupaten Alor sehingga untuk mempromosikan dan menjual berbagai produk unggulan daerah. Menurut Djobo, kita harus fokus pada potensi unggulan apa yang mau didahulukan dalam pengembangannya sehingga hasilnya maksimal dan punya nilai tambah ekonomis bagi masyarakat.
“Kita tidak bisa rambang semua potensi sekaligus tetapi disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah sehingga harus memilah mana yang harus didahulukan,”tegas Djobo.
Bupati pencetus tagline Alor Surga di Timur Matahari ini berpesan kepada penggagas ACM (Adi Gerimu, Santy Maro, Wan Djafar, Dani Manu), agar kegiatan ini harus berlanjut secara periodik.
“Gagasan baik ini saya harap tidak boleh berhenti hari ini. Harus berlanjut di waktu-waktu mendatang. Karena sudah creative market, maka pasar lokal dan aneka kreatifitas produk harus lebih diberdayakan,”himbau Djobo, sembari berpesan kepada pelaku pariwisata agar selalu bersinergi menjual potensi pariwisata ke luar daerah sehingga bisa menarik minat para pembeli maupun investor masuk ke Alor. (tim)