MUSYAWARAH Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Tahun 2024 tingkat Kabupaten Alor telah dilaksanakan sejak Kamis (16/3/2023) silam di Aula Ishak-Ismail, di Kelurahaan Welai Barat, Kecamatan Teluk Mutiara. Musrenbang itu dibuka Asisten III Setda Provinsi NTT, Samuel Halundaka, didampingi Bupati Alor, Amon Djobo.
Kepada pers usai pembukaan Musrenbang tersebut, bupati Djobo mengatakan bahwa pelaksanaan semua kegiatan, baik fisik maupun non fisik untuk Tahun Anggaran 2023 sebagai hasil dari Musrenbang Tahun 2022, agar dipercepat. Menurut Bupati Alor dua periode ini, bahwa dia telah perintahkan semua pimpinan OPD agar percepat pelaksanaan program dan dan kegiatan baik fisik maupun non fisik itu, paling lambat telah habis kontrak per 31 Oktober 2023.
“Hal ini bukan karena masa jabatan saya dan bapak wakil bupati (Wakil Bupati Alor, Imran Duru) mau berakhir, tetapi karena kita tidak tahu kondisi cuaca dan kondisi alam yang akhir-akhir ini selalu menantang. Karena itu kita harapkan agar dana-dana walaupun kecil yang dikasih dari pusat, provinsi, tetap kita lakukan secara maksimal untuk kepentingan rakyat,”tegas bupati Djobo.
Mengenai musim hujan yang tak menentu, banjir, tanah longsor, angin kencang yang berpengaruh pada produksi pangan masyarakat petani, maka Djobo menghimbau agar berbagai kegiatan fisik maupun non fisik di setiap OPD pada Tahun 2023 ini, harus melibatkan masyarakat, sehingga masyarakat bisa mendapat uang untuk membeli bahan pangan demi keberlangsungan hidup.
“Kita ini daerah pulau tersendiri, sehingga kalau kita menggantungkan kebutuhan pangan dari daerah lain seperti Bima, Makasar, maka jika cuaca tidak memungkinkan kapal berlayar, maka kita akan kesulitan stok bahan pangan, terutama beras. Untuk itu penguatan kemandirian pangan lokal harus ditingkatkan,”himbau Djobo.
Pencetus Program Gerakan Membangun Menuju Alor Mandiri (Gemma Mandiri) inipun kesal karena kebanyakan warga usia produktif lebih memilih untuk bekerja pada sektor jasa seperti tukang ojek, pembantu rumah tangga di toko-toko dan sejenisnya, ketimbang mau serius menjadi petani.
Di lain sisi, Djobo menyadari bahwa pada musim tanam 2022/2023 ini, terjadi penurunan produksi pangan yakni jagung atau padi akibat perubahan iklim dan curah hujan yang tak menentu. Karena itu salah satu solusi yang diarahkan bupati Djobo, yakni semua program kegiatan pemerintah, baik fisik maupun non fisik di Tahun 2023 ini harus melibatkan masyarakat untuk bekerja.
“Apakah masyarakat siap kerikil untuk cor, siap pasir atau batu karang untuk dibeli dan sebagainya sehingga masyarakat bisa dapat uang untuk berbelanja bahan makanan untuk mengantarai hidup ini satu tahun kedepan. Saya harap semua Pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) agar memperhatikan hal ini. Kepada OPD yang berhubungan langsung dengan ‘perut” masyakarat agar selalu ada di lapangan, agar membantu dan memotivasi masyarakat untuk menanam ubi, kacang-kacangan, pisang dan lain-lain, memanfaatkan sisa musim hujan ini,”hmbau Djobo.
Akhir tahun (2023) ini, ungkap Djobo, dia dan wakil bupati Imran Duru sudah mengakhisi masa jabatan. Tetapi baginya kecintaan, kerinduan dan perhatian mereka pada masyarakat bukan tergantung pada masa jabatan. Karena itu Djobo mengingatkan, bahwa Musrenbang Kabupaten Alor Tahun 2024 yang dibawah ke Musrenbang Tingkat Provinsi NTT dan Musrenbang Nasional, tetap memprioritaskan kebutuhan-kebutuhan dasar masyarakat. (ap/linuskia)