MUSABAQAH Tilawatil Qur’an (MTQ) Ke XXIX Tingkat Kecamatan Alor Barat Laut (Abal), Kabupaten Alor yang berlangsung sejak pembukaan pada Senin (8/5/2022) hingga Senin (16/5/2022) berlangsung semarak dalam nuansa kekerabatan tanpa sekat. Hal itu berkat dukungan semua pihak, termasuk kalangan non muslim. Pembukaan MTQ di halaman Masjid Ainul Yaqien, Desa Lewalu yang dipandu Rahmatia Baly,S.Pd ini, diawali dengan pembacaan Ayat Suci Alqur’an oleh qori Ilham Djuma. Nampak hadir Camat Alor Barat Laut, Martinus De Pores Djeo,S.IP bersama sejumlah tokoh kehormatan, diantaranya Wakil Ketua DPRD Alor, Sulaiman Singhs,SH., Ketua MUI Abal, Ahmad Karim, Kepala KUA Abal, Abdul Gofarudin,S.Ag., Ketua LPTQ Abal, Bahrudin Djanti, serta Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP., Kepala Desa Lewalu, Ruslan Panawa.
Setelah menyanyikan lagu Indonesia Raya oleh Paduan Suara Gabungan SMK Negeri Ampera dan Badan Kontak Majelis Taqlim Kecamatan Abal, serta Laporan Panitia yang dibacakan Otovianus Laa (Kepala Desa Dulolong Barat), Sulaiman Singhs,SH didaulat sebagai sesepuh Alor Barat Laut untuk menyampaikan sambutan.
“Saya diberi kesempatan untuk menyampaikan sambutan sebagai sesepuh. Sebenarnya masih banyak yang layak untuk berdiri sebagai sesepuh Kecamatan Alor Barat Laut. Tetapi mungkin dengan segala pertimbangan, saya diberikan kesempatan menyampaikan sambutan. Maka terlebih dahuku saya menyampaikan permohonan maaf kepada bapak/ibu semuanya yang telah mendaulat saya untuk menyampaikan sambutan atau sapaan ini,”ujar Singhs.
Singhs menilai begitu semarak dan lancarnya kegiatan dan dukungan dari berbagai pihak dalam meyukseskan MTQ Kecamatan Alor Barat Laut, sebagaimana yang disampaikan Panitia Pelaksana.
“Dukungan yang begitu besar, baik oleh keluarga yang tinggal di Abal, di kota Kalabahi, maupun yang di perantauan, demi terselenggaranya sebuah event kecamatan untuk membina rohani kita semua, yakni MTQ ke-XXIX Tingkat Kecamatan Alor Barat Laut di Desa Lewalu,”tandas Singhs yang sudah tiga periode dipercayakan masyarakat Kecamatan Abal dan Kecamatan Pulau Pura (Daerah Pemilihan II) di DPRD Kabupaten Alor ini. juga dikenal sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Alor ini.
Karena itu Singhs menegaskan bahwa ucapan terima kasih layak disampaikan terhadap semua bantuan yang telah diberikan. Singhs berpendapat, bahwa tema MTQ tersebut, yakni “Mewjudkan Generasi Qur’ani Yang Beriman, Berakhlak, Cerdas dan Toleran Menuju Abal Yang Maju dan Sejahtera, tentu dalam kaitannya dengan bagaimana membumikan Alqur’an sebagai nafas dan perilaku semua insan di Abal ini”.
“Menciptakan insan yang Qur’ani, terkait bagaimana mengoperasionalkan sikap dan tindakan kita. Kalau sedikit kita berbicara, untuk sebuah event kita begitu antusias, maka nilaiyang kita ambil adalah bagaimana membangun sebuah kebangunan (non fisik) rohani. Saat-saat ini, kita semua masih terobsesi untuk menerapkan nilai pembangunan fisik, sedangkan pembangunan rohani yang non fisik, kelihatannya hingga saat ini masih terlewatkan,”tandas Singhs.
Menurutnya, membumikan Alqur’an bukan dengan bangunan Masjid yang megah, tetapi bagaimana persoalan keumatan menjadi sesuatu yang harus diperhatikan. Karena, lanjut Singhs, sampai saat ini, setiap masjid belum mempunyai data base tentang jemaahnya.
“Data base tentang jemaah ini penting, karena dalam kegiatan-kegiatan amaliah, bagaimana kita melaksanakan kewajiban berupa zakat, sedekah, imfak dan lain-lain. Ini merujuk pada ketepatan sasaran, sehingga apa yang kita maksudkan dengan membumikan Alqur’an, benar-benar tergambar pada langkah kita,”tandas Anggota DPRD Alor tiga periode ini.
Ia mengungkapkan bahwa selama ini tidak ada data base tentang berapa jamaah yang dimiliki, berapa dewasa, remaja dan anak-anak. Berapa yang punya pekerjaan, berapa yang masuk kategori kaum papah/miskin, berapa janda/balu dan yatim piatu.
“Kita tidak punya data base itu. Marilah dengan kegiatan MTQ ini, dalam rangka membumikan Alqur’an, kita mulai dari Abal sini, tentang bagaimana membuat data base setiap jamaah kita. Setiap Masjid harus mempunya data base tentang jamaah, sehingga setiap sedekah atau zakat yang disampaikan bisa tersalurkan dengan benar dan sampai pada orang yang berhak,”saran Singhs.
Karena itu, lanjut Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Alor ini, bahwa perlu memulai dengan suatu pemikiran baru, untuk bagaimana membuat data base jamaah di setiap Masjid. Maksud Singhs, agar dapat diketahui berapa besar potensi orang yang bisa memberikan sedekah, dan potensi orang yang berhak menerima sedekah.
“Karena sampai saat sekarang, kita senang dengan berlomba untuk mempercantik, memperbesar, mempermegah secara fisik, tetapi dalam pembangunan kesejahteraan rohania, kita begitu rapuh. Kita kebingungan untuk menyampaikan sesuatu kepada orang yang berhak untuk menerimanya. Kali ini, topik yang satu ini saja yang saya sampaikan bagi kita semua, untuk bisa berpikir untuk membumikan Alqur’an secara nyata dalam setiap langkah dan perbuatan kita,”pungkas Singhs.
Sementara itu, Camat Alor Barat Laut, Martinus De Porres Djeo, S.IP mengawali sambutannya dengan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Kepala Desa Lewalu dan seluruh perangkatnya, Panitia Lokal, Panitia Kecamatan dan Kepala Desa Dulolong Barat, Oktovianus Laa, serta para donatur baik di ABAL maupun di luar ABAL, yang dinilainya luar biasa mensukseskan MTQ Tingkat Kecamatan ABAL ke XXIX. Menurut Martin, MTQ merupakan sebuah wahana pengembangan akhlak umat manusia, sehingga tujuannya bukan untuk mencari juara, bukan mencari pemenang, tetapi untuk meningkatkan pemahaman dan penghayatan terhadap Alqur’an, serta membudayakannya dalam kehidupan umat beragama dimanapun berada. Martin berpendapat, keterlibatan dan tanggungjawab pemerintah, lembaga agama dan lembaga adatiah sebagai satu kesatuan di wilayah Abal sangat dibutuhkan.
“Sehingga tujuan kita bersama, menjadikan masyarakat di ABAL ini maju dan sejahtera bisa terwujud. Hal itu sesuai tema MTQ Ke-XXIX yang diselenggarakan tahun ini, yakni Mewujudkan Generasi Yang Qur’ani Yang Beriman, Berakhlak, Cerdas dan Toleran Menuju Abal Yang Maju dan Sejahtera,”ujar jebolan STPDN ini.
Baginya, tema kegiatan itu sangat penting, tetapi sering disepelekan karena dalam kegiatan yang namanya lomba, maka pikiran hanya untuk meraih juara dan pulang bawah piala. Padahal, lanjut Martin, tema itu sangat penting. Suami mantan Ketua GAMKI Alor, Lim Th.R.Odja,S.Th.,M.Th ini kemudian menjelaskan soal Tema MTQ tersebut. Generasi Qur’ani, jelas Martin, artinya Alqur’an bukan hanya bisa dibaca, tetapi harus dimengerti maknanya dan melaksanakannya oleh setiap generasi manusia.
Sedangkan ‘Beriman’, lanjut Martin, menunjukan ketakwaan, keyakinan kepada Pencipta kita dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan ‘Berakhlak’, terang Martin, berhubungan dengan prilaku, tutur kata, cara berbicara, cara bertindak kita sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku.
“Untuk Generasi Berakhlak, ada satu penyair besar, yang di kalangan Muslim menyebutnya Nabi Sulaiman, orang Kristen menyebutnya Nabi Salomo atau Raja Salomo yang terkenal dengan kebijaksanaannya. Dalam Alkitab, Amsal adalah Nyanyian-nyanyian Salomo, Nasihat-nasihat Salomo yang mengatakan begini mengenai generasi yang beraklak, “Anak yang bijak memberikan suka cita bagi bapaknya, Tetapi anak yang bebal memberi duka cita kepada ibunya,”tandas Martin mengutip Nabi Sulaiman atau Raja Salomo.
Sedangkan mengenai Generasi Cerdas, jelas Martin, bukan hanya mampu menguasai Ilmu Pnegetahuan dan Teknologi, tetapi mampu membaca peluang di tengah tantangan, mampu keluar dari persoalan dan membalikannya menjadi peluang untuk sukses dan maju. Sementara itu, demikian Martin, “Toleran” itu menghormati antar sesama, menghormati perbedaan tanpa memandang perbedaan sebagai penghalang.
“Dari tema besar MTQ ini, para pendahulu leluhur kita sudah banyak berbuat yang luar biasa. Tantangan kita yang terbesar adalah, apakah kita bisa melanjutkannya atau tidak. Pembangunan di Abal ini tentu membutuhkan dukungan semua pihak. Kita di Abal adalah negeri yang istimewah, karena dari segi pemerintahan, semua orang tahu bahwa Abal ini kecamatan tertua dan melahirkan kecamatan-kecamatan lain. Dari segi agama, penyebaran Agama Islam mulai dari Abal. Dari segi adatiah, orang Alor itu datang dari Abal. Maka sebagai orang Abal, kita harus bersyukur bahwa posisi kita sangat istimewah,”ujar Martin, sembari berharap agar dengan moment itu, warga Abal tetap saling bersilahturahmi, bukan sekedar lomba.
Meski demikian, Martin memotivasi para peserta lomba agar tampil yang terbaik, sehingga MTQ ke XXIX Tingka Kecamatan Abal ini dapat sukses dan menghasilkan peserta-peserta terbaik yang akan mewakili Kecamatan Abal dalam lomba serupa di tingkat kabupaten, maupun yang lebih tinggi lagi.
Untuk diketahui, sebagaimana Laporan Panitia MTQ XXIX Tingkat Kecamata Abal yang disampaikan Oktovianus Laa, mengumumkan pula jumlah sumbangan dengan menyebut nama penyumbang dan jumlah sumbangannya secara terperinci, meski itu cukup menyita waktu hingga acara ini hingga larut malam. Terungkap total sumbangan Panitia Kecamatan yakni dari Aparatus Sipil Negara (ASN), Masjid/Gereja, Camat Abal dan para Kepala Desa/Lurah di Abal sebesar sebesar Rp 66.905.000. Sumbangan melalui Panitia Lokal (termasuk dari perantau) sebesar Rp 88.202.000. Total dana yang terkumpul sebesar Rp 155.107.000. Dari jumlah itu, ungkap Laa, dana yang sudah digunakan hingga saat Pembukaan MTQ yakni, yang bersumber dari dari Panitia Kecamatan telah digunakan sebesar 52.678.000, dan dari Panitia Lokal sebesar Rp 84.202.000 atau total telah digunakan Rp 136.880.000., sehingga saldo atau dana tersisa sebesar Rp 18.227.000.
Pembukaan MTQ Abal ke XXIX ini pun nampak meriah karena penampilan seorang Siswi SMK Ampera-Alor Barat Laut, Alorindah Bangkai yang non Muslim sebagai Dirigen Paduan Suara Gabungan SMK Ampera dan Ibu-ibu Majelis Taqlim Abal, dalam menyanyikan lagu Himne dan Mars MTQ , saat upacara Pengibaran Bendera MTQ oleh Pasukan Pengibar Bendera. (ap/linuskia)