MEI 2021 ini, Konggergasi Suster-suster Abdi Roh Kudus atau dalam Bahasa Latin, Servae Spiritus Sancti (SSpS) meryakan 100 Tahun atau Satu Abad kehadirannya di Pulau Timor (21 Mei 1921 – 21 Mei 2021). Tema perayaan 100 Tahun SSpS Provinsial Timor yang berpusat Atambua, dan wilayahnya mencakup Kabupaten Alor itu, yakni “Dalam Suka Cita Rohkudus, Bersyukur dan Berbagi Hidup”.
Karena itu, berdasarkan Rapat Bersama Komunitas SSpS Tombang pada Rabu (12/5/2021), maka disepakati mengadakan sejumlah kegiatan kemanusiaan dalam rangka merayakan 100 Tahun Kehadiran SSpS di Pulau Timor, yang wilayah provinsialnya termasuk Alor.
Maklum, penelusuran media ini, Konggergasi SSpS di Indonesia saat ini, terdiri dari lima provinsial yakni Provinsial Jawa berpusat di Surabaya, Provinsi Flores Barat di Ruteng, Provinsi Flores Timur di Kewapante-Maumere, Provinsial Timor di Atambua dan Provinsial Kalimantan yang berpusat di Palangkaraya. Sejarahnya, pada 8 Desember 1889 di Steyl, Belanda, Santo Arnoldus Jansssen mendirikan Konggergasi SVD (Societas Verbi Divini) untuk para pastor Misionaris Serikat Sabda Allah, dan Konggergasi SSpS (Servae Spiritus Sancti), yang dalam Bahasa Indonesia disebut Suster-suster Misi Abdi Roh Kudus. Sudah 100 Tahun SSpS hadir dan melaksanakan misi kemanusiaannya di Pulau Timor dan sekitarnya.
Sebagai Muder (pemimpin) Komunitas SSpS St.Mikhael Tombang-Alor, Suster Agnes Tere,SSpS barangkali melaksanakan sebuah prinsip hidup membiara yang pernah diutarakan Beata Josepha Hendrina Stenmanns,SSpS, yakni, “hari ini adalah hari untuk memberi terang kepada hidup orang lain, dengan jalan meneguhkan dan meringankan bebannya, walau hanya dengan sapaan yang ramah.”
Karena itu, sejumlah kegiatan yang disepakati Komunitas SSpS St.Mikhael Tombang dalam merayakan 100 Tahun Kehadiran SSpS di Pulau Timor, antara lain melakukan kegiatan sosial kemanusiaan bagi warga terkena dampak bencana alam Badai Siklon Tropis Seroja di Desa Kaleb dan Nule di Kecamatan Pantar Timur, Kabupaten Alor.

Kepada alorpos.com di Biara SSpS Tombang, Rabu (26/5/2021) sore, Sr.Agnes Tere,SSpS menuturkan, bahwa berdasarkan Rapat Bersama Komunitas SSpS Tombang, Rabu (12/5/2021), perayaan 100 Tahun SSpS masuk Pulau Timor, diawali dengan makan bersama para orang tua Lansia (lanjut usia) di wilayah Tombang yang tidak aktif bekerja lagi. Acara makan bersama itu, ujar Sr.Agnes, berlangsung pada Jumad (14/5/2021), diakhir dengan pemberian bantuan Sembako bagi Lansia dimaksud. Bagi Lansia yang tidak bisa hadir saat acara makan bersama karena faktor kesehatan, kata Sr.Agnes, maka bagiannya diantar ke rumah masing-masing, oleh komunitas SSps Tombang.
Sedangkan, lanjut Sr.Agnes, puncak perayaan Satu Abda SSpS hadir di Pulau Timor yang wilayahnya termasuk Kepulauan Alor ini, ditandai dengan Perayaan Ekaristi di Kapela Komunitas, yang dipimpin Pastor Paroki Yesus Gembala Yang Baik Kalabahi, Rm.Marselinus Seludin,Pr.
Pada moment Ekaristi tersebut, kami juga memohon berkat untuk perjalanan kami bersama rekan-rekan kerja menuju Desa Kaleb dan Desa Nule di Kecamatan Pantar Timur untuk menyerahkan batuan bagi warga setempat yang terkena dampak bencana alam badai Seroja pada 4 April 2021 lalu,”kisah sosok yang sudah 20-an tahun hidup membiara itu. Rombongan Komunitas SSpS Tombang yang dipimpin Sr.Agnes Tere menuju Pantar Timur dengan perahu motor melalui Pelra Desa Alor Kecil, Kecamatan Alor Barat Laut.
Menurut Sr.Agnes, setelah menempuh perjalanan sekitar 2,5 jam dari Kalabahi, rombongan tiba di Desa Kaleb dan disambut Kepala Desa Kaleb bersama warga di Posko penanggulangan bencana desa tersebut. Setelah menyerahkan bantuan bagi warga Desa Kaleb, dalam rangkaianan perayaan 100 Tahun SSpS masuk Timor itu, rombongan melanjutkan perjalanan melalui jalur laut menuju Desa Nule. Dari Desa Kaleb menuju Nule, ujar Sr.Agnes, sekitar 30 menit dengan perahu motor.

“Setelah merapat di Desa Nule, kami berjalan kaki menuju Posko Penanggulangan Bencana sambil menjunjung paket-paket bantuan, karena saat itu hanya satu unit sepeda motor yang dipakai untuk mengambil barang di pelabuhan. Tiba di Posko, kami disambut oleh Kepala Desa Nule, bapak Samrud Lau dengan ramah,”kisah Sr.Agnes.
Ia merasa bersyukur, karena pada umumnya di semua Posko Penanggulangan Bencana yang mereka datangi, disambut dengan suka cita oleh warga setempat. Pemerintah desa dan warga, ujar Sr.Agnes, berterima kasih atas kehadiran para suster yang turut bersolider atas derita warga yang terkena dampak bencana alam.
“Kami dalam melakukan pelayanan ini tidak membeda-bedakan suku atau agama, tetapi kepada semua orang secara universal. Warga masyarakat menyambut kami sesuai adat istiadat setempat. Mereka terharu, karena dalam situasi saat itu, kita hadir dan turut meringankan beban derita mereka, akibat bencana badai Seroja,”ungkap Sr.Agnes.

Dalam momentum tersebut, Sr.Agnes juga mengisahkan perjalanan sejarah kehadiran Konggergasi SSpS di Pulau Timor, serta misi yang berkmbang hingga ke Pulau Alor ini. Menurutnya, masyarakat sangat antusias mendengar, karena yang mereka tahu terkenal selama ini di Alor, adalah Kilinik Pelayanan Kesehatan di Tombang, sehingga mereka kira suster-suster itu sama seperti panggilan untuk perawat atau bidan di rumah sakit.
“Setelah saya menceritakan secara garis besar perjalanan dan kehadiran SSpS di Alor, disitulah mereka bisa tahu dan mengenal kita Suster-suster, mereka mendoakan serta turut mendukung karya misi SSpS ke depannya,”ujar Sr.Agnes.
Komunitas SSpS Santo Mikhael Tombang-Kabupaten Alor, sebagaimana diceritakan Sr.Agnes, turut peduli atas bencana Badai Siklon Tropis Seroja yang mengakibatkan banjir bandang, tanha longsor dan angina kencang yang melanda sejumlah kabupaten/kota di Propinsi NTT, termasuk Kabupaten Alor, pada 3-4 Mei 2021 silam. Suster-suster SSpS St.Mikhael tergerak hati secara spontan memohon bantuan dari sejumlah pengusaha di Kalabahi agar mengulurkan bantuannya bagi sesama di wilayah terdampak bencana. Dalam waktu singkat, upaya Suster-suster SSPS itu berhasil mengumpulkan berbagai jenis bantuan berupa sembilan bahan pokok (Sembako) untuk kebutuhan makan minum, pakaian dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan ketika itu.
Selasa (6/4/2021), Sr.Agnes Tere, SSpS dan Pastor Paroki Yesus Gembala Yang Baik Kalabahi, Romo Marselinus Seludin,Pr., bersama seorang pengusaha yang juga tokoh gereja Katolik setempat, Frans Yobeanto dan rombongan, menuju Desa Tominuku, Kecamatan Alor Tengah Utara dan Malaipea, Desa Welai Selatan, Kecamatan Alor Selatan. Tujuannya untuk menyalurkan berbagai sumbangan Sembako, pakaian dan obat-obatan yang dibutuhkan warga di wilayah itu, karena tertimpa bencana banjir bandang, tanah longsor dan angin kencang.
Menurut Sr.Agnes, rupanya ada pihak yang memotret dan mempublikasikan kegiatan pendistribusian bantuan bagi korban bencana badai Seroja yang mereka lakukan melalui media sosial Facebook (FB), sehingga mendapat simpati dari para donatur di luar Alor.
“Ketika membaca informasi melalui facebook , sejumlah donatur dari IPIC SVD Ruteng dan Jakarta tergerak hatinya untuk membantu para korban bencana Seroja di Alor, dengan mentransfer dana melalui komunitas SSpS St.Mikhael Tombang. Dengan bantuan dana tersebut, maka komunitas SSpS di Alor mampu bergerak untuk ikut mengatasi berbagai kesulitan yang dialami masyarakat pada sejumlah kecamatan di Kabupaten Alor,”kata Sr.Agnes.
Pada Rabu (14/4/2021), suster yang juga anak desa Puor di pedalaman Kecamatan Nagawtung- Lembata itu mengantar sumbangan berupa Sembako ke Maipiting di Kecamatan Alor Timur Laut. Suster Agnes mengaku bantuan Sembako itu diterima Ketua Posko Penanggulangan Bencana di wilayah itu, dan dibagikan kepada warga yang saat itu mengungsi di Aula Paroki St.Yakobus Rasul Bukapiting.

Selanjutnya, Jumad (16/4/2021), Sr.Agnes bersama Yunita Kedang menyeberangi laut menuju Desa Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah, sebagai salah satu wilayah yang terkena dampak badai Seroja yang cukup parah di Pulau Pantar itu. Menempuh perjalanan dengan perahu motor selama kurang lebih tiga jam dari Pelra (pelabuhan rakyat) Desa Alor Kecil, Kecamatan Alor Barat Laut menuju Desa Tamakh di Pantar Tengah, untuk menyerahkan bantuan bagi warga setempat. Kepala Desa Tamakh dan Pendeta Jemaat setempat bersama warga Tamkah, kata Sr.Agnes, sangat berterima kasih atas kehadiran Sr.Agnes dari Komunitas SSpS Tombang-Kalabahi untuk membantu warga yang terkena dampak bencana alam.
Senin (26/4/2021), Sr.Agnes melanjutkan misi kemanusiaannya menuju Ileba, Desa Lipang, Kecamatan Alor Timur Laut, wilayah pedalaman paling banyak warganya yang meninggal karena diterjang banjir bandang dan tanah longsor pada Minggu (4/4/2021) dinihari itu. Sama seperti di Tamakh-Pantar Tengah, di Lipang-Alor Timur Laut, Sr.Agnes juga diterima Kepala Desa Lipang bersama tokoh agama setempat dengan suka cita, karena membawa bantuan yang sangat dibutuhkan warga yang terkena dampak bencana badai Seroja itu.
Sekadar mengingatkan, sebagaimana data yang diperoleh media ini dari Posko Penanggulangan Bencana Kabupaten Alor per 10 April 2021, total korban manusia yang meninggal dan yang hilang sebanyak 41 orang. Rumah warga yang terkena dampak bencana sebanyak 1.963 unit, dengan perincian, Rusak Ringan 856 unit, Rusak Sedang 438 Unit, Rusak Berat 669 Unit. Prasarana umum yang yang rusak yakni 57 jembatan, dimana 2 jembatan rusak ringan, 6 jembatan rusak sedang, 49 jembatan rusak berat. Kerusakan infrastruktur jalan, yang rusak ringan 1, rusak sedsang 15 ruas, dan rusak berat 50 ruas. Abrasi Kali/Pantai, rusak ringan 1, rusak sedang 18, dan rusak berat 46. Saluran Drainase, yang rusak sedang 5 dan rusak berat 27. Tambatan perahu yang rusak ringan 3 dan yang rusak berat 18.
Sedangkan sarana pendidikan, yang rusak ringan 1, rusak sedang 17 dan rusak berat 37 unit sekolah. Sarana peribadatan, rusak ringan 1 unit, rusak sedang 13 unit dan rusak berat 1 unit. Sarpras lainnya, rusak ringan 1, rusak sedang 8 dan rusak berat 8. Fasilitas masyarakat seperti kebun, sawah, bengkel dan kios, yang rusak ringan 6, rusak sedang 7 dan rusak berat 26. Sarana Kesehatan, yang rusak sedang 4 unit dan rusak berat 6 unit. (ap/tim-linuskia)