PEMIMPIN Bank NTT Cabang Kalabahi, Vinsensius R.Sulu yang diwakili Ambrosius S.Kabby, mendampingi dewan juri yang melakuan Penjurian Tahap II dalam ajang Lomba Desa Binaan Bank NTT Tahun 2022 di Kabupaten Alor pada 28-30 November 2022 silam. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Propinsi NTT, Boby Liyanto didampingi Echi Marisa Killa dari Devisi Mikro Kecil dan Konsumen pada Kantor Pusat Bank NTT di Kupang yang melakukan penjurian tersebut mulai dari Desa Alimbung, Kecamatan Alor Tengah Utara, kemudian ke Desa Kamot, Kecamatan Alor Timur Laut, ke Desa Alor Besar dan Desa Aimoli di Kecamatan Alor Barat Laut, serta Kelurahan Kabir, Kecamatan Pantar.
Desa-desa binaan Bank NTT itu mendapat bantuan untuk pengembangan UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) yang dikelola oleh kelompok masyarakat sesuai potensi masing-masing. Untuk mengetahui seperti apa produk-produk usaha masyarakat yang telah dihasilkan, maka dewan juri yang dibentuk Bank NTT melakukan penjurian sebanyak dua tahap ke desa-desa binaan untuk melakukan penilaian. Di setiap desa binaan, dewan juri melakuan penilaian serta berdialog dengan masyarakat terkait apa yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas produk seperti bentui, cita rasa dan kemasan atau packaging telah dihasilkan.
Ambros S.Kabby mewakili Pinca Bank NTT Kalabahi, Vinsensius R.Sulu mengatakan bahwa, sejak kunjungan Tahap I di bulan September 2022, Bank NTT terus mendampingi kelompok-kelompok usaha yang ada untuk meningkatkan usaha ibu-ibu di Desa Alimebung, Desa Kamot, Alor Besar, Desa Aimoli dan di Kelurahan Kabir.
“Kami mulai pendampingan dari kelompok-kelompok usaha, mulai dari budidaya sampai tahap pengolahan. Usaha-usaha kelompok masyarakat inipun sudah pernah kami pamerkan pada bulan Oktober 2022, dan hasilnya cukup memuaskan, termasuk mama-mama di Alimebung,”kata Ambros.

Dengan pendampingan yang dilakukan Bank NTT, kata Ambros, maka untuk proses pengolahan ada perubahan yang lebih baik, demikian pula dengan kemasan juga ada perubahan dari hari ke hari. Jadi, lanjut Ambros, pengolahan mulai dari ukuran, komposisi dan cita rasa juga disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
“Kami juga berharap kepada bapak mama semua yang ada di kelompok usaha pada desa-desa Binaan Bank NTT, agar terus bekerja keras dengan mempertahan kualitas baik ukuran, komposisi, cita rasa dan kemasan yang bagus. Kami dari Bank NTT akan terus membantu untuk memasarkan produk-produk olahan yang ada di desa-desa, untuk dijual ke Kalabahi maupun ke luar daerah,”kata Ambros.
Menurut Ambros bahwa dalam pendampingan Bank NTT itu, ada kelompok budidaya dan kelompok pengolahan dan tentu akan dikembangkan lagi kepada kelompok lainnya sesuai potensi yang ada. Selanjutnya Bank NTT akan membantu mulai dari pengolahan, kemasan atau packaging, pemberian merek dan pemasaran.
“Saat ini kami (Bank NTT Cabang Kalabahi) membuka pemasaran di beberapa tempat, diantaranya Mini Market di Kadelang, dan juga ada offtaker yang siap membeli produk-produk hasil olahan kelompok ibu-ibu di desa. Karena itu kami siap untuk membantu pasarkan,”tandas Ambros.
Lebih jauh Ambros yang merupakan pejabat dari Devisi Kredit Bank NTT Cabang Kalabahi ini memotivasi, jika Kredit Merdeka maupun Kredit Mikro itu kalau berhasil digunakan untuk mengembangkan usaha yang ada, maka Bank NTT akan memberikan kredit lebih dari Rp 5 Juta, atau Rp 10 Juta bahkan lebih lagi. Yang penting, demikian Ambros, usaha produksi dari bapak mama sekalian berjalan lancar dan berkembang.

Sementara itu, Boby Liyanto selaku dewan juri Lomba Desa Binaan Bank NTT Tahun 2022 mengatakan bahwa Penjurian Tahap II ini sebagai tindaklanjut dari Penjurian Tahap I, untuk melihat apakah ada peningkatan atau tidak. Untuk itu Boby mengapresiasi Bank NTT Cabang Kalabahi dan jajarannya karena ada peningkatan. Ia mencontohkan, ada tambahan satu produk baru di Desa Alimebung, Kecamatan Alor Tengah Utara, yakni manisan asam, sehingga patut diapresiasi karena ada pergerakan peningkatan dari Tahap I penjurian. Selaku Ketua KADIN Propinsi NTT, Boby mengaku pernah berdiskusi dengan Ketua KADIN Kabupaten Alor, Denny Lalitan agar menyiapkan satu toko oleh-oleh khas Alor sehingga dapat menyerap semua produk olahan desa-desa Binaan Bank NTT ini.
“Kalau hanya tunggu kapan Bank NTT buat pameran baru kita jual juga kasihan karena tunggu lama berarti barang bisa rusak. Karena itu KADIN NTT coba membantu untuk menyerap produk-produk olahan tersebut. Untuk menjual produk dengan kemasan yang sudah bagus itu kalau hanya jual di pinggir jalan, belum tentu orang mau singgah untuk beli, dan kalau kena sinar matahari malah rusak. Karena itu perlu wadah, sehingga Bank NTT bekerja sama dengan KADIN untuk membuka tempat jualan seperti di Bandara Mali,”ujar Boby Liyanto, sembari berharap agar setiap Desa Binaan Bank NTT harus bisa menghasilkan produk-produk yang baru dan berkembang.
Boby Liyanto menambahkan bahwa Bank NTT sudah membantu pemerintah dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat. Karena itu dia memberi masukan sebagai dewan yuri, kalau Bank NTT Cabang Kalabahi membantu mulai dari produksi, packaging hingga pemasasaran, maka itu luar biasa. Satu hal lagi yang diingatkan Boby Liyanto yakni pendistribusian.

“Paling terakhir memang soal pendistribusian. Orang sudah buat-buat berbagai produk mau jualnya dimana. Untuk itu, Bank NTT dan saya juga akan meminta KADIN di sini (KADIN Kabupaten Alor) untuk berkomunikasi dengan pa Pinca Bank NTT Kalabahi (Vinsen R.Sulu). Karena KADIN ini membawahi seluruh bidang usaha, jadi sebenarnya semua toko juga Anggota KADIN. Tetapi maksudnya begini, pastikan bahwa bapak/ibu punya produk-produk olahan ini bisa dijual di mini market mana, super market mana. Daftar itu melalui Ketua KADIN,”kata Boby.
Menurut Boby, Bank NTT tentu membantu untuk memperkenalkan dan menyalurkan dengan menawarkan kepada mini market-mini market. Tetapi hal ini, jelas dia, tergantung pada produk.
“Kalau produk bagus pasti jadi rebutan. Kalau produk kurang baik, pasti hanya bisa minta tolong titip saja karena belum tentu laku. Makanya saya punya satu usulan, agar di Bank NTT setidaknya ada satu rak atau lemari untuk memajang produk-produk Desa Binaan Bank NTT, agar setiap hari orang banyak yang datang bertransaksi di Bank NTT bisa melihat dan ada yang tertarik pasti membeli,”himbau Boby Liyanto.
Hanya saja ia mengingatkan agar perlu ekstra hati-hati karena produk makanan itu expire date sehingga kalau stok terlalu banyak juga bisa-bisa kadaluarsa di lemari pajangan. Tetapi ia berpendapat, setidaknya ada contoh barang, sehingga bisa dilihat produk mana yang lebih laris maka stoknya diperbanyak, bahkan bisa juga dikirim ke Bank NTT Pusat untuk diperluas pemasarannya.
“Sedangkan KADIN Alor saya juga memberikan satu PR (pekerjaan rumah) buat mereka agar bisa membuka satu toko untuk memasarkan berbagai produk olahan dari desa-desa,”tandas Boby yang saat itu didampingi pula salah satu Anggota KADIN Alor, Kaleb Laamali,S.Th.

Sementara itu, Echi Marisa Killa dari Devisi Mikro Kecil dan Konsumen pada Kantor Pusat Bank NTT di Kupang, mengatakan bahwa dia mendampingi Boby Liyanto untuk melakukan Penjurian Tahap II Lomba Desa Binaan Bank NTT di Kabupaten Alor.
“Yang saya mau koreksi sedikit tentang packaging atau kemasan. Kalau kami di Kantor Pusat Bank NTT mau mengambil produk UMKM Binaan Bank NTT itu, yang diutamakan adalah selain cita rasa, packagingnya juga harus yang premium. Nah kalau yang begini, mungkin mama-mama jual di Alor seharga Rp 15.000. Tetapi kalau kemasannya sudah premium, maka di Kupang kami bisa jual sampai seharga Rp 50.000/pack. Itu kan nilai jualnya jauh lebih tinggi, tetapi itu laku kalau di Kupang,”kata Marisa.
Menurutnya, hal ini karena orang-orang (kelas menengah ke atas) biasanya lebih fokus melihat packagingnya sehingga harus lebih ditingkatkan lagi. Jadi, lanjut Marisa, pemasaran produk itu Bank NTT Pusat bisa bantu tetapi produk itu harus berkualitas premium.
Sekdes Alimebung: BANK NTT MELAYANI LEBIH SUNGGUH, KITA JUGA HARUS BEKERJA LEBIH SUNGGUH

Sebelumnya, Sekretaris Desa Alimebung, Kecamatan Alor Tengah Utara, Kabupaten Alor, Nehemia Matingmau dalam sapaannya menyampaikan selamat datang kepada pimpinan Bank NTT Cabang Kalabahi dan Dewan Juri untuk Penjurian Tahap II Lomba Desa Binaan Bank NTT. Nehemia berharap agar warga Desa Alimebung dapat menerapkan berbagai pengetahuan yang diperoleh dari para fasilitator Bank NTT sehingga dapat mengembangkan usaha ekonomi keluarga secara baik.
“Sesuai motonya, Bank NTT ini melayani kita lebih sungguh. Oleh sebab itu, ketika kita dilayani lebih sungguh dari pihak bank, maka kita para nasabah sebagai petani juga harus bekerja lebih sungguh, sehingga perhatian dari pihak bank jangan disia-siakan,”himbau Nehemia.
Ia mengaku bangga melihat ada hasil karya dari ibu-ibu di Desa Alimebung berupa keripik sayur, keripik keladi dan manisan asam. Menurutnya, petani yang kalau mau maju atau berkembang itu tidak semata-mata hanya menghasilkan bahan baku saja, tetapi harus berusaha dengan segala potensi yang ada untuk mengolah bahan baku yang ada menjadai barang jadi atau olahan, sehingga harga jualpun bisa lebih meningkat.
“Oleh karena itu, kelompok-kelompok UMKM yang sudah ada itu ditingkatkan, dan mohon agar ilmu yang ada itu ditularkan kepada generasi berikut, sehingga produk-produk yang ada ini jangan seperti istilah, panas-panas tahi ayam begitu,”kata Nehemia.
Ketika ada sentuhan dari pemerintah dan juga dari pihan bank, lanjut dia, semakin memotivasi masyarakat untuk memproduksi berbagai potensi lokal menjadi bahan olahan, baik itu olahan pangan maupun kerajinan tangan lainnya yang siap dijual. Nehemia juga berharap agar dalam menghasilkan produk olahan pangan seperti kripik dan sebagainya itu harus benar-benar memperhatikan kualitas dan kontinuitasnya.
“Bahan baku kita banyak, tetapi dalam menghasilkan produk itu harus memperhatikan cita rasa karena itu sangat penting untuk bisa diminati para pembeli. Karena itu harus terus belajar bagaimanan menghasilkan produk yang berkualitas. Hidup ini harus terus belajar sehingga dari cita rasa yang belum bisa diminati oleh pelanggan atau penikmat, maka kita beusaha pelan-pelan dengan proses belajar sehingga cita rasa itu sampai ke luar negeripun bisa diminati. Dengan demikian, nama Desa Alimebung dapat dikenal karena ibu-ibu yang punya keterampilan dan keahlian dalam menghasilkan produk-produk pangan lokal yang siap bersaing dengan produk-produk pangan dari daerah lainnya di Indonesia ini,”tegas Nehemia memotivasi.

Himbauan dan harapan senada juga dikemukakan pemerintah Desa Kamot, Kecamatan Alor Timur Laut, Desa Alor Besar dan Aimoli di Kecamatan Alor Barat Laut,serta Pemerintah Kelurahan Kabir, Kecamatan Pantar yang juga merupakan desa/kelurahan Binaan Bank NTT.
Kepala Desa Kamot, Kecamatan Alor Timur Laut, Imanuel Letmau menilai kehadiran Bank NTT membawa perubahan bagi masyarakat di desanya untuk mengolah potensi yang mereka miliki. Menurutnya, Kamot juga merupakan desa pertanian dan desa adat. Letmau mengaku bangga karena atas koordinasinya dengan pimpinan Bank NTT Cabang Pembantu Bukapiting, maka Desa Kamot menjadi salah satu Desa Binaan Bank NTT.
Imanuel Letmau meminta agar semua pelaku UMKM di desanya agar mendukung program dari Bank NTT dalam mensukseskan desa binaan. Pemimpin Bank NTT Cabang Pembantu Bukapiting, Arifin Baso mengatakan Kamot dipilih sebagai salah satu Desa Binaan Bank NTT, karena Kamot sebagai desa adat punya potensi untuk dijadikan tempat agrowisata dan dipadukan dengan potensi adat dan budaya setempat. Arifin juga mengemukakan bahwa potensi di Desa Kamot yakni produk pertanian dan perkebunan, diantaranya vanili, kopi, mente, kenari dan kemiri. Selain itu ada produk kerajinan tangan yang dibuat pemuda setempat seperti gelang kulit penyu, gantungan kunci dari ukiran cangkang buah kenari serta berbagai jenis ukiran kayu lainnya.
“Berbagai potensi ini tentu kita harus dukung, dan dukungan itu tidak bisa hanya dari bank saja, tetapi semua pihak bersama masyarakat yang berkepentingan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat Desa Kamot, maupun Pendapatan Asli Daerah,”tandas Arifin.
Sedangkan Kepala Desa Alor Besar, Sirajudin Ali,S.PdI berterima kasih kepada Bank NTT yang telah memberi pinjaman kepada masyarakat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam program Desa Binaan. Sirajudin berharap agar apa yang dilakukan pihak Bank NTT dapat meningkatkan usaha masyarakatnya.

Pemimpin Bank NTT Cabang Kalabahi, Vinsensius R.Sulu mengapresiasi Kepala Desa Alor Besar, Sirajudin Ali karena dinilianya begtu santun merangkul pemilik tanah yang terletak di pantai bagian depan Kantor Desa Alor Besar, dijadikan tempat membangun sejumlah lopo dan galeri untuk menampung produk UMKM warga setempat seperti olahan aneka pangan lokal seperti kue rambut, jagung titi, kue delapan, kue baruas, serta aneka tenunan khas Alor. Vinsen berharap agar usaha ini terus berkembang dan menjadi rest area yang bagus saat orang bepergian dari Kalabahi ke Kokar dan sebaliknya.

Sementara itu, Kepala Desa Aimoli, Gaddauna E.Beli menilai kepedulian Bank NTT melalui program Desa Binaan sangat bagus untuk memotivasi dan membantu masyarakat untuk mengembangkan berbagai jenis usaha sesuai potensi yang ada. Menurut Beli, wilayahnya memiliki lahan sawah seluas 35 hektare, maka produksi pertanian seperti aneka sayur, buah-buahan dan jagung muda menjadi bagian dari potensi ekonomi warga Desa Aimoli.

Aimoli juga terkenal dengan produk rumpul laut yang berkualitas. Selain itu, manisan jahe sebagai salah satu produk unggulan di desa ini. Produk minuman dan manisan jahe ini sangat menarik perhatian dewan yuri Festival Desa Binaan Bank NTT. Boby Liyanto selaku dewan yuri menyampaikan sejumlah catatan dan masukan dalam rangka peningkatan kualitas cita rasa dan kemasan atau packaging produk manisan jahe Aimoli.

Untuk diketahui Lima Desa Binaan Bank NTT di Kabupaten Alor itu punya produk unggulan masing-masing yang telah dihasilkan masyarakat setempat dan menarik perhatian dewan juri Festival Desa Binaan Bank NTT, yakni; Desa Alimebung di Kecamatan Alor Tengah Utara dengan produk keripik sayuran dan keripik keladi. Desa Kamot, Kecamatan Alor Timur Laut dengan produk sayuran, kemudian kerajinan tangan yang dibuat pemuda setempat seperti gelang kulit penyu, gantungan kunci dan kalung dari ukiran cangkang buah kenari, serta berbagai jenis ukiran kayu lainnya. Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat dengan produk unggulan berupa olahan aneka pangan lokal seperti kue rambut, jagung titi, kue delapan, kue baruas, serta aneka tenunan khas Alor.
Sedangkan Desa Aimoli, Kecamatan Alor Barat Laut dengan produk unggulannya rumput laut, manisan jahe serta aneka sayur dan buah-buahan. Kelurahan Kabir, Kecamatan Pantar memiliki produk unggulan yang telah dihasilkan yakni kue delapan (kue berbentuk angka delapan) dan abon ikan.

Reinhardjo selaku Kepala Sub Devisi Pariwisata dan Ekonom Kreatif (Kasubdiv Parekraf) pada Kantor Pusat Bank NTT mengatakan saat Penjurian Tahap I di Alor, bahwa Tahun 2022 ini merupakan tahun kedua pelaksanaan Festival Desa Binaan dibawah naungan Devisi Parekraf Bank NTT.
“Ini yang kami inginkan dari bapak/mama yang ada di desa-desa bisa bekolaborasi dengan kami, dan kami siap membantu untuk memasarkan produk yang sudah ada, dengan standar yang sudah kami sepakati bersama. Kami akan membuka pasar, tetapi yang perlu diperhatikan adalah kemasan, ijin edarnya sudah ada karena ini menyangkut makanan, minimal ijin PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Tetapi hasil produk tersebut tetap kami akan lakukan uji laboratorium, sebelum dikeluarkan ijin PIRT. Produk makanan itu, pada saat dijual harus punya standarisasi,”tandas Rei.
Rei harap agar setiap desa yang menjadi bagian dari Festival Desa Binaan itu punya satu produk unggulan. Produk itu menjadi ciri khas desa tersebut, tetapi tetap menggali semua potensi yang ada di desa tersebut. (ap/linuskia)