ASISTEN Administrasi Pembangunan (Asisten III) Setda Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Melkisedek Beli,S.Sos.,M.Si menyambut baik dan berterima kasih atas dideklarasikannya Komunitas Alor Tanpa Batas (ATB) yang bertepatan dengan hari kasih sayang atau Valentine Day pada 14 Februari 2023 silam.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Alor, saya menyampaikan terima kasih bahwa kerja pemerintah tidak saja oleh pemerintah sendiri. Berbagai hal yang tejadi di daerah ini telah medapat respon dari semua pihak, untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan-persoalan di daerah ini, kuhususnya terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak,”ujar Melki pada kegiatan yang diikuti ratusan anak-anak muda Alor di Stadion Mini Kalabahi itu.
Lebih lanjut Melki mengatakan, salah satu strategi Pemerintah Kabupaten Alor dbawah kepemimpinan Bupati Amon Djobo dan Wakil Bupati Imran Duru, yakni Mewujudkan Generasi Alor Sehat. Melki berpendapat, bahwa Generasi Alor Sehat, dimana tidak saja sehat secara fisik, tetapi juga sehat secara psikis dan rohani. Dan itu, lanjut Melki, saling mendukung dalam upaya pengembangan Sumber Daya Manusia yang ada di Alor.
“Pada Tahun 2030 yang akan datang, di dalam kontribusi besar bonus demografi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan ada sepertiga penduduk Indonesia akan dikuasai oleh mereka-mereka yang berada pada usia produktif,”kata Melki.
Karena itu, lanjut dia, upaya-upaya yang dilakukan, termasuk di Alor, adalah mempersiapkan generasi Alor secara baik, untuk menghadapi bonus demografi itu. Upaya untuk menjaga agar usia-usia produktif itu memberikan kontribusi bagi daerah, ujar Melki, maka salah satu upayanya, sebagaimana yang dilakukan Komuniats Alor Tanpa Batas.
Menurut Melki, peserta yang meghadiri kegiatan saat itu merupakan generasi Alor yang nantinya berada pada usia produktif di tahun 2030 nanti, dan mungkin ada yang bisa menjadi Bupati Alor di masa datang.
“Anda adalah generasi muda. Di pundakmulah terletak bagaimana perjuangan daerah ini ke depan. Karena itu saya mewakili Pemerintah Kabupaten Alor, sangat berharap agar semua kita menjadi agen untuk memberikan cinta kasih kepada semua orang. Menyatakan cinta itu dmana-mana tempat, untuk mengaktualisasikan bahwa kita adalah orang-orang bersaudara. Kepada Komunitas Alor Tanpa Batas, atas nama pemerintah kami menyampaikan terima kasih. Kita akan terus berkolaborasi bersama dengan komunitas-komunitas yang sudah ada di Alor ini, untuk bekerja sama membangun Alor agar semakin baik ke depan,”ajak Melki.
Sebelumnya, salah satu inisiator pembentukan Komunitas Alor Tanpa Batas, Vinsensius R.Sulu mengatakan bahwa kehadiran wadah ini bertolak dari kondisi sosial masyarakat, bahwa di Kabupaten Alor dalam satu dua tahun terakhir ini, banyak masalah yang bersinggungan dengan remaja, anak dan perempuan.
“Saya dan beberapa teman mengambil inisiatif sebagai lokomotif, apa yang perlu kita buat untuk Alor ke depan. Kami berharap teman-teman (wartawan) tidak di belakang kami, tetapi ada di samping kami,”kata Vinsen saat berdiskusi dengan para pekerja media di Alor, belum lama ini di Resto Mama-Kalabahi.
Saat itu Pemimpin Cabang Bank NTT Kalabahi itu didampingi Ketua Komunitas Alor Tanpa Batas, Pdt.Loisa Ena Blegur,S.Th., dan anggotanya seorang apoteker, Lusia D.Gora Tokan. Menurut Vinsen, Komuitas Alor Tanpa Batas ini melibatkan berbagai pihak, tidak melihat profesinya apa, agamanya apa, orang apa, suku apa, tetapi orang Alor yang punya tanggungjawab yang sama, untuk membantu masyarakat dan pemerintah dalam menyelesaikan masalah tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Alor.
Selain itu, lanjut Vinsen, masalah ketenagakerjaan yang berakar pada ketidakmampuan kita menyediakan angkatan kerja yang baik, dan menyediakan ruang bagi masyarakat untuk mendapatkan kerja.
“Kemudian ada hal yang lebih sensitif yakni pola hidup anak dan remaja yakni pergaulan yang cendrung bebas sebagai dampak dari media sosial yang tidak terkontrol. Selain itu, Alor ini dikarunia dengan alam yang begitu indah, tetapi belum dikelola secara baik, bahkan cendrung mengalami kerusakan karena disengaja atau tidak disengaja. Orang tidak segan-segan membuang sampah sesuka hati di tempat-tempat wisata. Hal-hal kecil inilah yang kita akan coba atasi ke depannya, sesuai Moto Komunitas Alor Tanpa Batas (ATB), yakni Menjangkau Alor Dengan Hati, ”kata Vinsen.
Visi ATB, jelas Vinsen, yakni menjadi fasilitator dan katalisator yang utuh, memfailitasi kebijakan pemerintah dengan sasaran dan tujuan untuk masyarakat, dan alam di sekitar kita. Sedangkan Misi ATB, lanjut Vinsen, pertama, berupaya melakukan edukasi dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan, anak dan remaja. Kemudian, sambung Vinsen, akan berupaya untuk melanjutkan pendampingan dan konseling. ATB juga akan melakukan edukasi kepada anak dan remaja tentang risiko pergaulan bebas dan penyakit menular seksual.
Menurut Vinsen, dalam waktu dekat, Komunitas Alor Tanpa Batas akan melakukan pendidikan vokasi terbatas untuk membuka mindset anak-anak muda di Alor, untuk tidak berpikir lagi menjadi Pegawai Negeri Sipil atau orang kantoran lagi, tetapi kantornya di laut, di kebun, di sawah, dan di kandang ternak. ATB juga, demikian Vinsen, akan mendorong masyarakat dan pemerintah, untuk memberikan perhatian yang lebih, terhadap hak-hak para pekerja di sektor non formal. Vinsen menilai ada gab (jarak) yang cukup besar antara Upah Minimum Regional (UMR) dengan kemampuan kita untuk mencukupi diri sendri dengan sembilan kebutuhan dasar.
Komunitas ATB itu lembaga sosial atau nirlaba, sehingga Vinsesn menegaskan bahwa ATB tidak bekerja dengan orientasi profit dan tidak berafiliasi dengan partai politik manapun.
Sementara itu, Pdt.Loisa Ena Blegur menambahkan bahwa kehadiran Komunitas ATB ini merupakan sebuah pergumulan panjang, dengan tujuan sebagaimana yang telah dipaparkan Vinsensius Sulu. (ap/linuskia)