PERSOALAN kelangkaan beras yang berdampak naiknya harga beras yang cukup meresahkan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, nampaknya sudah mulai teratasi. Seiring cuaca yang membaik, maka kapal-kapal barang mulai masuk ke Pelabuhan Kalabahi pada Senin (6/3/2023) membawa sedikitnya 639 ton beras, termasuk 391 ton beras milik Perum Bulog KCP Kalabahi.
Maka Pemerintah Kabupaten Alor bekerja sama dengan Perum Bulog (Badan Urusan Logistik) Kantor Cabang Pembantu (KCP) Kalabahi, untuk menggelar Pasar Murah Beras sejak Selasa (7/3/2023), langsung di Kantor Bulog KCP Kalabahi. Setelah empat hari melayani masyarakat yang datang membeli beras medium dengan harga murah, yakni Rp 8.700/Kg, pada Sabtu (11/3/2023), Pemkab Alor dan Bulog KCP Kalabahi menggelar Pasar Murah Bulog di Stadion Mini Kalabahi.
Kepala Dinas Perdangan Kabupaten Alor, Alyos Wakano,S.I.P dan Kepala Perum Bulog KCP Kalabahi, Daenny Nicxan Obidje yang ditemui media ini di Stadion Mini Kalabahi mengatakan, sebanyak 10 ton beras medium yang disiagakan saat itu untuk melayani masyarakat.
Pantauan alorpos.com, antrian warga berjalan normal, tidak ada kesan warga berdesak-desakan karena rebutan untuk mendapat jatah. Hal itu karena menurut Alyos Wakano dan Nicxan Obidje, kebutuhan beras sebagian besar masyarakat sudah terpenuhi sehingga tidak ada yang berdesak-desak di lapangan (stadion mini Kalabahi) ini.
“Selama empat hari kami layani masyarakat yang membeli beras melalui Satgas Perum Bulog di Kantor Bulog Kalabahi sehingga terserap sekitar 60 ton,”ungkap Nicxan Obidje.
“Dengan kondisi ini harga beras di pasar-pasar tentu akan turun,”sambung sambung Alyos Wakano diaminkan Nicxan Obidje.
Media ini sempat menanyakan harha beras premium pada sejumlah toko di Kalabahi dan harganya berangsur turun, dari sebelumnya mencapai Rp 17.000/Kg, kini turun menjadi Rp 13.500/Kg.
Menurut Nicxan Obidje, selama empat hari, bertempat di Kantor Bulog KCP Kalabahi, Satgas Perum Bulog melayani masyarakat Kabupaten Alor yang membeli beras sekitar 60 ton (60.000.000 Kg), dengan harga Rp 8.700/Kg, sehingga untuk satu karung beras ukuran 50 Kg seharga Rp 435.000/karung.
Karena itu Nicxan Obidje optimis harga beras di Alor kembali stabil karena pihaknya sudah menyebar beras dalam jumlah banyak kepada masyarakat. Menurutnya, minggu depan beras Bulog yang diangkut oleh kapal Flores Mandiri dari Surabaya akan tiba di Kalabahi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Alyos Wakano menambahkan, saat ini total beras yang masuk ke Alor, baik itu beras Bulog maupun beras swasta lainnya sebanyak kurang lebih 1200 Ton. Beras sebanyak itu, jelas Wakano, dibawah oleh sekitar 18 kapal, termasuk 2 kapal kontainer.
“Puji Tuhan, kemari kami cek di Pasar Baulang, orang sudah tidak toe (tidak peduli) dengan beras lagi karena warga kepulauan seperti Pulau Buaya, Pulau Terntate bahkan Pulau Pura sudah membeli sendiri beras di Satgas Perum Bulog yang siaga di Kantor Bulog Kalabahi dengan harga Rp 8.700/Kg, setelah beras Bulog masuk sejak Senin (6/3/2023) sebanyak 300 ton dari Nusa Tenggara Barat dan 91 ton dari Surabaya,”ungkap Wakano.
Terkait Mitra-mitra Bulog yang katanya akan ikut menyalurkan beras Bulog sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi), Kabulog KCP Kalabahi Nicxan Obidje mengatakan bahwa pihaknya belum melayani para mitra. Obidje dan Wakano senada mengatakan bahwa dulu pihak swasta yang ditawari untuk menjual beras Bulog selalu menolak, sehingga saat ini pihaknya belum meyalurkan beras Bulog melalui pihak swasta.
Tentang ada pengusaha expedisi di Pelabuhan Kalabahi bernama Wempi Hok yang mengaku kepada Anggota Komisi II DPRD Alor, bahwa dia akan mendapat jatah 150 ton beras dari Bulog Kalabahi untuk disalurkan kepada masyarakat, Obidje menegaskan bahwa pihaknya baru penjajakan dengan yang bersangkutan.
Wakano dan Obidje mengaku akan mendatangi lagi para mitra untuk kerja sama. Sedangkan di desa-desa, lanjut mantan Camat Pulau Pura ini, akan bekerja sama dengan Bumdes (Badan Usaha Milik Desa), tetapi harus jual dengan harga sesuai HET, yakni Rp 9.950/Kg. Obidje menambahkan, Bumdes mengambil beras medium di Bulog seharga Rp 8.600/Kg, kemudian dijual sesuai Harga Eceren Tertinggi (HET) Rp 9.950/Kg, maka sudah untung Rp 1.350/Kg. Kalau dalam satu bulan berhasil menjual 1000 Kg (1 ton) beras, maka Bumdes tersebut mendapat untung Rp 1.350.000.
“Keuntungan Rp 1000 lebih per Kg itu, kami rasa sudah cukuplah, jangan mau untung banyak-banyak sehingga menaikan harga beras Bulog lebih dari HET, kasihan masyarakat. Nanti kalau sudah ada yang mau kerja sama, maka ada perjanjian, dimana salah satu perjanjiannya, harus menjual dengan harga sesuai HET. Kalau ketahuan lebih dari itu, maka kami batalkan kerja samanya,”jelas Obidje.
Soal kualitas beras Bulog saat ini, Obidje menegaskan bahwa tidak lagi seperti dulu, karena Bulog menyediakan beras medium dan premium sehingga kulitasnya terjamin seperti beras-beras medium atau premium di pasaran.
“Kita (Bulog) tidak sama seperti dulu. Kalau dulu kita akui (kualitas beras Bulig kurang bagus), tetapi sekarang sudah tidak lagi. Bulog selalu menyediaka beras-beras berkualitas,”pungkas Obidje. (ap/linuskia)