“Karena dengan keseimbangan alam, maka akan tercipta keselarasan hidup antara manusia dan alam. Oleh karena itu, pemerintah daerah menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, NGO (Non Government Organisation) yang setiap saat ada di Kabupaten Alor untuk membantu pemerintah daerah, supaya kesimbangan alam di Alor ini bisa terjaga secara baik”.
ASISTEN III Setda Kabupaten Alor, Melkisedek Beli,S.Sos.,M.Si., menyatakan hal ini ketika membuka Kegiatan Inagurasi Champion II yang dilaksanakan Thresher Shark Indonesia, Senin (30/1/2022) di Aikoli Kang Resort, kawasan Welai Barat Kalabahi, Kecamatan Teluk Mutiara.
Melki berpendapat bahwa keseimbangan alam ini menjadi penting, karena keseimbangan alam sebagai salah satu syarat untuk manusia bisa hidup aman. Ketika ada sesuatu yang terganggu di alam, jelas Melki, sesungguhnya jiwa manusia juga terancam. Oleh karena itu, lanjut Melki. kita melihat di berbagai tempat, tidak saja dilakukan oleh pemerintah, tetapi lembaga-lembaga NGO yang ada di dalam negeri maupun luar negeri, berupaya semaksimal mungkin bekerja, agar keseimbangan alam itu bisa terjaga.
Terkait hiu tikus, kata Melki, bagi nelayan atau masyarakat pesisir adalah ikan yang dapat dimakan setiap saat. Karena itu ketika mindset (pola pikir) ini dirubah agar hiu tikus dijaga secara baik, jelas mantan Sekretaris Bappelitbang Kabupaten Alor ini, ada benturan di masyarakat. Ini juga menjadi tantangan bagi 16 pemuda/pemudi yang diberikan ilmu selama kurang lebih enam bulan terkait ekosistim dan keseimbangan alam oleh Thresher Shark Indonesia.
16 anak muda yang mengikuti pelatihan itu terbagi dalam tiga kelompok. Ada Kelompok Selat Pantar yang belajar tentang bagaimana mendidik anak-anak SD tentang pembelajaran konservasi laut bagi anak-anak SD di Kecamatan Pulau Pura. Ada juga kelompok yang berbicara mengenai Manajemen Pengolahan Sampah yang dipungut dari laut, kemudian direproduksi menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan untuk menghasilkan uang. Kelompok ketiga yakni mengelola Proyek Restorasi Ekosistim Mangrove di Desa Fanating, Kecamatan Teluk Mutiara.

“Ini hal-hal yang teman-teman sudah lihat di lapangan. Kondisi ini harus tetap dijaga secara baik, agar keseimbangan alam ini tetap ada. Pemerintah tentu memberikan apresiasi kepada teman-teman dari TSI (Thresher Shark Indonesia) dan beberapa NGO lainnya, yang terus membantu pemerintah daerah untuk bagaimana menjaga ekosisim ini secara baik,”tandas Melki.
Mantan Plt.Kepala Badan Perbatasan Daerah Kabupaten Alor ini berharap, kehadiran sejumlah pimpinan Organisasi Perangkat Daerah lingkup Pemkab Alor dalam kegiatan tersebut dapat memanfaatkan anak-anak muda yang sudah selesai mengikuti TS Conservation Champion I sebanyak 20 orang, maupun Conservation Champion II sejumlah 16 orang itu agar terus berperan dalam kegiatan-kegiatan konservasi.
“Jangan sampai dengan ketersediaan dana yang ada di TSI dan terakhir kita tidak melihat mereka (36 anak muda) itu tidak berperan kerja lagi sebagaimana diharapkan. Karena itu teman-teman (OPD) dihadirkan disini, untuk bisa menjembatani mereka yang sudah bekerja selama enam bulan dengan konsep dan pikiran-pikiran mereka setelah turun di lapangan, sudah bisa aktualisasikan itu dalam bentuk kegiatan yang baik, sehingga harus kita tindak lanjuti,”himbau Melki.
Dia mencontohkan, di SD bagaimana pembelajaran konservasi bagi siswa yang berada di Pulau Pura. Melki berharap Dinas Pendidikan melihat hal ini, mungkin polanya bisa dijadikan mata pelajaran muatan lokal yang dikembangkan di sekolah-sekolah. Khususnya, lanjut pejabat low profile ini, sekolah-sekolah yang ada di pesisir, tidak saja di Pulau Pura, tetapi juga di Pantar dan wilayah perairan lainnya sehingga anak-anak sejak dini sudah diajar bagaimana memelihara alam ini,”tandas Melki, sembari meminta pejabat dari Dinas Pendidikan yang hadir untuk mengkomunikasikan dengan pimpinannya.

Sementara yang bergerak di pengelolaan sampah yang dipungut dari laut, ujar Melki, kiranya dapat dilihat oleh OPD terkait sebagai salah satu bentuk upaya mereka dalam menjaga lingkungan. Melki berharap agar koordinasi dan kolaborasi dengan pihak Dinas Lingkungan Hidup, agar 16 anak muda ini ikut memungut sampah dan dikelola sebagai sumber pendapatan.
“16 orang yang telah belajar selama enam bulan ini tentu menambah pengalaman anda untuk meningkatkan kualitas hidupmu, sekaligus membantu pemerintah daerah dan masyarakat supaya bisa hidup secara baik dengan menjaga keseimbangan alam. Bangun komunikasi secara baik, sehingga ada dukungan dari teman-teman perangkat daerah, sehingga anda tidak selesai sampai di sini,”kata Melki memotivasi.
Kepada para kepala desa, Melki juga menghimbau agar turut memberi perhatian, misalnya bisa meyisikan sedikit Alokasi Dana Desa setiap tahun untuk membantu 16 orang itu dalam menciptakan konservasi secara baik.
Sebelumnya, Field Coordinator Thresher Shark Indonesia (TSI) di Alor, Yudhikson M.Bang melaporkan bahwa pengukuhan anak-anak muda melalui program Conservation Champion II setelah melaksanakan program selama enam bulan. Yudhi berterima kasih atas dukungan Pemkab Alor dan Pemerintah Propinsi NTT melalui Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT di Alor, mitra NGO, kepala desa. Menurutnya, 16 pemuda/pemudi hebat yang sudah berproses kurang lebih enam bulan, sejak Agustus 2022 hingga Januari 2023.

“Lembaga kami ini adalah LSM yang bergerak di bidang konservasi, dengan tujuan untuk bagaimana menjaga kelestarian hiu tikus agar tetap terjaga. Tetapi kami menyadari bahwa program yan kami lakukan tidak bisa berjalan sendiri. Karena itu kami membuat program pengembangan atau pemberdayaan kepada anak-anak muda yang ada di Alor, agar mereka bisa mengelola proyek konservasi. Jadi kegiatan pengukuhan hari ini adalah bentuk tindak lanjut kegiatan yang sudah kami lakukan,”kata Yudhi.
Sebelum sampai pada kegiatan hari ini, jelas Yudhi, pihaknya memberikan pembekalan kepada peserta untuk bagaimana mereka bisa mengelola proyek konservasi yang sesuai dengan masalah di wilayah mereka masing-masing. Mereka, ungkap Yudhi, sudah menjalankan proyeknya, dan hari ini mereka dikukuhkan.
“Harapan besar dari kami Thresher Shark Indonesia adalah, agar anak-anak muda yang berpotensi ini akan berkontribusi kecil yang akan berdampak jangka panjang untuk Alor. Karena itu harapan kami, agar bapak/ibu Pimpinan OPD dapat mensuport dan mendorong anak-anak muda ini. Walaupun hari ini secara financial atau funding (pendanaan) kita sudah selesai, tetapi harapannya, mereka bisa terus berkontribusi untuk Kabupaten Alor,”tandas Yudhi.
Untuk itu, demikian Yudhi, setelah ini kita bisa bekerja sama untuk menyusun atau merencanakan program-program yang bisa dikolaborasikan bersama. (ap/linuskia)