alorpos.com__UNTUK meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, maka Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Nusa Kenari Alor bekerja sama dengan Bank NTT Cabang Kalabahi, terkait sistim pembayaran pemakaian air minum secara online.
Pantauan media ini, kerja sama kedua lembaga tersebut telah diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). Penandatanganan MoU oleh Direktur PDAM Nusa Kenari Alor dan Pemimpin Bank NTT Cabang Kalabahi, Glaanthyano Ndoen itu dilaksanakan di panggung Expo Alor ke XVI Tahun 2023 pada 13 Juni 2023, saat pembukaan event tersebut, disaksikan pula Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P.

Lantas seperti apa bentuk kerja samanya? Kepala Bagian Umum dan Keuangan PDAM Nusa Kenari Alor, Boby Ndoen kepada media ini di ruang kerjanya pekan lalu menjelaskan bahwa kerja sama itu untuk pembayaran rekening air oleh pelanggan PDAM.
“Kita rencanakan, kedepannya pembayaran rekening air itu secara online melalui mobile banking Bank NTT,”kata Boby.
Tentunya para pelanggan air PDAM dapat mendowload aplikasi B’Pung mobile bankNTT ke smart phone android masing-masing untuk bisa bertransaksi melalui hand phone, termasuk untuk membayar rekening air PDAM. Karena itu, menurut Boby Ndoen, setelah Perjanjian Kerja Sama tersebut, pihaknya akan membuat semacam pelatihan bersama untuk konektifitas system.

“Kebetulan PDAM punya vendor Bima Sakti sehingga akan ada tindak lanjut dengan pihak Bank NTT terkait hal-hal teknis. Kita berharap tidak terlalu lama, konektifitas kerja sama itu sudah bisa terlaksana. Kami akan mempersiapkan tenaga ITE (informasi dan transaksi elektronik) dari PDAM, Bank NTT dengan Bima Sakti untuk membuat jadwal pelatihan tentang system,”tandas Boby.
Ditanya mengenai Bima Sakti, Boby megungkapkan bahwa Bima Sakti sebagai vendor PDAM Nusa Kenari Alor yang berkedudukan di Denpasar Bali. Bisa Sakti, jelas Boby, bertanggungjawab atas data, system dan konektifitas. Menurut Boby, data semua pelanggan diinput di Kantor PDAM lalu dikirim ke Bima Sakti sebagai vendor hanya untuk konektiftas system, tetapi pembayaran rekening air di Bank NTT, baik secara offline maupun online.
“Jadi nanti teman-teman ITE kami siapkan dengan sarana prasarana pendukungnya, sehingga paling lama dua atau tiga bulan kedepan, pembayaran rekening air sudah bisa melalui Bank NTT,”jelas Boby.
Terkait tunggakan pembayaran ole pelanggan, Boby menyampaikan bahwa disepakati dalam MoU dengan Bank NTT itu minimal tiga bulan dan maksimal 12 bulan atau satu tahun menunggak. Jika lebih dari itu, lanjut Boby, maka akan terblokir otomatis, dan menajdi tangungjawab PDAM untuk memberitahukan kepada pelanggan untuk memenuhi kewajibannya agar bisa dilayani kembali. Pihak PDAM juga akan mengambil nomor hand phone para pelanggan untuk kepentingan komunikasi, misalnya notifikasi secara otomatis kepada pelanggan terkait tanggal jatuh tempo pembayaran rekening air.

Jika ada pelanggan yang komplain karena air yang macet, angka meteran yang dianggap bermasalah, atau pembayarannya dirasa makin mahal, maka komplainnya ke Kantor PDAM, bukan di Kantor Bank NTT. Terkait tarif pembayaran dengan systim online ini, kata Boby, masih tetap sama dengan tarif yang berlaku saat ini, yakni tarif minimal untuk rumah tangga biasa sebesar Rp 26.500/bulan untuk pemakaian nol sampai 10 kubik air, dan jika menunggak maka denda Rp 10.000. Pemakaian lebih dari 10 kubik air/bulan, demikian Boby, tentu akan dikenakan biaya tambahan sesuai jumlah pemakaian air.
Soal jumlah pelanggan PDAM Nusa Kenari Alor saat ini, Boby menyebut sekitar 6000 pelanggan, tetapi yang aktif sekitar 3000-an atau setengah bagiannya. Menurut Boby, hal itu karena pelanggan lainnya distop sementara, ada yang beralih ke sumur bor, maupun yang memakai air desa.
“Sekarang ini ada persaingan karena ada sumur bor, mobil tanki air, dan juga air desa yang dikelola oleh pemerintah desa. Karena itu PDAM mulai menuju system online agar lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara lebih profesional,”pungkas Boby. (ap/linuskia)