KEPALA Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Alor, Syafyuddin A.I.Djawa,SH., saat ini gencar memacu perkembangan Kampung KB dan upaya penurunan angka Keluarga Stunting di Kabupaten Alor. Semangat itu terus dipacu saat memperingati Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tahun 2022 Tingkat Kabupaten Alor, di Desa Kamot, Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, yang dihadiri Wakil Bupati Alor, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd pekan lalu. Kepada media ini, Jumad (8/7/2022) di ruang kerjanya, Syafyuddin mengetengahkan empat pilar pokok program BKKBN yakni Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana, serta ada tugas tambahan sesuai Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Penanganan Stunting.
“Penanganan stunting itu, kita lebih pada aspek penyuluhan dan pergerakan. Peletakan kebijakan nasional kemarin itu, kita diminta untuk merekrut Tenaga Pendamping Keluarga (TPK). Jadi Tenaga Pendamping Keluarga itu terdiri dari satu Kader KB, satu Kader PKH dan satu Tenaga Medis,”terang Syafyuddin.
TPK itu menurutnya didanai dengan Dana Alokasi Khusus(DAK) hanya untuk membantu biaya pulsa bagi tenaga pendamping yang jumlahnya mencapai 525 Pendamping Keluarga di Kabupaten Alor, tersebar di 175 desa/kelurahan. Menurut mantan Camat Alor Barat Daya ini, bahwa pihaknya juga diperintahkan untuk membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS). Selain itu, ada pula satu Kader PPKBD (Petugas Pendamping Keluarga Berencana Desa) di setiap desa/kelurahan dan Sub PPKB sebanyak tiga orang per desa/kelurahan, sehingga total PPKBD dan Sub PPKB di Kabupaten Alor sebanyak 700 orang. PPKBD dan Sub PPKBD, jelas Syafyuddin, adalah kader desa yang mempunyai tugas membantu tersebarnya informasi KB kepada masyarakat dan menciptakan pembangunan keluarga sejahtera.
Sementara itu, pejabat fungsional yang ada di Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Kabupaten Alor, kata Syafyuddin, sebanyak 44 orang. Dari jumlah itu, lanjut dia, ada dua tenaga fungsional yang memasuki usia pensiun sehingga pihaknya sudah menyurati Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Alor, terkait tenaga pengganti. Untuk kegiatan-kegiatan lapangan, demikian Syafyuddin, esensinya berkaitan dengan penyuluhan pergerakan, untuk memotivasi peserta KB. Untuk menyongsong Harganas Tahun 2022, ungkap Syafyuddin, ada kegiatan Pelayanan Sejuta Akseptor itu untuk Kabupaten Alor diberikan quota 733 KK. Karena itu, saat pelayanan di lapangan sejak 15 Juni 2022, mencapai 637 akseptor yang tersebar pada 18 kecamatan di daerah ini.
“Jadi, target sebanyak 733 KK, capaian kita sebanyak 637Akseptor KB atau 86,9 persen terlayani, yang tersebar di 18 kecamatan se-Kabupaten Alor,”tandas mantan Kabag Humas Setda Alor ini.
Untuk menggerakan SDM di lingkungan instansinya, Syafyuddin mengaku selalu melakukan Rapat Koordinasi dan Kosultasi setiap bulan, tepatnya setiap tanggal 5. Semua pegawai tenaga lapangan itu dikumpulkan untuk menyampaikan hasil kerja masing-masing, termasuk apa kendala dan hambatan yang dihadapi.
“Kita selalu lakukan rapat itu setiap bulan, setiap tanggal 5. Kecuali jika tanggal 5 itu bertepatan dengan hari Jumad, Sabtu dan Minggu, maka akan digeser. Anggaran untuk kegiatan ini juga cukup besar, tetapi diperuntukan bagi teman-teman lapangan. Konsepnya, kami ini pengelola, dalam konteks penyiapan dokumen. Pengguna anggarannya yaitu teman-teman lapangan,”ungkap Syafyuddin.
Lebih jauh Syafyuddin menjelaskan, bahwa saat ini pula pihaknya sedang menangani 43 Kampung KB atau Kampung Berkualitas, yang pelaksanaan kegiatannya mulai melibatkan semua Organisasi Peragkat Daerah (OPD) terkait. Hal itu mulai dilakukan sejak salah satu putra mantan Asisten I Setda Alor, alm.Drs.Anwar I.Djawa ini mulai memimpin Dinas P2KB Kabupaten Alor. Syafyuddin berpendapat, bahwa pihaknya mulai bekerja dengan membangun koordinasi dengan pimpinan OPD terkait untuk memenuhi kebutuhan yang ada di Kampung KB.
Ia mencontohkan kebutuhan salah satu Kampung KB di Kecamatan Teluk Mutiara, yakni Desa Air Kenari, dimana ada Bina Keluarga Remaja, Kelompok UPKK (Usaha Peningkatan Kesejahteraan Keluarga), yang sedang membuat pot bunga, kursi bambu dan sejenisnya, maka pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Perindsutrian Kabupaten Alor. Sedangkan pada Kampung KB yang sedang punya usaha kolam ikan air tawar untuk gizi keluarga, seperti di Desa Kamaifui, Desa Taman Mataru, maka Syafyuddin berkoordinasi dengan Dinas Perikanan Kabupaten Alor. Begitu pula kalau ada usaha tanam menanam sayuran dan komoditi tertentu, maka pihaknya berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan
“Jadi kita berharap bahwa kita tidak bekerja sendiri-sendiri, sehingga saya sudah laporkan kepada bapak bupati (Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP) dan bapak wakil bupati (Wabup Alor, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd), untuk mohon ijin bersama OPD terkait untuk program di desa-desa,”kata Syafyuddin.
Konsep awal mendorong usaha kerajinan tangan, maupun pelihara ikan dan tanam sayuran itu, jelas Syafyuddin, untuk pemenuhan gizi keluarga. Kalau sudah berkembang, lanjut dia, maka sebagai fungsi sosial yakni bisa membagikan kepada tetangga, dan jika semakin berkembang maka mulai bisa fungsi ekonomi yani pemasarannya.
“Ini kita tidak bisa kerja sendiri-sendiri untuk menjawab kebijakan daerah yang diletakan bapak bupati dan bapak wakil bupati Alor dalam mewujudkan Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar. Kita mesti keroyokan,”tegas Syafyuddin.
Untuk menentukan Kampung KB, jelas Syafyuddin, syarat utamanya terkait tingkat partisipasi masyarakat dalam ber-KB, tetapi juga dilihat akses transportasi, sanitasi dan perumahan layak huni. Dulu, demikian Syafyuddin, kalau bicara KB maka dua anak cukup, sekarang tidak demikian, tetapi berbicara tentang “rencanakan keluarga yang berkualitas.
“Untuk menghadirkan keluarga berkualitas itu menikah pada usia berapa tahun, setelah menikah apakah langsung punya anak. Kalau beberapa tahun baru punya anak, maka kami tawarkan alat kontrasepsi. Jadi kita tidak bicara lagi dua anak cukup, tetapi soal keluarga berkualitas. Karena itu kita perlu kerja sama dengan semua OPD. Dengan mengajak pimpinan atau staf OPD terkait ketika ada kegiatan di lapangan, sehingga kebutuhan-kebutuhan Kampung KB, langsung diketahui pula OPD terkait untuk ditindaklanjuti,”tandas Syafyuddin, sembari menambahkan, bahwa kalau keluarga berkualitas maka kampung, daerah dan bangsa inipun berkualitas SDM-nya.
Peletakkan kebijakan nasional agar di 100 Tahun Usia NKRI pada 2045 yakni Generasi Emas, tetapi menurut Syafyuddin, persoalannya target ini akan terganggu kalau stunting tidak teratasi. Untuk itu, lanjut Syafyuddin, saat Rakor pada 5 Juli 2022, pihaknya memutuskan bahwa semua staf lapangan dari Dinas PPKB Kabupaten Alor, menjadi Bapak Angkat dari keluarga stunting di wilayah kerja masing-masing.
“Ini komitmen kami untuk membantu pemerintah daerah dalam hal penurunan angka stunting di daerah ini. Jadi bapak angkat, bukan berarti tiap hari kita bawah telur, susu dan sebagainya, tetapi pergi melihat sebulan sekali, sehingga kalau ada kelebihan rejeki, maka beli satu dua butir telur, susu untuk diberikan kepada keluarga stunting,”kata Syafyuddin.
Menurut Syafyuddin, target penurunan stunting secara nasional, yakni harus turun ke angka 14 persen pada Tahun 2024, tetapi Bupati Alor, Drs.Amon Djobo menargetkan agar stunting di Alor harus turun ke angka 10 persen di Tahun 2024. Ia mengungkapkan, bahwa saat ini, sesuai informasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, bahwa angkat stunting di Alor pada Februari 2022 itu pada posisi 15,6 persen. Itu berarti harus kerja keras, karena kurang lebih dua tahun lagi harus memangkas 5,6 persen agar tersisa 10 persen stunting di Tahun 2024.
Namun Syafyuddin optimis karena semua pihak terkait bekerja keras mengatasi stunting, dan di Kabupaten Alor saat ini sudah ada satu Tenaga Ahli atau Asisten Manager Stunting di Tingkat Kabupaten yang direkrut Pemerintah Propinsi NTT. Dan untuk Kabupaten Alor, Asisten Manager Stunting itu, anak dari Kabag Prtokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokom) Setda Alor, Ignas Laga Sani,S.Sos.,M.AP., yang menyelesaikan pendidikan S2 (magister) Gizi. Karena itu, dengan berkoordinasi secara baik, maka Syafyuddin yakin, target penurunan angka stunting akan berhasil denga baik. (ap/linuskia)