KEMENTRIAN Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melalui Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Ilmu Pengetahuan Alam yang berpusat di Bandung-Jawa Barat, menggelar kegiatan Diseminasi Program Diklat Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terintegrasi Kurikulum di Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur selama empat hari, sejak 20-23 September 2021.
Pantauan alorpos.com, kegiatan selama empat hari yang berlangsung di aula Hotel Pulo Alor itu, dibuka dan ditutup Koordinator Pengawas Pendidikan Menengah (Korwas Dikmen) Propinsi NTT di Kabupaten Alor, Drs.An Girith Akal, mewakili Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi NTT, Linus Lusi,S.Pd.,M.Pd.
Kepada media ini di lobi Hotel Pulo Alor, Kamis (23/9/2021) lalu, Drs.An Girith Akal mengatakan, ada tiga guru di Alor yang punya kompetensi sebagai instruktur kegiatan dimaksud, yakni Maria Magdalena Meiwati,S.Pd guru Kimia SMA Negeri 1 Kalabahi, Arit Leimakali,S.Pd guru Fisika SMA Kristen 2 Kalabahi dan Natalis A.Kuslulat,S.Pd, guru Biologi di SMA Negeri 1 Kalabahi.
“Ketiga srikandi ini telah lulus pelatihan khusus di Bandung dan dinilai punya kelayakan kompetensi sebagai Pengajar Nasional. Mereka selama pelatihan di Bandung beberapa waktu lalu itu melalui seleksi yang ketat, ditest kemampuan belajar/mengajar, kepribadian, public speaking atau cara berbicara dan dianggap layak untuk dapat sertifikat sebagai Pengajar Nasional, baru bisa dipercayakan untuk mentrasfer ilmunya kepada teman-teman guru (guru IPA) yang lainnya,”tandas An Girith Akal.
Jadi, ujar An, ini kegiatan level nasional yang pelaksanaannya di Alor. Menurutnya, karena di masa pandemi Covid-19, maka. P4TK IPA di Bandung mempercayakan wadah MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) yang dinilai aktif dan memenuhi syarat untuk diberi bantuan peningkatan kompetensi guru.
“MGMP IPA di Alor termasuk salah satu yang dinilai aktif sehingga dijadikan tempat penyelenggaraan kegiatan ini,”kata Korwas Dikmen, Drs.An Girith Akal
Selanjutnya, saat mengawali sambutannya sebelum menutup Diklat dimaksud, An antara lain menekankan bahwa selama kegiatan Diseminasi Program Diklat Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terintegrasi Kurikulum ini, ada penilaian terhadap para guru peserta, yang meliputi keterampilan, pengetahuan, kehadiran minimal 90 %, keaktifan dalam kelas, pretest dan posttest sehingga bisa dapat nilai akhir. Berdasarkan hasil penilaian dimaksud, mengasilkan lima besar guru Fisika, Kimia dan Biologi.
“Guru-guru yang masuk lima besar di masing-masing MGMP IPA ini, saya akan laporkan agar bisa ikut dalam seleksi Guru Penggerak. Kalau sudah menjadi Guru Penggerak, maka ke depannya bisa ikut seleksi calon kepala sekolah atau calon pengawas sekolah,”tegas An.
Kalau dulu, lanjut An, kepala sekolah diambil dari wakil kepala sekolah, atau guru senior. Sekarang tidak, karena yang paling utama adalah sebagai guru penggerak atau motivator dan ,mendapat sertifikat atau pengakuan dari kementrian.
Karena itu, mantan Kepala SMAN 1 Kalabahi ni menilai, kegiatan di Hotel Pulo Alor tersebut merupakan kegiatan berbagi. Pengajar, kata dia, membagi pengetahuan dan keterampilannya kepada peserta Diklat dan wajib ditularkan dalam kelas masing-masing. Sehingga pada suatu saat, demikian An, kita dapat menghasilkan output yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta sikap, sesuai hakekat pendidikan K13 yakni pendidikan karakter.
“Guru profesional itu uang yang mencari kita, bukan kita mencari uang. Karena itu kita kerja, menghadiri pertemuan, buat program kerja MGMP, nanti kami akan backup (mendukung) dalam bentuk memberitahukan kepada para kepela sekolah untuk mengijinkan guru-guru mengikuti pertemuan rutin MGMP,”himbau An.
Lebih lanjut An mengingatkan para guru peserta Diklat tersebut, agar wajib menerapkan ilmu yang diperoleh selama kegiatan di kelas masing-masing.
Karena itu, An menegaskan bahwa pihaknya akan mendatangi sekolah-sekolah untuk memantau apakah sudah ada tindak lanjut atau tidak.
“Jangan sampai sein kiri belok kanan. Tujuan pendekatannya Inkuiri Based Learning, tetapi waktu mengajar, dia (guru) bilang CBSA, Catat Buku Sampai Abis,”sindir An memotivasi.
Menurut An, kepintaran pada guru-guru harus bisa ditularkan kepada anak didik. Jangan sampai, sambung An, saat kegiatan yang harus ada praktikum, guru-guru menghindar.Ia mencontohkan ada guru olahraga yang tidak pernah pakai pakaian olahraga. Menurutnya, ada materi renang yang harus ada praktikum berenang, tapi karena guru olahraga tidak tahu berenang maka dihindari. Ada juga, lanjut Korwas Dikmen yang hebat bermain guitar ini, bahwa ada guru seni yang tidak bisa baca not balok maupun not angka. Bahkan, lanjut AN, ada guru teknik automotif pada salah satu SMK di Alor, yang saat sepeda motornya rusak, dia suruh guru olahraga yang bongkar itu sepeda motor.
“Mesin sepeda motor tekancing, dia suruh guru olahraga yang bongkar mesin. Ini kenyataan. Kami punya data lengkap, ada foto lagi. Ada juga guru TIK, bergelar S.Kom yang tidak bisa install computer. Instal printer saja juga tidak bisa. Ini temuan kami, kenyataan. Tetapi ini bukan kegagalan lembaga, tetapi orangnya yang salah, tidak berupaya,”tegas An.
Ia berpendapat, tidak ada satu lembaga di kolong langit ini yang bisa buat orang cerdas, tetapi orang itu yang harus merubah nasibnya yang membuat dia cerdas.
“Jadi jangan berpikir bahwa harus kuliah di UI (Universitas Indonesia di Jakarta), kuliah di Bali, di Jerman dulu baru bisa pintar. Di sini (di Alor) juga bisa, tergantung orang itu mau rubah dirinya sendiri atau tidak,”tandas An.
Selanjutnya An Girith Akal yang kritis ini membacakan nama-nama guru peserta yang masuk lima besar pada mata pelajaran masing-masing, Fisika, Kimia dan Biologi.
Lima besar Fisika, yakni : 1. Anang Darmawan,S.Pd dari SMA Negeri Buraga, 2. Marta Carvalo,S.Pd dari SMAK St.Yoseph Kalabahi, 3.Megawati Bani,S.Pd dari SMAN 1 Kalabahi, 4.Jemris Beli dari SMA Alor Kecil, dan 5. Yuli Tuati,S.Pd Dario SMA Negeri Kabola 2.
Sedangkan yang masuk lima besar Kimia, yakni; Ranking 1.Verolinda Lala,S.Pd dari SMA Negeri Kabola 1, ranking 2 Untung Abdul Ynus,S.Pd dari SMA Negeri Baranusa, 3. Leti A.Waang,S.Pd dari SMA Kristen 2 Kalabahi, 4. Siti Fatma Abdullah,S.Pd dari SMA Negeri Alor Barat Daya, 5. Maria Djahila,S.Pd dari SMA Negeri 1 Kalabahi.
Sementara itu, lima besar Biologi yakni; 1.Amri Wahid dari SMA Negeri Probur, 2.Kasiani Bekak,S.Pd dari SMA Negeri Alemba, 3.Aksalinda Duka,S.Pd dari SMA Negeri Kabola 2, ranking 4 Hendelina Padamai,S.Pd dari SMK Malaipea dan ranking 5 Titi Nampira,S.Pd dari SMAK St.Yoseph Kalabahi.
Sebelumnya, Maria Magdalena Meiwati,S.Pd didaulat menyampaikan pesan dan kesannya selaku pengajar atau fasilitator saat acara penutupan kegiatan Diseminasi Program Diklat Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terintegrasi Kurikulum itu.
Meiwati menyampaikan apresiasinya kepada Korwas Dikmen di Kabupaten Alor, Drs.An Girith Akal, yang dinilainya setia mendampingi mereka dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan latihan (Diklat) dimaksud sehingga berlangsung efektif selama empat hari.
“Saya amati, kegiatan kali ini sangat luar biasa. Peserta yang hadir juga memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar hal-hal yang baru. Di sini akhirnya saya bersama-sama dengan mantan siswa (mantan anak didiknya di SMA Negeri 1 Kalabahi) yang sekarang telah menjadi guru-guru yang sangat hebat,”ungkat Meiwati disambut aplaus para guru-guru peserta Diklat.
Khusus pada Mata Pelajaran Kimia, jelas istri Direktur Yayasan Lendola Alor, Drs.John L.Maro itu, bahwa saat mengadakan simulasi, dua guru muda yang sangat hebat, bisa mempraktekkan pelajaran berbasis inkuiri dengan sangat bagus.
“Sebagai guru, saya merasa bangga sekali. Itulah kebanggaan seorang guru melihat anak-anak muridnya berhasil dalam kehidupannya,”tandas Meiwati.
Ibu dua putri ini menyampaikan harapan mereka sebagai pengajar, sekaligus Ketua MGMP Kimia, Fisika dan Biologi, agar kegiatan selama empat hari itu, tidak berhenti seiring penutupan kegiatan Diklat tersebut, tetapi ada rencana tindak lanjut yang sudah direncanakan, yang nantinya dilakukan di sekolah masing-masing.
“Pada intinya, yang kami harapkan agar kegiatan selama empat hari (20-23 September 2021), bisa diimplementasikan di sekolah masing-masing. Setiap guru yang menjadi perwakilan dari sekolah, agar mensosialisasikan IBL (Inkuiri Based Learning) ini di sekolahnya masing-masing. Yang terpenting adalah implementasinya di kelas,”pinta Meiwati.
Sebagai guru IPA, sambung Meiwati, kalau tidak ada suatu penyelidikan (inkuiri) tidak ada praktikum, ibu bukan IPA. Guru yang juga Dosen Kimia pada Universitas Tribuana Kalabahi ini menekankan, bahwa belajar IPA, berarti belajar teori, belajar praktek.
“Itu yang kami harapkan, karena kami sendiri juga masih banyak belajar. Kali ini kebetulan saja kami yang diundang mengikuti kegiatan di P4TK IPA VBandung, sehingga kami yang menjadi pengajar. Tetapi dalam proses pembelajaran, saya melibatkan beberapa senior yang punya pengalaman banyak. Dan pembelajaran ini pembelajaran andragodi, pembelajaran untuk orang dewasa. Jadi saya tidak banyak menyampaikan materi, tetapi kita berdiskusi yang banyak. Dan ternyata hasilnya sangat memuaskan,”tandas Meiwati.
Menurutnya, dilihat dari hasil posttest para guru, nilainya sangat bersaing. Sebagai pengajar, wanita asal Manggarai-Flores ini mengaku sulit menentukan peringkat. Namun pada akhirnya mereka memberikan perankingan berdasarkan akumulasi nilai posttest, nilai tugas, kehadiran dan juga keaktifan di dalam kelas pelatihan.
“Terima kasih untuk semua peserta yang sudah begitu setia mengikuti. Terima kasih untuk setiap semangat yang sudah kita berikan. Semua ini kita lakukan demi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bagi generasi Alor untuk masa depan. Kita harapkan generasi Alor bisa bersaing di luar sana, di leverl nasional, bahkan di level internasional,”pungkas Meiwati.
Sementara itu Amri Wahid,S.Pd dari MGMP Biologi dipercayakan mewakili para peserta untuk menyampaikan pesan dan kesan. Amri yang guru di SMA Negeri Probur-Kecamatan Alor Barat Daya ini sangat berterima kasih mendapat kesempatan mengikuti Diseminasi Program Diklat Pembelajaran IPA Berbasis Inkuiri Terintegrasi Kurikulum. Menurutnya, konsep inkuiri sebenarnya sudah mereka lakukan bersama anak-anak di sekolah, tetapi mereka baru tahu bahwa itulah inkuiri based learning.
“Kami akan pulang sekolah masing-masing untuk melaksanakan ini. Kita menjadi agent of changes atau agen perubahan di sekolah masing-masing, sehingga kita akan menjadi lebih baik,”tandas Amri, seraya meminta, jika ada lagi kegiatan serupa, kalau bisa quotanya (jumlah peserta) ditambah.
Alasannya meminta quota ditambah, karena menurutnya banyak guru-guru yang belum memperoleh kesempatan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
“Kalaupun bisa, kita rolling nanti. Yang belum dapat, kita gentian, sehingga ketika hujan, kita sama-sama basah,”tutup Amri disambut tepuk tangan rekan-rekannya. (ap/linuskia)