PEMERINTAH dan masyarakat Kabupaten Alor patut berbangga, karena ada anak Nusa Kenari yang turut mengharumkan nama Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di kancah nasional, melalui ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX Tahun 2021 di Papua. Anak itu cantik, cerdas dan tangguh. Itulah Niken Dakamoli.
Pemilik nama lengkap Laure Ineke Dakamoli ini bersama rekannya Bella Vania Lomi menyumbangkan medali perak dari Cabang Olahraga (Cabor) Kempo , Kelas Embu (berpasangan) Putri (Dan 2) untuk kontingan Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Kabar gembira setelah Niken dan Bella bertanding pada Selasa (12/10/2021) sore waktu Papua. Niken dan Bella menurut sang ayah, Drs.Viktor Dakamoli, hanya kalah dua angka dari pasangan asal Propinsi Bali yang merebut emas. Sedangkan pasangan tuan rumah Papua di posisi ketiga dan mendapat medali perunggu.

Prestasi ini tentu menghilangkan kekecewaan Niken yang pernah gagal mengikuti PON XIX di Bandung Tahun 2016. Berkat kegigihannya berlatih, maka Niken dan pasangannya meraih medali perunggu saat Pra PON di Banjarmasin pada Tahun 2020 lalu. Prestasi itu naik satu tingkat, karena berhasil meraih medali perak pada PON XX di Papua. Sukses Niken ini mengikuti jejak seniornya di kelas yang sama, almarhumah Nurhayati Alil yang menoreh prestasi sebagai sang juara hingga ke luar negeri.
Anak ke lima pasangan Drs.Viktor Dakamoli dan Imelda Ester Lawalata ini memang menunjukan bakat olahraga bela diri kempo sejak masih di bangku SD Inpres Binongko, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor. Ayah dan ibunya selalu mendukung dan mendorong Niken untuk berprestasi, tidak saja di Kempo tetapi juga prsetasi akademik di sekolah.

Terlebih ibunya, Imelda Ester Lawalata, selalu mengantar dan mendokan putrinya itu setiap kali hendak berlaga sejak dini, hingga Kejuraan Daerah maupun Kejuaraan Nasional.
Ayahnya, Viktor Dakamoli menjawab media ini, Selasa (12/10/2021) melalui telepon seluler mengakui, bahwa Niken yang lahir pada 14 Juni 1999 itu, sejak masih di SD Inpres Binongko sudah ikut latihan kempo, dibawah bimbingan Simpai Kadarisman Nur, guru di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kalabahi.
Latihan Kempo terus digeluti Niken, berbarengan dengan studinya karena dia ingin agar berhasil pula dalam study. Dan komitmen itu diwujudkan Niken, karena perjalanan studinya juga tergolong sukses melalui SMP Negeri I Kalabahi, SMA Negeri 1 Kalabahi dan pindah ke SMA Negeri V Kupang karena harus mengikuti pemusatan latihan kempo di Kupang. Tak hanya itu. Di tengah jadwal latihan yang padat sejak mengikuti Pra PON Bandung di Tahun 2016 lalu, Niken juga tekun kuliah di Politeknik Akuntansi Sektor Publik dan selesai tepat waktu dan diwisudah pada awal Tahun 2021 belum lama ini.
Niken yang masih tercatat sebagai Atlit Kempo Kabupaten Alor itu untuk menuju ke PON Papua, sempat dijanjikan uang saku dari pengurus Kempo Alor melalui KONI setempat. Tetapi, menurut ayahnya Vikor Dakamoli, karena anggaran di KONI Alor juga katanya tidak tersedia, sehingga uang saku dimaksud tak terwujud, namun tidak menyurutkan semangat Niken untuk berusaha mengharumkan nama daerah.

Memang itu sudah menjadi tekat Niken sejak lama. Dalam sebuah perbincangan dengan media ini di sela-sela acara wisudahnya belum lama ini di Kalabahi, Niken menegaskan motivasinya untuk terus berlatih karena ingin mengharumkan nama daerah melalui kejuaraan nasional kempo. Dan syaratnya, kata Niken, harus terus berlatih, meski itun sangat melelahkan, apalagi sedang kuliah.
“Orang tidak pernah tanya latihan bagaimana, cape ko, kena pukul ko. Orang hanya tunggu kapan pertandingan, pulang pertandingan orang tanya juara berapa. Kalau hanya juara III orang tanya yang juara I dari mana? Ini yang memotivasi saya. Kalau ada yang bawa nama daerah ke ajang nasional pasti hebo, sehingga ini memotivasi saya untuk jangan buat malu keluarga dan daerah, karena orang sudah tahu saya membawa nama daerah,”ujar Niken.

Maka dia terus berusaha untuk berhasil baik di kempo maupun di pendidikan. Jangan sampai, ujar Niken, mau berusaha juara di Kempo tetapi yang satunya (pendidikan) malah turun atau tidak berhasil.
“Saya mau, biar standar-standar saja, tetapi dua-duanya (kempo dan kuliah) harus berjalan beriringan. Meski saya sadar, ini prosesnya sangat berat, karena pagi jam 4 dinihari saya harus bangun untuk berlatih kempo sampai jam 7 pagi. Latihan itu pergi kering, tetapi pulang seperti ada mandi hujan. Sampai di asrama, langsung mandi, makan, kalau ada tugas kuliah ya kerja tugas, karena saya kuliah di kelas siang hari,”kisah Niken.
Menurutnya, selama masih kuliah, pada pukul 12.00 Wita, dia ke kampus, kemudian pukul 16.00 Wita atau jam 4 sore sudah mulai latihan lagi.

“Sehingga dari kampus di Penfui saya langsung ngebut ke tempat pemusatan latihan di KONI Propinsi NTT di kawasan Oepoi-Kupang,”tandas Niken yang mengaku kecewa berat saat gagal ke PON Tahun 2016 karena tidak lolos Pra PON di Bandung saat itu.
Karenanya, saat Pra PON 2021 di Banjarmasin, Niken berusaha lebih sungguh lagi di kelas Dan Dua nomor embu pasangan dengan Bella Vania Lomi.
“Saya berdoa, Tuhan, saya tak mau gagal lagi karena sudah pernah merasakan sakit saat gagal itu seperti apa,”ungkap Niken yang masih ingin terus mengukir prestasi itu. (ap/linuskia)