“DARI hati yang dalam dan secara jujur dalam kerendahan hati, saya dan keluarga Djobo merasa punya hutang budi yang begitu besar pada pa’Viktor (Viktor Bungtilu Laiskodat) dan bunda Julie Laiskodat. Sampai saya masuk ke liang lahatpun, tidak mungkin budi baik pa’Viktor dan bunda Julie Laiskodat saya lupa. Jasa dan budi baik mereka, tidak bisa dibalas oleh saya bersama istri, anak dan keluarga Djobo”.
Itu penegasan Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP., Selasa (23/8/2022) kepada wartawan di ruang kerjanya. Menurut Djobo, keputusannya untuk mundur dari posisi sebagai Ketua Dewan Pakar DPC Partai Nasdem Kabupaten Alor, jangan diartikan bahwa dia tidak lagi mengingat jasa baik Viktor Bungtilu Laiskodat, mantan Ketua Fraksi Partai Nasdem DPR RI yang kini sebagai Gubernur NTT, dan istrinya Julie Sutrisno Laiskodat, Anggota DPR RI asal Partai Nasdem, Dapil NTT 1 saat ini.
Alasan Bupati Alor dua periode ini mundur dari kepengurusan Nasdem, semata-mata karena faktor usia dan merasa sudah lelah bekerja selama puluhan tahun di daerah ini, mulai dari tenaga honorer hingga menduduki sejumlah jabatan Eselon II Setda Alor, dan puncaknya dipilih masyarakat menjadi Bupati Alor sejak Tahun 2014 silam. Karena itu, Djobo merasa sudah saatnya dia melepas satu per satu jabatan politis yang dipercayakan kepadanya, agar ada regenerasi kepada kader-kader muda.
“Jadi saya mundur dari pengurus (Ketua Dewan Pakar DPC Partai Nasdem Alor), untuk memberikan kesempatan kepada kader-kader muda untuk memimpin partai ini, bukan karena tendensi tertentu, atau unsur suka tidak suka. Saya tetap berada di belakang layar Partai Nasdem dalam mendukukung kegiatan apa saja yang dilakukan partai, apakah sebagai simpatisan boleh, sebagai anggota boleh, tergantung keputusan partai seperti apa,”tegas Djobo.
Soal dukungannya kepada Viktor Bungtilu Laiskodat agar menjadi Gubernur Propinsi NTT dua periode, jangan ragukan komitmen Amon Djobo. Bagi Djobo, VBL harus menjadi Gubernur NTT dua periode adalah harga mati. Catatan media ini, dalam berbagai kesempatan menyampaikan sambutan sebelum membuka kegiatan pemerintahan maupun kemasyarakatan lainnya, Amon Djobo secara terang-terangan selalu mengemukakan kepedulian dan kinerja luar biasa dari Viktor Bungtilu Laiskodat dalam membangun NTT, termasuk di Kabupaten Alor yang alokasi anggarannya dari APBD Propinsi NTT jauh lebih besar jika dibandingkan sejumlah gubernur NTT sebelumnya. Menurut Amon Djobo, Viktor B.Laiskodat hanya bisa disejajarkan dengan El Tari dan Ben Mboy, dua mantan Gubernur NTT yang legendaris. Karena itu, dengan gaya khasnya, Amon Djobo selalu meminta masyarakat NTT agar memberikan kepercayaan lagi kepada VBL untuk memimpin NTT di periode kedua, demi menuntaskan sejumlah program kegiatan yang sedang digalakkan saat ini, demi NTT Bangkit NTT Sejahtera.
“Beliau (VBL) memiliki kejujuran dan ketulusan untuk mengabdi, sehingga masyarakat juga harus melihat kebaikan dan kemuliaan hati dalam melayani Nusa Tenggara Timur, sehingga kita musti dukung agar (VBL) menjadi Gubernur NTT dua periode,”kata Amon Djobo yang menghubungi media ini melalui telepon selulernya, Selasa (23/8/2022) sore.
Djobo menilai hal-hal nyata yang dikerjakan Gubernur VBL, bisa merubah pola pikir manusia NTT. Hal itu karena menurutnya ada empat hal kejujuran yang menonjol dalam diri VBL, yakni kejujuran berpikir, kejujuran bersahabat, kejujuran intelektual dan kejujuran religius.
Djobo menyadari keputusan yang diambilnya untuk mundur dari kepengurusan Partai Nasdem di Alor ini, pasti memantik beragam persepsi publik. Tapi Djobo percaya bahwa Gubernur VBL yang dinilanya sudah sangat matang, dan malang melintang dalam kancah politik nasional tentu bijak dalam memahaminya. Amon Djobo mengaku persahabatannya dengan VBL sudah sangat lama, sehingga dia tidak mungkin membiarkan VBL dan Julie Sutrisno Laiskodat berjalan sendiri, dalam melaksanakan langkah politik mereka selanjutnya di daerah ini.
“Saya mundur dari kepengurusan Partai Nasdem karena saya merasa sudah tua, umur 62 tahun saat ini dan juga sudah lelah bekeja memikul tanggungjawab besar, sehingga saatnya regenerasi kita lakukan. Kita harus mengkaderkan orang, sehingga jangan terlalu lama di satu jabatan sampai masuk ke liang lahat. Kalau tidak lakukan kaderisasi, dan mau pegang semua jabatan, itu ciri orang yang gagal. Dalam agama Kristen itu ada yang namanya pemuridan, di Parpol itu ada yang namanya kaderisasi. Dengan demikian ada kesempatan bagi anak-anak muda untuk tampil. Kita yang tua itu, John F.Kenedy (mantan Presiden Amerika Serikat) bilang, kita berada di belakang untuk mendorong mereka agar berlari lebih kuat lagi ke depan dan mencapai garis finish lebih cepat,”tandas Djobo.
Saat ini Djobo mengaku fokus untuk melaksanakan sisa masa tugas dan pengabdiannya sebagai Bupati Alor yang hanya tersisa sekitar satu setengah tahun lagi, sehingga memberikan kesempatan kepada kader muda untuk menempati berbagai jabatan, termasuk jabatan di partai politik. Pihak keluarga juga sudah menyarankan sosok pekerja keras dan disiplin ini agar di usia yang kian senja itu, Amon Djobo jangan lagi menerima beban tugas baru yang berat sehingga nantinya bisa punya banyak waktu di tengah keluarga.
Untuk itu, Djobo memilih mundur dari kepengursan Nasdem, tetapi dari belakang layar dia mengaku akan selalu mendukung Nasdem yang dinilai punya jasa besar dalam perjalanan politiknya.
“Saya sudah mundur ini bukan berarti saya tidak suka Nasdem. Nasdem mau anggap saya simpatisan, atau anggota biasa ya silakan, tidak pakai pun silakan,”tandas Djobo.
Dalam perjalanan kalau ada partai lain yang memasukannya sebagai anggota biasa, Djobo mempersilahkannya karena dia tidak mau menjadi pengurus partai politik.
Di masa tuanya, Djobo merasa sudah cukup terhormat dipercayakan sebagai sesepuh di beberapa gereja, seperti di Gereja Kemah Injil, di Tribuana, Bet’el dan di Gereja Weslean. Ia berpendapat, bahwa jabatan di partai politik dalam menghadapi situasi dan dinamika global, orang-orang tua yang sudah tidak kuat dadanya seperti dirinya, lebih baik urungkan niat, dan memberi kesempatan kepada anak-anak muda. (ap/linuskia)