alorpos.com–SABTU (4/5/2024) di Aula Citra Hidup Tribuana Kalabahi, Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Propinsi Nusa Tenggara Timur, Mikael Johan,S.K.M.,M.Si., diwakili Dr.R.H.Kristina Ragu,S.K.M.,M.Kes., selaku Dewan Pembina Pengda HAKLI Propinsi NTT, melantik Pengurus Kabupaten (Pengkab) HAKLI Alor Periode 2024-2029 yang diketuai Yoseph Yusran,S.K.M.
Pelantikan ini diawali dengan Pembacaan Surat Keputusan Pengurus Daerah HAKLI Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor: 05/SK/Pengda.HAKLI/NTT/19/12/V/2024 Tentang Pengangkatan Pengurus Cabang HAKLI Kabupaten Alor Periode 2024-2029, yang dibacakan Albina Bare Telan,S.T.,M.Kes., Bendahara 1 Pengurus HAKLI Propinsi NTT.
Selanjutnya, prosesi pelantikan oleh Dr.R.H.Kristina Ragu,S.K.M.,M.Kes., selaku Dewan Pembina Pengda HAKLI Propinsi NTT dan dikukuhkan rohaniwan Kristen Protestan, Pdt.Eli Pandu,S.Th., rohaniwan Islam Ustad Yusri Kiko, dan rohaniwan Katolik, Romo Mario Kosat,Pr. Usai melantik, Dr.R.H.Kristina Ragu,S.K.M.,M.Kes., menyampaikan sambutan tertulis Ketua Pengda HAKLI Propinsi, Mikael Johan,S.K.M.,M.Si.
“Kita Sehatkan Lingkungan dan Lingkungan Sehatkan Kita”,tulis Johan di awal sambutannya yang dibacakan Kristina.
Selanjutnya, ia menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Alor yang mendukung kiprah HAKLI Alor selama ini. Diharapkannya agar apa yang dibuat itu dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat, sekaligus menjadi simbol dan simpul pemersatu dalam mendukung transformasi kesehatan. Hal itu guna mewujudkan profesionalitas HAKLI yang mampu, tangguh dan handal dalam mendukung percepatan pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Alor, tentu berwawasan lingkungan.

“Pelantikan dan pengukuhan Pengurus Kabupaten HAKLI Alor ini merupakan ketentuan organisasi HAKLI yang wajib dilaksanakan, untuk melanjutkan estafet kepemimpinan yang berkompeten dan profesional untuk mendukung program-program kegiatan pemerintah di bidang kesehatan lingkungan,”tandas Kristina.
Dosen senior Akademi Kesehatan Lingkungan Kupang ini menyadari bahwa upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada umumnya, dan khusus di bidang kesehatan lingkungan itu relative belum dilaksanakan secara optimal.
Ia menilai, peran serta kesehatan lingkungan melalui tenaga sanitasi lingkungan, belum nampak secara jelas, oleh karena berbagai keterbatasan, terutama di bidang anggaran, input, proses, output dan pengambil kebijakan.
“Walaupun demikian, pada kesempatan ini, HAKLI Kabupaten Alor, juga HAKLI Propinsi NTT merasa sangat bangga terhadap Anggota HAKLI Kabupaten Alor, karena sudah banyak yang dilakukan, sehingga ada yang menjadi sanitarian teladan, menjadi Kepala Puskesmas, menjadi pimpinan yang melakukan berbagai kegiatan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat), kemudian mendeklarasikan Pilar I STBM di Kabupaten Alor,”ungkap Kristina.
Menurutnya, Kabupaten Alor merupakan salah satu dari 22 kabupaten/kota yang telah berkomitmen pertama kali mendeklarasikan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS) melalui STBM Pilar 1 di Propinsi NTT. Kristina juga mengemukakan komitmen pengurus pusat, propinsi dan khususnya pengurus kabupaten HAKLI Alor, merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berintegrasi, didukung dengan branding, “Kita sehatkan lingkungan dan lingkungan sehatkan kita”.

Sesuai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki, lanjut Kristina, untuk mendukung visi dan misi Pemerintah Kabupaten Alor, serta lebih khusus membutuhkan visi dan misi HAKLI yang dirumuskan dalam program dan kegiatan strategis, demi keberlanjutan, peningkatan, percepatan, pemberdayaan profesi HAKLI.
“Oleh karena itu, saya mengajak para pengurus HAKLI Alor, serta segenap kita yang hadir saat ini, untuk mencermati beberapa hal penting sebagai berikut; pertama, marilah kita bergandengan tangan, bersatu padu, membulatkan tekat untuk meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan lingkungan, pada semua elemen menuju transformasi kesehatan lingkungan. Tidak bisa sanitarian bekerja sendiri-sendiri, kita harus berkolaborasi dengan profesi yang lain,”tegas Kristina.
Kedua, sambung Kristina, mengembangkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan, kreatifitas, kejujuran, inovatif, dan dinamis dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat di Kabupaten Alor. Ketiga, mengembangkan sistim jejaring informasi kesehatan lingkungan bersama para pelaku pembangunan di bidang kesehatan lingkungan. Keempat, transformasi di bidang kesehatan lingkungan mesti digalakkan secara berkolaborasi, efektif, efisien pada semua tatanan, demi mencegah penyakit menular dan tidak menular, serta penanggulangan stunting yang saat ini sedang tinggi, dengan pendekatan STBM.
“Jadi tidak bisa dipungkiri lagi bahwa stunting dan sanitasi sangat berkaitan erat. Segenap organisasi profesi di bidang kesehatan, agar bersama menyatukan tekat, meningkatkan profesionalisme tenaga sanitasi lingkungan, guna mendukung percepatan pembangunan di Kabupaten Alor,”tandas Kristina.

Ia juga menyampaikan penegasan Ketua Umum HAKLI NTT, yang memberikan tanggung jawab penuh kepada Ketua bersama Pengurus HAKLI Kabupaten Alor Periode 2024-2029, untuk melakukan konsolidasi, integrasi, sinkronisasi, bersama pemerintah, swasta dan masyarakat di bidang kesehatan lingkungan. Hal itu khususnya kegiatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), STBM, Pokja AMPL (Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan), Pokja PKP (Perumahan dan Kawasan Permukiman), YKLI (Yayasan Konservasi Laut Indonesia) dan mitra kerja, baik lokal, nasional, regional dan internasional di Kabupaten Alor, sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
Sebelumnya, pesan dan kesan mantan Ketua Pengda HAKLI Kabupaten Alor periode sebelumnya, Yameha T.Asamau,S.K.M., mengemukakan sekilas anggota HAKLI Alorsekitar 120 orang, kemudian ada yang pergi karena pindah tugas atau meniggal dan ada yang datang. Prestasi kerja yang diraih, sebagaimana dikemukakan Yameha, yakni pada 28 Desember 2017 sudah mendeklarasikan Kabupaten Alor sebagai Kabupaten yang bebas dari BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di Indonesia.
Menurutnya, ada enam kabupaten di Indonesia Timur itu, Alor urutan pertama. Setahun kemudian, lanjut Yameha, tim dari Kementrian Kesehatan turun ke Alor untuk menilai, dan dari sekitar 23 kabupaten/kota yang dinilai di pusat, Kabupaten Alor meraih juara umum.

“Kami juga bekerja sama dengan pegiat-pegiatan lingkungan seperti om Omri (Omri Manilani) dan teman-teman lain untuk membersihkan sampah-sampah, serta kegiatan sosial lainnya. Karena itu pesan saya, kiranya komunikasi dan koordinasi HAKLI Kabupaten Alor dan HAKLI Propinsi NTT terus ditingkatkan,”tandas Yameha, sembari mengharapkan pula dukungan para senior dan sesepuh HAKLI di daerah ini.
Sementara itu, Ketua Pengkab HAKLI Kabupaten Alor Periode 2024-2029, Yospeh Yusran Lirong,S.K.M., dalam sambutan perdananya, menekankan bahwa dia akan berkaca pada masa lalu, menyadari hari ini, untuk menata masa depan yang lebih baik.
Yusran kemudian mengungkap secuil sejarah organisasi HAKLI sejak pertama kali didirikan di Bandung-Jawa Barat pada 12 April 1980, sebagai wadah pemersatu dan pembina profesional kesehatan lingkungan.
“Organisasi ini berorientasi pada kesehatan masyarakat serta juga pelestarian alam dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan. Sebagai organisasi profesi, para anggota dibatasi oleh kemampuan dan keterampilan, dalam upaya mengembangkan budaya perilaku hidup sehat, dan pengelolaan lingkungan yang bersih, aman, nyaman, sehat dan sejahtera, sesuai dengan harkat dan martabat manusia,”tegas Yusran.
Menurutnya, visi besar organisasi ini sebagai pelopor organisasi profesi yang unggul, inovatif dalam mewujudkan sanitarian yang professional, sejahtera dan bermartabat, serta diakui secara regioanal, nasional dan global. Maka, lanjut Yusran, HAKLI mengemban misi untuk menjalankan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan lingkungan, pendidikan, penelitian, dan inovasi sanitasi yang bermutu kepada masyarakat.
Selain itu, demikian Yusran, harus meningkatkan nilai-nilai profesionalisme, etika, moral, serta menjalankan kerja sama strategis, sinergis, dan berkelanjutan dengan para mitra dan stakeholders.

Ia juga menekankan tujuan utama organisasi, untuk mewujudkan penyelenggaraan kesehatan lingkungan yang mendukung pengembangan, pengamanan dan pengendalian kesehatan lingkungan yang inovatif sesuai regulasi.
Sejalan dengan visi, misi dan tujuan organisasi secara nasional, maka Yusran menegaskan bahwa 120 Anggota HAKLI Kabupaten Alor saat ini yang tersebar di berbagai instansi seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan, Kesehatan Pelabuhan, serta Badan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Alor, punya nilai jual yang patut diperhitungkan.
“Satukan pelaksanaan tugas keprofesian. Masih banyak kekurangan dan kelemahan yang dimiliki. Sebagai organisasi yang sudah berusia mapan, yakni 44 tahun, maka segala upaya dapat dilakukan, untuk menunjang pelaksanaan tugas keprofesian, baik oleh organisasi profesi itu sendiri, maupun instansi tempat kerja masing-masing,”ujar Yusran.
Tantangan yang dihadapi Kabupaten Alor saat ini, lanjut Yusran, selain masalah sanitasi layak, juga masalah stunting, malaria dan demam berdarah. Sosok murah senyum ini berpendapat, bawha berbagai tantangan tersebut membutuhkan kerja kolaboratif lintas sektor, program organisasi profesi dan stakeholder masalah lingkungan dan masyarakat.
“HAKLI diharapkan mampu memberi angin dalam penyelesaian masalah kesehatan secara umum, dan masalah kesehatan lingkungan khususnya,tandas Yusran.

Ia mengakui telah banyak yang dilakukan Anggota HAKLI di unit kerja masing-masing, dalam penyelesaian masalah kesehatan di Kabupaten Alor. Karena itu Yusran menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada Pengurus HAKLI Pusat dan Propinsi NTT, Lembaga Pendidikan Kesehatan Lingkungan, Pemerintah Kabupaten Alor, Para Organisasi Profesi yang saling bekerja sama dalam mendukung masalah kesehatan di Kabupaten Alor, para pegiat lingkungan yang berdedikasi bagi masalah lingkungan, diharapkannya tetap menjadi mitra dalam setiap upaya mengatasi persoalan kesehatan di Kabupaten Alor.
Sebagai Ketua Pengda HAKLI Alor yang baru, Yusran berharap agar semua seksi dalam kepengurusannya, mengeluarkan ide-ide untuk dijadikan best practice dalam memecahkan persoalan daerah di bidang kesehatan, khususnya kesehatan lingkungan. Untuk itu, dia juga mengharapkan dukungan pusat dan propinsi, para Penasehat dan Pengawas HAKLI Alor, agar mereka bisa menghadapi segala tantangan kedepannya.

Di awal kegiatan, Ketua Panitia, Imanuel Legimakani dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan umum kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga sanitasi lingkungan tentang berbagai regulas dan kebijakan yang berhubungan dengan profesi tenaga kesehatan lingkungan. Sedangkan tujuan khusus dari kegiatan tersebut yakni terpenuhinya berbagai kebutuhan administrasi anggota, terjalinnya komunikasi dan koordinasi yang baik antar sesama anggota.
Untuk diketahui, sesuai Surat Keputusan Pengurus Daerah HAKLI Propinsi Nusa Tenggara Timur Nomor: 05/SK/Pengda.HAKLI/NTT/19/12/V/2024 Tentang Pengangkatan Pengurus Cabang HAKLI Kabupaten Alor Periode 2024-2029, komposisi kepengurusan HAKLI Kabupaten Alor dimaksud antara lain; Dewan Pembina: Bupati dan Wakil Bupati Alor. Dewan Penasihat: Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, Direktur RSD Kalabahi, Direktur RSU Kelas D Pratama Mola, Para Kepala Puskesmas se-Kabupaten Alor, dan Ketua Umum Pengda HAKLI Provinsi NTT. Dewan Pengawas: Dominggus Prakameng,S.K.M., Sony Bina,A.Md.KL., Swingli Dopong,S.K.M., Abdulrahman Masang,S.K.M., dan Yameha T.Asamau,S.K.M.
Pengurus; Ketua:Yoseph Yusran,S.K.M., Wakil Ketua I: Imanuel Legimakani,S.K.M. Wakil Ketua II: Santi A.Alobel,A.Md.KL. Sekretaris I : Zakarias Aswanti,A.Md.KL. Sekretaris II: Ritno M.Adu,A.Md.KL. Bendahara: Nur Aisiah Batjo,A.Md.KL., serta dilengkapi dengan sejumlah seksi.

Hadir dalam acara pelantikan ini, antara lain Organisasi Profesi Kesehatan se-Kabupaten Alor, Pegiat Lingkungan, senior dan sesepuh HAKLI Kabupaten Alor, serta Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, dr.Farida Aryani yang diwakili Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Beny Wisang,S.K.M.,M.Kes. (ap/linuskia)