KPU Alor Goes To Campus Untuk Sosdik Pemilih Pilkada 2024. Nawir : 62,34 % Pemilih Alor Anak Muda

author
1
4 minutes, 50 seconds Read

alorpos.com—DALAM rangka Sosialisasi dan Pendidikan (Sosdik) Pemilih Pamilihan Gubernur dan Wakil Gubernur ,serta Bupati dan Wakil Bupati atau lasim disebut Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) Tahun 2024, maka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Alor melaksanakan kegiatan KPU Goes To Campus. atau KPU Pergi (masuk) ke Kampus.

Pantauan media ini, Senin (16/9/2024), Ketua KPU Kabupaten Alor, Munawir Laamin,S.Pd didampingi staf Sekretariar KPU Alor, Rionaldo Kinanggi, melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih tersebut di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP) Muhammadyah Kalabahi.
Mahasiswa/i STIKIP Muhammadyah Kalabahi hadir memenuhi aula Lantai II kampus yang terletak di Kelurahan Wetabua, Kecamatan Teluk Mutiara ini, nampak antusia menyimak materi yang disampaikan Munawir.

Nawir, demikian sapaan akrab Ketua KPU Alor ini, bahwa anak muda di Kabupaten Alor sangat menentukan arah demokrasi dan duet pemimpin daerah ini lima tahun kedepan. Alasannya, karena pada Pemilu Legislatif dan Pilpres pada 14 Februari 2024, Pemilih Milenial (lahir antara 1981-1996) dan Gen Z (Generasi Z yang lahir antara 1997-2012) di Kabupaten Alor sebanyak 62,34 persen.

“Partisipasi pemilih kita 79,54 persen. Dari prosentase itu, yang masuk kategori pemilih anak muda (Milenial dan Gen Z) sebanyak 62,34 persen. Artinya bahwa kontribusi kaum muda sebagai pemilik suara itu antara 80-90 persen. Angka yang sangat besar. Maka kontribusi para pemuda sangat penting dalam menentukan kualitas demokrasi kita hari ini,”tegas mantan Ketua HMI Cabang Kupang ini.

Karena itu, lanjut Nawir, untuk menciptakan demokrasi yang berkualitas, maka pemuda harus menjadi pemilih yang cerdas dan ikut mengawasi proses Pemilu.
Nawir menekankan, bahwa kaum muda jangan berpikir bahwa pelaksanaan Pemilu (Pilkada) itu hanya tanggungjawab KPU dan Bawaslu bersama jajarannya. Ia juga menghimbau agar kau muda tidak boleh pasif terhadap Pemilu/Pilkada, tetapi harus proaktif.
Ia mengaku akan prihatin jika para pemuda hanya sibuk dengan urusan kesenangan pribadi, menghabiskan waktu berjam-jam untuk bermain gadget atau handphone, tanpa mau peduli dengan proses demokrasi yang terjadi untuk memilih pemimpin.

Nawir berpandangan bahwa para pemuda harus aktif, termasuk mempelajari rekam jejak setiap calon pemimpin secara baik, sehingga nantinya dapat menjatuhkan pilihan secara obyektif dan rasional.
Dengan demikian, kata Nawir, pemuda dengan jumlah pemilih terbanyak dapat menentukan kelanjutan kepemimpinan yang berpihak pada isu-isu kepemudaan, serta mensejahterakan masyarakat sebagaimana amanat Pancasila.

Nawir juga berpendapat, bahwa momentum Pemilu kadang dimanfaatkan oknun atau kelompok tertentu utk memecah belah persatuan dan kesatuan. Karena itu, sambung Nawir, tugas pemuda untuk merawat persatuan dan kesatuan itu.

“Jangan sampai kontestasi di Pemilu itu merobek-robek persatuan dan kesatuan kita. 62,34 persen pemilih anak muda di daerah ini, harus bisa merawat persatuan itu. Kabupaten Alor sudah mendapat Harmony Award (karena kerukunan dan toleransi), sehingga Pilkada ini menjadi salah satu ajang pembuktian bahwa kita layak menyandang harmony award itu. Hindari politik adu domba dan berbau rasis atau SARA,”himbau Nawir.

“Pemuda jangan berpikir terserah siapa yang terpilih, tapi harus pikir bahwa 27 Novemver 2024 itu sangat menentukan arah Kabupaten Alor lima tahun ke depan. 62,34 persen pemilih muda kalau bisa diguncang 10 persen pemilih lainnya, maka itu memalukan,”tandas Nawir memotivasi.

Ia mengajak kaum muda agar ikut mengawal proses demokrasi di Pilkada 2024 agar berjalan dengan baik.
Kesempatan itu Nawir menginformasikan bahwa KPU Alor akan melakukan proses penerimaan KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di Kabupaten Alor untuk bertugas di 510 TPS (Tempat Pemungutan Suara) pada hari pemungutan suara, 27 November 2024.

Menurut Nawir, anggota KPPS sebanyak 7 orang per TPS sehingga total KPPS yang dibutuhkan yakni 7 x 510 TPS = 3.570 orang. Sedangkan di Bawaslu Kabupaten Alor, ungkap Nawir, juga membutuh 510 pengawas TPS untuk menjalankan tugas pengawasan di semua TPS.

Untuk itu Nawir mengajak para pemuda, jika berminat dan mau turut berpartisipasi melaksanakan Pilkada secara demokratis, maka bisa mendaftarkan diri sebagai KPPS atau Pengawas TPS.

“Atau mau menjadi pemantau Pemilu juga bagus, silahkan mendaftarkan diri agar demokrasi kita berjalan bagus dan demokratis,”ujar Nawir.

Menanggapi sejumlah mahasiswa yang bertanya dalam sesi dialog, Nawir menegaskan bahwa untuk menangkal hoax dan ujaran kebencian di media sosial, maka kaum muda harus bisa memfilter mana informasi yang bisa dikategorikan dapat dipercaya, dan mana yang hoax atau berita bohong, serta mana ujaran kebencian.

Sebagai orang muda, demikian Nawir, harus tangguh dan berilmu, agar tidak mudah diseret “arus”.

Terhadap sejumlah mahasiswa yang mengajukan pertanyaan maupun yang menjawab pertanyaan Ketua KPU Alor, diberikan cindera mata berupa Maskot Pilkada Alor, Si Dugong.
Dugong merupakan salah satu jenis ikan (mamalia laut) yang belakangan menjadi salah satu ikon baru Kabupaten Alor, berkat aksi dugong yang diberi nama Mawar di perairan Pantai Wisata Mali dan Pulau Sika Alor.

Maskot Pilkada Alor, Si Dugong artinya Siap Edukasi Gerakan Sadar Demokrasi Langsung. Maskot Si Dugong mengenakan pita tenunan Alor sambil membawa kotak suara dan paku dengan wajah ceria, melambangkan keceriaan warga Kabupaten Alor dalam menyambut Pilkada yang demokratis, aman dan damai serta berkualitas.

Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan (BAUK) STIKIP Muhammadyah Kalabahi, Muhamad Abdullah,S.Sos.,M.Pd., mengapresiasi KPU Kabupaten Alor yang telah melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih kepada para mahasiswa setempat.

Dia berharap agar KPU Alor juga melakukan kegiatan serupa kepada semua stakeholder dan pemangku kepentingan di daerah ini, agar terlibat aktif dalam prses demokrasi untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Alor untuk melanjutkan pembangunan daerah ini lima tahun kedepan.

“Pilkada ini hal yang lumrah, karena setiap lima tahun sekali diadakan. Tetapi kekeluargaan dan kekerabatan yang telah diwariskan oleh leluhur kita, harus kita jaga secara baik. Di gunung ada Tara Miti Tomi Nuku, di pantai ada kakang aring opung anang. Berbeda pilihan hal biasa, tetapi kita semua tetap bersaudara,”pungkas Abdullah. (ap/linuskia)

Similar Posts

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *