Koperasi Kredit (Kopdit) Swastisari yang berdiri sejak 1 Februari 1988, sehingga telah berusia 32 tahun dengan status Primer Nasional, akhirnya hadir pula di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Kehadiran itu ditandai dengan pengresmian Kantor Kopdit Swastisari oleh Bupati Alor, Drs.Amon Djobo, Sabtu (20/11/2020) , di kawasan Lipa-Kelurahan Kalabahi Tengah, Kecamatan Teluk Mutiara.
DALAM sambutannya, bupati Djobo mengatakan bahwa dia hadir meresmikan Kopdit Swastisari itu, karena tidak semua orang punya niat baik untuk melayani masyarakat miskin di daerah ini. Hampir 90 % sektor swasta di Kabupaten Alor, ungkap Djobo, punya ketergantungan pada jasa pemerintah seperti proyek-proyek pemerintah. Namun Djobo menilai belum ada dari pengusaha-pengusaha tersebut yang melakukan investasi besar untuk membantu masyarakat kecil di daerah ini.
“Tidak ada orang yang mau buat sesuatu untuk kepentingan orang kecil, orang miskin seperti Kopdit-Kopdit yang ada. Karena itu di tengah-tengah kesibukan, saya hadir untuk memberikan restu atas kehadiran Kopdit Swastisari di Kalabahi,”tandas Djobo yang telah menjadi anggota pertama Kopdit Swastisari di Alor.
Djobo berpendapat, kehadiran Kopdit Swastisari bisa menjadi motivasi bagi yang lainnya untuk belajar, tentang bagaimana managemen pengelolaannya sehingga telah menghimpun dana menembus Rp 1 Triliun, dan berkembang baik. Karena itu Djobo berharap agar pemerintah dan masyarakat mendukung Kopdit Swastisari di daerah ini.
“Kehadiran Kopdit Swastisari sebagai mitra pemerintah dalam usaha menggenjot perekonomian daerah. Pemerintah perlu dukungan dalam pengembangan sektor riil. Karena kita menggenjot pendapatan masyarakat melalui sektor riil, maka pertumbuhan ekonomi akan naik. Swastisari hadir dengan tagline ‘melayani yang benar’ itu cukup luar biasa bagi masyarakat,”ujar Djobo, seraya mempersilahkan warganya untuk menjadi anggota, dan nantinya mengajukan kredit untuk mengembangan usaha ekonomi produktif, bukan untuk pesta atau konsumtif lainnya.
Sebelumnya, General Manager (GM), Kopdit Swastisari, Yohanes S.Helan,A.Md dalam sapaannya menyampaikan terima kasih atas kehadiran Bupati Alor, Propinsi NTT, Drs.Amon Djobo, sebagai wujud dukungan kepada Kopdit dalam upaya bersama-sama membantu masyarakat dan membangun daerah ini.
Pria asal Flotim yang akrab disapa John ini mengatakan, ada tiga hal penting yang disampaikannya, terkait tujuan Kopdit Swastisari melakukan ekspansi. Tujuan pertama, agar bersama-sama merubah kesejahteraan. Merubah dari yang belum ada menjadi ada, dan merubah yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
Memasuki usia ke 33 tahun ini, jelas John, Kopdit Swasisari telah mempunya aset senilai Rp 1 Triliun. Total aset tersebut menurut John adalah swadaya milik orang-orang yang tidak pakai sandal, milik orang-orang yang suka makan siri pinang dan pakai sarung.
“Kita tidak mengemis di mana-mana untuk membantu permodalan di Swastisari karena kekuatan kami ada di akar rumput. Anggota Swastisasri yang hingga kini telah mencapai seratus ribu lebih, sangat memahami tujuan lembaga ini,”papar John, sembari merincikan, jumlah anggota itu tersebar di Propinsi NTT dan Bali. Di Propinsi Bali, lanjut John, ada dua Kantor Cabang Kopdit Swastisari yakni di Denpasar dan di Jimbaran-Badung.
Modal yang dihimpun Kopdit Swastisari, ungkap dia, sejumlah Rp 1 Triliun dan yang telah dikembalikan dalam bentuk pinjaman untuk usaha ekonomi produktif dan usaha di sektor riil. Kopdit Swastisari lebih fokus membantu pengembangan usaha sektor riil, bukan untuk hura-hura atau pesta-pesta.
Lebih jauh, John menekankan, Kopdit Swastisari fokus untuk merubah kesejahteraan dengan usaha produktif seperti bagaimana anggota menanam padi, menanam bawang, penggemukan sapi dan sebagainya. Uang yang telah digulirkan untuk usaha produktif tersebut, lanjut John, telah mencapai Rp 700-an milyar, berada di tangan anggota. “Dan menjadi suatu kebangaan,, sejak dibentuk plafon pinjaman yang digulirkan ke anggota telah mencapai Rp 2 Triliun. Ini berarti ada dampak positive terhadap perubahan masyarakat, terutama anggota Kopdit Swastisari,”kata John dalam acara yang dihadiri pula sejumlah koleganya yakni pimpinan Kopdit Citra Hidup, Kopdit Lego-Lego, KSU Budhi Artha, maupun Pinca Bank NTT, BRI dan BNI di Kalabahi.
Kedua, sambung John, Kopdit Swastisari sudah membantu pengangguran di Propinsi NTT karena memiliki tenaga kerja sebanyak 400 orang, dengan standar gaji minimal Rp 3 Juta/bulan hingga Rp 8 Juta/Bulan. Jika satu pekerja dengan gaji Rp 4 Juta, bisa menghidupi 5-6 0rang, ulas dia, maka Swastisari sudah bisa menghidupi kurang lebih 3000 orang setiap bulannya.
Tujuan ketiga yakni membasmi koperasi-koperasi harian. Menurut John, koperasi-koperasi harian sangat membebani masyarakat. Kita, lanjut dia, memutuskan mata rantai kesenjangan,yang kayah terus menjadi kaya, yang miskin tetap menjadi miskin.
Ia menambahkan, saat ini Kopdit Swastisari dengan moto terdepan dan terpercaya, telah berstatus Primer Nasional. Dengan status ini, maka Kopdit Swastisari berhak membuka Kantor Cabang antar propinsi. Hanya ada tiga Kopdit berstatus Primer Nasional di NTT, yakni Kopdit Swastisari, Kopdit Pintu Air dan Koperasi TLM.
Jenis Simpanan
Sesuai brosur yang dibagikan, Simpanan Saham sebagai bukti kepemilikan anggota yang tidak bisa ditarik selama masih terdaftar sebagai anggota, terdiri dari Simpanan Pokok sebesar Rp 100.000, Simpanan Wajib sebesar Rp 30.000 dan Simpanan Swakarsa yang besarnya minimal Rp 20.000, dengan bunga yang diberikan sebesar Rp 8 %. Ada pula Simpanan Bunga Haria (Sibuhar) yang dapat ditarik kapan saja tanpa dibebankan administrasi dan diberikan bunga 0,25%. Ada pula Simpanan Pendidikan (Sipandik), Simpanan sukarela Berjangka (Sisuka), Simpanan Masa Depan (Simapan), Simpanan Hari Raya (Sihara).
Sedangkan Pinjaman, bisa dilakukan oleh mereka yang minimal sudah menjadi anggota selama tiga bulan, dengan prestasi simpanan yang baik dan tertib. Besarnya Pinjaman Umum dan Pinjaman Setara Saham, yakni pinjaman sebesar sahamnya atau dua kali dari simpanan sahamnya, dengan bunga pinjaman 1,6% (menurun), 0,96%(tetap) dan 0,5%(tetap).
Keuntungan bergabung pada Kopdit Swastisari, yakni; 1) Mendapat bunga simpanan setiap bulannya. 2) Tidak ada biaya administrasi bulanan. Pinjaman dan Simpanan Saham dilindungi oleh DAPERMA (Dana Perlindungan Bersama), saat anggota mengalami musibah (meninggal dunia) maka sisa saldo pinjaman, tidak dibebankan kepada alih waris (diputihkan). Sementara untuk simpanan anggota, akan dikembalikan 2 (dua) kali lipat. 4) Mendapatkan Dana Duka sebesar Rp 8.000.000 bagi anggota yang meninggal dunia, ditambah Rp 100.000, dikalikan sekian tahun menjadi anggota, dan Rp 400.000, bagi alih waris atau keluarga duka (yang telah menjadi anggota). 5) Anggota mendapatkan Deviden (SHU) setiap tahunnya. 6) Bunga Pinjaman terkecil dengan persyaratan mudah dan proses yang cepat. 7) Transaksi secara online di semua kantor cabang. 8) Fasilitas Aplikasi Mobile Anggota. (ap/tim)