DIREKTORAT Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan pada Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menggelar kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Digital Marketing di Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Senin (28/2/2022). Pantauan alorpos.com, Bimtek yang dibuka Anggota Komisi X DPR RI, DR.Andreas Hugo Pareira itu, berlangsung di Aula Perjuangan Convention Hall, kawasan Batunirwala Kalabahi, diikuti 100 pelaku ekonomi kreatif di daerah ini, sebagamana surat undangan yang ditandatangani Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif, Dra.Erwita Dianti,M.Si
Pejabat yang mewakili Deputi Sumber Daya dan Kelembagaan pada Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Islamuddin R.Reka dalam laporannya menyampaikan bahwa semua pelaku usaha butuh adaptasi , kolaborasi dan inovasi.
“Jadi bapak/ibu semua, dulu kalau orang tidak masuk kerja, maka dia akan dirumahkan, sekarang orang kerja dari rumah sehingga terjadi perubahan yang luar biasa. Jadi point dari kegiatan hari ini adalah, agar kita semua beradaptasi,berinovasi dan berkolaborasi. Tidak ada lagi yang sendiri-sendiri,”tegas Islamuddin.
Menurutnya, semua pihak, termasuk para pelaku ekonomi kreatif harus berkomunikasi, harus membuat komnitas, saling mendukung. Islamudian selalu menekan kan, bahwa tidak ada lagi usaha sendiri-sendiri, karena semua harus saling bekerja sama.
“Kita harus saling bekerja sama, saling mendukung, membuat kelompok, membuat komunitas, membuat asosasi. Begitu juga kami di pemerintah, tidak bisa lagi bekerja sendiri-sendiri, harus berkolaborasi dengan akademisi, dengan bisnis atau pelaku usaha, kemudian dengan stakehoder yang lain seperti media, komunitas dan brand market dan sebagainya. Jad kita tidak bisa lagi kerja sendiri-sendiri,”tandas Islamuddin dalam kegiatan yang menerapkan protokol kesehatan secara ketat itu.
Kegiatan ini dinilai sangat bagus oleh Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek,SH., yang dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas terselenggaranya Bimtek bagi para pelaku ekonomi kreatif fi di Nusa Kenari ini. Menurut Anggrek, para pengrajin, pelaku ekonomi kreatf, industri rumah tangga di Alor dalam berbagai jenis usaha seperti usaha meubeler bambu, rotan, ayaman daun lontar untuk nyiru, topi, pegrajin aneka cinramata seperti miniatur rumah adat Alor, tenun ikat, dan aneka kuliner dan sebagainya hadir dalam Bimtek dimaksud.
Melalui Bimtek tersebut, kata Ketua DPD PDI Perjuangan Kabupaten Alor, para pelaku ekonomi kreatif terus berinovasi mengembangkan usahanya dan memasarkannya melalui pasar digital pada era kemajuan reknologi komunikasi dan informasi sekarang ini. Anggrek berpendapat, dengan mempromosikan hasil produk masing-masing secara onlne melalui handphone android sangat efektif.
“Untuk itu saya berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan Bimtek, yang mungkin baru pertama kali terjadi di Kabupaten Alor ini, langsung bersama masyarakat pelaku ekonomi kreatif, untuk bagaimana meningkatkan usaha secara berkelompok, supaya ke depannya bisa lebih sukses dan berhasil dalam memaarkan produknya secara online pasa era pasar digital sekarang ini,”tandas perempuan pertama yang menjadi Ketua DPRD dalam sejarah Kabupaten Alor ini.
Anggrek juga meminta, jika ada bantuan atau pendidikan dan pelatihan bagi kelompok eknomi kreatif, maka kiranya kelompok-kelompok ekonomi kreatif di Kabupaten Alor juga mendapat dukungan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Bahkan saat itu politis yang sangat dekat dengan DR.Andreas Hugo Parerira, Anggota Komisi X DPR RI yang punya mitra antara lain dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, memperkenalkan sejumlah produk hasil kreatifitas pengraji di Alor, seperti topi anyaman daun lontar, aneka tenun ikat, sopi pura dalam kemasan yang sangat menarik, dan sebagainya.
“Karena itu, dengan Bimtek dari Kemenrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini, kiranya akan bermanfaat bagi peningkatan kinerja dalam menghasilkan produk yang berkualitas dan menembus pasar digital,”kata Anggrek.
Kesempatan itu, Anggrek, juga menyampaikan terima kasih juga kepada Anggota Komisi X DPR RI, DR.Andreas Hugo Pareira, yang selalu memperhatikan Kabupaten Alor melalui berbagai program kegiatan di Kementrian/Lembaga yang menjadi mitra kerja Komsii X, termasuk beasiswa bagi para pelajar dan mahasiswa di daerah ini, dalam, Program Indonesia Pintar (PIP) dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud dan Ristek).
“Beasiswa bagi anak-anak SD,SMP,SMA dan Mahasiswa di Kabupaten Alor ini, sudah sangat membantu masyarakat. Kita meminta pa Andre, kiranya jatah untuk Alor di tahun ini, bisa mencapai 2000 pelajar dan mahasiswa,”kata Anggrek disambut aplaus hadirin.
Sementara itu, Dr.Andreas Hugo Pareira dalam sambutannya mengatakan bahwa dia sudah lelah bicara politik, karena sebagai Anggota Komisi X DPR RI, dia fokus mendorong berbagai kegiatan nyang mendukung para pelaku ekonomi kreatif, melalui Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai salah satu mitra kerja Komisi X DPR RI, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi kreatif masyarakat di daerah-daerah. Sedangkan dengan mitra kerja Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Andre mengatakan bahwa pihaknya terus mengkomunikasikan pemberian beasiswa bagi para pelaljar SD/SMP/SMA/SMK dan Mahasiswa dalam Program Indonesia Pintar (PIP) setiap tahunnya. Hasilnya, sudah lebih dari 1000 anak-anak Alor, termasuk ratusan mahasiswa Universitas Tribuana Kalabahi yang mendapat beasiswa dimaksud.
Berkaitan dengan Bimtek bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Digital Marketing di Kabupaten Alor itu, Andre menegaskan bahwa kegiatan ini sebagai upaya untuk mendorong peningkatan produk ekonomi kreatf yang bernilai ekonomi tinggi dan terserap pasar melalui digital marketing.
“Kita di NTT, khususnya Flores, Lembata dan Alor ini, sedang didorong untuk pengembangan pariwisata. Labuan Bajo (di Flores bagian Barat) saat ini sudah luar biasa maju, dan Tahun 2022 ini ada pertemuan negara-negara maju dalam G-20 di Labuan Bajo. Pulang dari kegiatan itu, peserta dari berbagai negara itu tentu mau bawah ole-ole yang merupakan hasil dari ekonomi kreatif,”kata Andre yang sedang melaksanakan kegiatan Reses di Alor ini.
Menurutnya, moment kunjungan wisatawan baik domestik maupun manca negara, harus dimanfaatkan secara baik dengan menyiapkan aneka kerajinan yang merupakan produk ekonomi kreatif sebagai cindramata, termasuk kuliner.
Andre menilai tenunan di Alor sangat bagus dan unik, karena sangat beragam motifnya sesuai suku-suku masyarakat lokal di daerah ini.Demikian pula dengan berbagai produk usaha kreatif lainnya, kata Andre, harus terus ditingkatkan dan dipasarkan melalui pasar online atau digital marketing.
Handphone android yang dimiliki setiap orang itu, menurut Andre jangan hanya dipakai untuk main facebook, tiktok dan media sosial lainnya dengan hal-hal yang tidak produktif, tetapi untuk menjual hasil kreatifitas usaha masing-masing.
“Kita harus buat yang terbaik sehingga orang tertarik dan membelinya saat dijual secara online atau digital marketing melalui media-media online. Saya harap kegiatan (bimtek) kita haru ini punya manfaat, bagaimana kita mengembangkan ekonomi kreatif, mempromosikan dan menjualnya secara online,”himbau Andre memacu semangat para peserta.
Kepada pihak Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Andre menegaskan bahwa di kementrian ini ada banyak bantuan bagi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif sehingga memperhatikan juga Kabupaten Alor.
“Cuma bantuan-bantuan ini harus diusulkan (oleh pemerintah daerah) karena harus dipertanggungjawabkan, dengan berbagai persyaratannya. Tolong disampaikan kepada detputi-deputi yang lainnya di Kementrian Pariiwisata dan Ekonomi Kreatif, apa persyaratan yang harus disiapkan agar bisa mendapat bantuan-bantuan itu,”himbau Andre, yang pada kesempatan itu juga menyampaikan materi terkait Program Kemitraan Komisi X DPR RI dengan Kemenparekraf.
Selanjutnya, para peserta nampak semangat mengikuti Bimtek yang disampaikan para pemateri yang punya pengalaman dan keahlian di bidang Digital Marketing, diantaranya Eus Gultom. Secata detail Gultom memaparkan bagaimana menjual produk secara online dengan analisa SWOT (Strength, Oportunities, Weaknesses, Threats ) atau Kekuatn, Kelemahan, Peluang dan Ancaman.
Gultom menjelaskan, bahwa untuk kekuatan perlu memperhatikan kualitas produk atau merek dan sejenisnya yang menjadi kekuatan bisnis. Sedangkan kelemahan, ujar Gultom, harus dianalisa apa saja yang menjadi kelemahan bisnis atau produk yang akan membuat bisnis bermasalah dan menghadapi kendala. Misalnya, teknolgi sudah tidak tren lagi, atau kendala lainnya. Menyangkut peluang, urai Gultom, terkait apa saja peluang yang mungkin terjadi terhadap bisnis kita di masa depan.
“Apakah ada prospek berkembang menjadi besar atau ada hal lain yang mempengaruhi,”kata Gultom.
Untuk ancaman, Gultom menegskan bahwa itu berkaitan dengan produk yang sangat mungkin akan menjatuhkan bisnis saat ini atau di masa depan, misalnya apakah kompetitor lebih menarik, atau ada hal-hal lain yang memperngaruhi.
Hal menarik yang juga dijelaskan Gultom, yakni bagaiman mengkomuniksikan brand produk kreatifitas melalui analisa potensi pasar dan target pasar, trendnya sedang apa, analisa pelanggan, pesaing dan membangun strategi bisnis.
“Kalau kita mau jual topi anyaman daul lontar kepada anak SMA, jangan dikata-kata “..dijual topi…” tetapi dengan kata-kata… “…lu pake…lu gaul…, lu laku..”. Begitu salah satu cara komunikasi untuk menarik peminat (sesuai kelompok umur). Kia-kira begitu cara menganalisa ,”kata Gultom, seraya menambahkan bahwa seyum ramah dan santun dalam menawar produk juga sangat penting.
Selain itu, terkait Brand Storytelling (narasi atai cerita tentang brnd produk kreatifitas), kata Gultom, harus ada dan dikemas secara baik sehingga menarik minat konsumen. Gultom mencontohkan topi anayaman daun lontas yang baru saja diberikan oleh Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek kepada Anggota Komisi X DPR RI, Andreas Hugo Pareira dan para pejabat dari Kemenparekkraf itu, bisa dibuat storytellingnya yang menarik. Misalnya, “topi anyaman ini dibuat dari daun lontar yang dulunya bisa dipakai orang lor untuk terbang”. Cerita-cerita unik seperti itu atas sebuah brand produk, menurut Gultom, biasanya menanrik minat konsumen.
Para peserta nampak puas mengikuti Bimtek dimaksud karena mendapat ilmu dalam hal mengembangkan produk kreatifitas dan strategi pemasaran melalui pasar digital atau online. Salah satu peserta yang dikenal luas sebagai pakar penenun di Alor, Sariat Tole berterima kasih atas kegiatan dimaksud. Ignas, pengrajin miniatru rumah adat Alor di Tombang juga mengaku bisa mendapat wawasan dalam mengembangkan usaha ke depannya. (ap/linuskia)