BUPATI Alor, Drs.Amon Djobo menggelar rapat koordinasi dengan para camat se-Kabupaten Alor dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemkab Alor, Rabu (7/4/2021) malam di aula Rumah Jabatan Bupati Alor. Rapat itu digelar, setelah pada pagi harinya Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Doni Monardo mengunjungi Kabupaten Alor, untuk memantau langsung dampak bencana akibat banjir bandang, tanah longsor dan angin putting beliung di daerah ini.
Dalam kunjungan tersebut, Doni Monardo dan rombongan pejabat terkait dari BNPB, Basarnas dan kementrian/lembaga terkait bersama Bupati Alor dan pejabat terkait menuju Kecamatan Alor Timur Laut, wilayah yang paling banyak mengalami korban jiwa. Doni Monardo meminta Pemkab Alor agar segera menyampaikan data riil kepada BNPB tentang jumlah warga yang menjadi korban jiwa sera mengalami kerugian materil akibat rumahnya mengalami kerusakan, baik itu rusak berat, sedang maupun ringan. Data tersebut harus jelas, by name by address (nama dan alamat) sehingga tidak ada yang tercecer. Demikian pula dengan kerusakan fasilitas umum dan infrastruktur dasar yang rusak, seperti jalan, jembatan, tambatan perahu, dermaga, perpipaan/sarana air bersih, drainase dan sebagainya, agar disampaikan secara terperinci dengan tingkat kerusakan masing-masing.
Untuk itu, Bupati Alor, Drs.Amon Djobo langsung menggelar rapat bersama para pimpinan OPD dan 18 Camat di daerah ini untuk memperoleh laporan yang valid tentang berbagai dampak yang terjadi akibat bencana alam di maksud, baik korban jiwa maupun kerusakan fasilitas umum dan infratsruktur lainnya. Pantauan alorpos.com, dalam rapat tersebut, bupati Djobo nampak tegas mengingatkan para camat agar menyampaikan data yang valid tentang berbagai kerusakan, baik rumah penduduk, fasilitas umum dan infrastruktur di wilayah masing-masing.
Para camat secara bergilir diminta bupati untuk menyampaikan data dimaksud untuk dicatat dan diinput pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor, agar disampaikan kepada BNPB dan pemerintah pusat di Jakarta pada awal pekan depan. Secara tegas bupati Djobo mengatakan kepada camat, bahwa jika mereka tidak teliti dalam menyampaikan data kerusakan di wilayah masing-masing, maka mereka harus bertanggungjawab jika mendapat komplain dari masyarakat.
“Kerusakan rumah penduduk harus didata secara baik. Jika saudara salah menyampaikan data dan saat bantuan itu turun, kemudian ada masyarakat yang komplain karena tidak mendapat bantuan, padahal rumahnya juga rusak karena bencana, maka saudara-saudara camat yang bertanggungjawab kepada masyarakat,”tegas Djobo kepada camat yang saat itu menyebut angka terkait jumlah kerusakan rumah penduduk di wilayahnya.
Bupati Alor dua periode ini mengaku pada beberapa hari ini sudah memantau beberapa wilayah yang terkena bencana, dan ia menilai berbagai masyarakat yang sangat antusias saling membantu. Para kepala desa/lurah dan camat juga dinilainya cukup berpartisipasi dengan masyarakat untuk mencari para korban, membersihkan rumah-rumah yang terendam banjir dan sebagainya.
“Kita harapkan agar dukungan masyarakat melalui partisipasinya nyata ini tetap berjalan, termasuk dukungan TNI-Polri, LSM, komunitas msyarakat. Dalam pendataan berbagai kerusakan akibat bencana, kita harapkan data yang valid. Artinya yang betul-betul terkena dampak bencana harusb didata secara baik, apakah rumah rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan. Ini by name by address. Nama dan alamat harus sesuai KTP, sehingga bantuan turun, tidak ada yang komplain, kenapa rumah saya juga kena bencana tetapi tidak dapat bantuan. Termasuk perahu motor yang hilang dan sebagainya,”tegas Djobo.
Catatan media ini, di Kabupaten Alor, wilayah yang paling terkena dampak dan mengakibatkan banyak jatuh korban jiwa maupun yang masih dalam pencarian yakni di Desa Lipang, Kecamatan Alor Timur Laut dengan belasan korban jiwa , Di Desa Welai Selatan, Kecamatan Alor Tengah Utara, di Maleipea Kecamatan Alor Selatan, di Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah, dan di Tamalabang Kecamatan Pantar Timur juga banyak jatuh korban jiwa.
Plt. Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor, Kristina Beli,ST kepada alorpos.com, Selasa (6/4/2021) mengatakan, data sementara, rumah penduduk yang mengalami ruasa berat sebanyak 179 unit, rusak sedang 181 unit. Kerusakan jalan/jembatan, kata Kristina, masih sedang didata, karena banyak ruas jalan yang longsor dan rusak berat akibat banjir, serta banyak jembatan yang rusak berat atau putus sehingga akses jalan terputus.
Sementara itu, Kerusakan akibat abrasi pantai, ungkat Kristina terjadi pada 35 lokasi, abrasi kali di 30 lokasi dan kerusakan tembok penahan pada 35 lokasi. Sedangkan data sementara kerusakan tambatan perahu, lanjut Kristina, yang rusak berat 15 unit, rusak sedang 8 unit dan rusak ringan 6 unit. Sedangkan kerusakan bangunan dan fasilitas umum, ujar Kristina, yakni gedung sekolah, gedung gereja, Posyandu, Pasar, serta sarana umum lainnya. Sedangkan perahu motor yang rusak berat 3 unit dan rusak ringan 10 unit. (ap/tim-linuskia)