BUNTUT kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang resmi diberlakukan Pemerintah Indonesia pada akhir pekan kemarin, puluhan sopir bemo atau Angkutan Kota (Angkota) di Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur melakukan aksi mogok beroperasi sebagaimana lasimnya, Senin (5/9/2022) untuk menuntut kenaikan tarif Angkota. Mereka menuntut agar ada penyesuaian tarif angkota yakni Rp 5000/orang/trip untuk pelajar, sedangkan untuk mahasiswa dan orang dewasa atau orang tua sebesar Rp 7000/orang/trip. Pantauan media ini, puluhan sopir ini membawa angkutan kota masing-masing dibawah koordinir Abubakar Bara mendatangi Kantor Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Alor di kawasan Padang Tekukur, Kalabahi.
Kehadiran mereka cukup membuat macet lalu lintas kendaraan pada ruas jalan yang menghubungkan sejumlah kantor seperti Dinas Perhubungan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipadan Daerah dan Kantor KORPRI Kabupaten Alor. Nampak Kepala Satuan Intelkam (Kasat Intel) Polres Alor, Iptu Eston Bolu,SH dan sejumlah anak buahnya sedang memantau aksi puluhan sopir angkota dimaksud. Tidak terlihat Kepala Dias Perhubungan Kabupaten Alor, Ir.Joseph Malaikosa, karena puluhan sopir tersebut diterima Sekretaris Dinas Perhubungan, Andreas Blegur,SH.,Msi didampingi Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), Marsiaga Duru.
Ketika bertatap muka dengan para sopir tersebut, Andreas Blegur menyampaikan bahwa Kadis Perhubungan, Ir.Joseph Malaikosa sedang bertugas ke luar daerah, tetapi atas koordinasinya melalui telepon seluler, maka Kadis Perhubungan menyampaikan sejumlah hal untuk disampaikannya kepada para sopir angkota itu.
Karena itu, Ande Blegur yang juga didampingi Kasat Intel Polres Alor, Itu Eston Bolu,SH menyampaikan terima kasih atas aspirasi yang disampaikan para sopir angkota, dan pihaknya akan mengkaji sesuai aturan paska kenaikan harga BBM tersebut untuk menentukan tarif angkutan umum di daerah ini.
“Satu dua hari ke depan kami akan undang para pengusaha angkutan umum untuk rapat bersama untuk mengelaborasi dan membicarakan masalah penyesuaian tarif angkutan umum untuk disepakati bersama, kemudian dilaporkan kepada bapak Bupati Alor untuk terbitkan Peraturan Bupati tentang tarif angkutan. Nanti tarif baru sesuai Perbub tersebut kita buat juga dalam bentuk stiker supaya ditempel pada kendaraan masing-masing agar diketahui masyarakat umum,”kata Ande Blegur.
Ia juga mengatakan, bahwa tuntutan serupa juga pasti akan dilakukan angkutan laut yakni perahu-perahu motor penumpang yang melayani masyarakat di pulau-pulau. Sedangkan angkutann udara, lanjut Blegur, kenaikan harga tiket pesawat ke Kalabahi-Kupang saat ini sudah seharga lebih dari Rp 1 juta. Meski demikian, Ande Blegur berharap agar para sopir dan pengusaha angkutan umum tetap beroperasi dengan tarif lama untuk sementara waktu sambil menunggu pihaknya memproses penentuan taruif baru.
“Tolong terus beroperasi agar tidak berdampak pada sektor ekonomi lainnya, sampai penentuan tarif baru yang disepakati bersama,”himbau Blegur.
Sementara itu, Kasat Intel Polres Alor, Iptu Eston Bolu,SH dalam pertemuan itu menyampaikan harapannya agar Kamtibmas tetap terjaga dengan baik paska kenaikan harga BBM. Eston memaklumi bahwa , dampak dari kenaikan BBM, sudah pasti akan diikuti dengan kenaikan tarif angkutan, sehingga pihaknya menyambut baik aspirasi para sopir angkutan kota itu. Meski begitu, ujar Eston, ada mekanisme dan tahapan yang harus dilalui dalam menentukan tarif angkutan terbaru. Eston berjanji, bahwa pihaknya akan turut berkomunikasi dengan Dinas Perhubungan dan instansi terkait lainnya agar proses untuk menentukan tarif baru angkota ini harus cepat dilakukan, terutama rapat bersama para pengusaha atau pemilik angkutan.
“Hasil rapat dengan para pengusaha angkutan umum itu agar disosialisasikan kepada masyarakat agar tarif yang nantinya sudah ditetapkan harus dituruti masyarakat,”kata Eston.
Menyikapi penjelasan Ande Blegur, koordinator para sopir angkota, Abubakar Bara mengatakan bahwa saat ini harga BBM sudah naik, sedangkan para sopir diminta agar tetap beroperasi dengan tarif lama, maka hal itu jangan terlalu lama berlangsung karena akan berdampak buurk secara ekonomi bagi para sopir yang juga harus menghidupi keluarganya.
Sementara itu, Roberto, salah satu sopir angkota mewakili teman-temannya menegaskan bahwa sambil menunggu penentuan tarif baru, pihaknya tetap mogok jalan. Menurut Roberto, pendapatan mereka selama ini, dalam satu hari beroperasi sejak pagi hingga sore, maksimal antara Rp 300.000 – Rp 350.000/hari. Dengan jumlah pemasukan seperti itu, jelas Roberto, digunakan untuk membeli BBM dengan harga sebelum naik sekitar Rp 120.000/hari dan uang seteoran kepada pemilik angkota sebesar Rp 200.000/hari. Kalau pihaknya tetap jalan dengan tarif lama, urai Roberto, maka pendapatan mereka tetap sekitar Rp 300.000/hari, sedangkan biaya belim BBM sudah naik menjadi 250.000/hari, maka berapa yang harus mereka setor kepada pemilik bemo.
“Kalau kami tetap jalan dengan tarif lama, maka kami dapat Rp 300.000/hari, beli BBM Rp 200.000 lebih, lalu berapa yang kami setor kepada pemilik bemo yang selama ini minta setoran sebesar Rp 200.000/hari, dan berapa untuk kami. Ini bisa jadi kami dipecat dan tidak punya pekerjaan lagi. Karena itu, sambil tunggu tarif baru, kami tetap mogok,”tegas Roberto.
Menyikapi pernyataan Roberto, Sekretaris Dinas Perhubungan, Andereas Blegur,SH.,M.Si meminta pengertian para sopir angkota agar tetap jalan untuk melayani masyarakat dengan tarif lama, sambil menunggu kenaikan tarif ayang akan disepakati, dengan berpedoman pada regulasi dari pusat dan propinsi. Kalau mogok, kata Ande, akan berdampak ekonomi secara luas.
“Kami minta kerja sama dengan baik. Sampaikan kepada seluruh sopir angkota agar tetap jalan karena aspirasi sudah disampaikan dan kami proses secepatnya untuk tarif baru yang tidak merugikan semua pihak. Beri kami waktu. Dalam seminggu kedepan ini agar angkota tetap jalan, jangan langsung mogok,”pinta Ande.
Hal senada kembali ditegaskan Kasat Intel Polres Alor, Iptu Eston Bolu,SH.
“Saran saya agar jangan dulu mogok sambil berkomunikasi baik dengan para pengusaha pemilik angkota, tentang dampak kenaikan BBM yang sudah disampaikan kepada Dinas Perhubunghan ini. Tetap jaga Kamtibmas, kalau ada sesuatu hubungi kami,”pesan Eston.
Merespon permintaan Ande Blegur dan Eston Bolu, perwakilan sopir angkota, Roberto mengatakan bahwa pihaknya akan membicarakan hal itu dengan para pemilik angkota.
“Nanti kami konsultasi dengan para pengusaha angkota, kalau mereka bilang kami mogok, maka kami mogok. Tetapi kalau (pengusaha pemilik angkota) bilang kami tetap jalan dengan tarif lama sambil menunggu tarif baru, maka kami jalan,”pungkas Roberto. (ap/linuskia)