MANGKATNYA Bupati Kabupaten Lembata, Propinsi NTT, Eliaser Yentji Sunur,ST.,MT pada Sabtu (17/7/2021) sore di Rumah Sakit Umum Siloam Kupang akibat terpapar Covid-19, tidak saja mengagetkan orang Lembata, tetapi warga NTT dan semua orang yang mengenal dekat almarhum, termasuk Bupati Alor, Drs.Amon Djobo.
Karena itu, Minggu (18/7/2021) di sela-sela acara penyerahan bantuan hewan kurban Idul Adha 1442 H dari Kementrian PUPR untuk Jamaah Masjid Babusalam di Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut, Bupati Amon Djobo menyampaikan rasa turut berduka dari pemerintah dan masyarakat Kabupaten Alor. Amon Djobo menganggap Yentji Sunur sebagai seorang sahabat yang apa adanya.
“Sahabat saya, almarhum Bupati Lembata itu sosok orang yang rendah hati, tulus dan pekerja keras. Beliau itu omong apa adanya. Mungkin karena latar belakang pendidikan sebagai orang teknik, sehingga pa Yance itu tidak banyak omong, tapi pekerja keras. Kami berteman baik. Kami berdua juga yang cetuskan Festival Budaya Lamaholot yang melibatkan tiga daerah bertetangga dan serumpun, Kabupaten Alor, Lembata dan Kabupaten Flores Timur,”tandas Djobo.
Kami dua juga, lanjut Bupati Alor dua periode ini, pernah menanda tangani MoU (Memorandum of Understanding) atau nota kesepahaman untuk kerja sama sama di bidang pengembangan pariwisata dan perikanan. Menurut Djobo, MoU itu dalam rangka menghidupkan Kapet Altaka (Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu Alor, Lembata dan Larantuka).
“Beberapa tahun terakhir ini karena masing-masing dengan kesibukan program kerja, serta muncul pandemic Covid-19 sehingga kerja sama Kapet Altaka itu mandek, tetapi bidang perikanan dan kelautan masih berjalan,”tandas Djobo.
Catatan Alor Pos, Bupati Alor, Amon Djobo dan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur (alm), menekan MoU Kerja Sama Bidang Pariwisata, Perikanan dan Kelautan pada Tahun 2016 di Baranusa, ibukota Kecamatan Pantar Barat, disaksikan Anggota DPR RI 2014-2019, Pius Lustri Lanang, Ketua Gerindra NTT, Esthon L.Foenay, Anggota DPRD NTT, Gabriel A.Beri Bina dan Anggota DPRD Kabupaten Lembata, Paulus Makarius Dolu.
Karena itu, demikian bupati Djobo, kita semua merasa kehilangan salah satu sosok pemimpin yang baik. Djobo berendapat, bukan saja masyarakat Lembata yang merasa kehilangan, tetapi orang NTT kehilangan salah satu putra terbaik itu.
“Orang rendah hati, tulus dan pekerja keras, inovatif. Orang omong adanya tetapi dia kerja. Sebagai sahabat, itulah kesan tulus yang saya dapati dari kepribadian pa Yance Sunur sebagai Bupati Lembata.
Selanjutnya, bupati Djobo berharap, kerja sama Pemkab Alor dan Pemkab Lembata di bidang pengembangan pariwisata, perikanan dan kelautan tetap berjalan, meski bupati Sunur telah meninggal.
“Tentu pa Wakil Bupati Lembata akan melanjutkan sisa masa kepemimpinan, sehingga mudah-mudahan pa Wakil Bupati (Thomas Ola Langoday), punya pemahaman yang sama dengan pa bupati almarhum (Eliaser Yentji Sunur) sehingga kegiatan kerja sama bisa terus berjalan,”harap bupati Alor yang terkenal tegas,disiplin dan selalu berkeliling ke desa-desa ini.
Djobo menyadari, sebagai manusia biasa, almarhum Bupati Lembata tentu punya kelemahan dan kekurangan, tetapi sudah banyak hal pula yang beliau perbuat untuk Lembata dan NTT, sehingga kita patut memberi rasa hormat kepada mendiang Yentji Sunur.
Sosok yang sudah memimpin Kabupaten Lembata selama kurang lebih sembilan tahun itu telah meninggal pada Sabtu (17/7/2021) sekitar pukul 16.15 Wita di RS Siloam Kupang akibat terpapar Covid-19. Meski meninggal karena Covid-19, namun atas restu Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, maka jenasah almarhum diterbangkan ke Lembata, Minggu (18/7/2021) sekitar pukul 7.30 Wita dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Setelah jenasah mendian Bupati Lembata itu tiba di Bandara Wunopito Lewoleba, langsung dibawah Satgas Covid-19 menuju tempat pemakaman di kediaman almarhum, Kuma Resort di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Minggu (18/7/2021) sekitar pukul 10 Wita. (ap/tim-linuskia)