alorpos.com—KOMISIONER KPU Kabupaten Alor saat ini secara bergilir sedang berkunjung ke sejumlah SMA/SMK/sederajat, dalam Program KPU Goes To School untuk melakukan Sosialisasi dan Pendidikan Pemilih Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur serta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2024.
Selasa (17/9/2024), Ketua KPU Kabupaten Alor, Munawir Laamin didampingi sejumlah staf Sekretariat KPU Alor, melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih di SMA Negeri Alemba, Kecamatan Lembur.
Kepala SMA Negeri Alemba, Lowa Bole,S.Pd., dan jajarannya bersama seratus lebih pelajar setempat, nampak antusias menyambut kehadiran Ketua KPU Alor dan rombongan.
Para pelajar SMA N Alemba kemudian penuh semangat menyimak materi yang dipaparkan Munawir Laamin terkait Demokrasi Pancasila, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Pemilu Legislatif untuk memilih Anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten/Kota, serta Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau Pilkada.
Untuk Pilkada serentak 2024, warga Kabupaten Alor yang sudah punya hak pilih akan memilih Gubernur dan Wakil Gubernur NTT serta memilih Bupati dan Wakil Bupati Alor.
Nawir mengungkapkan, bahwa pemilih yang masuk kategori pemuda, berusia 17-40 tahun di Kabupaten Alor pada Pemilu 14 Februari 2024 lalu, mencapai 62,34 persen dari total jumlah pemilih (Dafter Pemilih Tetap sebanyak 155.854 pemilih).

“Itu artinya kualitas demokrasi kita ditentukan oleh wajah-wajah muda, termasuk adik-adik. Karena itu adik-adik harus ikut berpartisipasi aktif dalam Pemilu atau Pilkada,”ajak Nawir.
Dia menjelaskan bahwa ada tiga komponen yang sangat menentukan kualitas demokrasi dalam Pemilu atau Pilkada, yakni, pertama pihak penyelenggara yakni KPU, Bawaslu dan DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) bersama jajarannya. Kedua, peserta Pemilu atau Pilkada, dan ketiga para pemilih.
Nawir berharap agar anak-anak muda juga aktif, termasuk turut mengawasi tahapan Pilkada agar berlangsung demokratis. Ia mengingatkan agar salah satu godaan yang mencidrai demokrasi saat Pemilu atau Pilkada yakni money politic atau politik uang.
“Kita harus tolak politik uang, agar kita menghindari politik kita dibajak kaum kapitalis (pemilik modal) yang bergantung terhadap uang,”tegas Nawir.
Ia mengemukakan, bahwa pemimpin yang terpilih karena politik uang, nanti dalam kepemimpinannya akan memakai segala cara untuk dapat mengembalikan modal atau uangnya yang sudah digunakan untuk membeli suara saat Pemilu atau Pilkada. Maka biasanya kualitas pembangunan dipertaruhkan.

“Sebagai generasi muda, mari kita tolak itu (politik uang). Mari kita sampaikan kepada para calon pemimpin kita, bahwa kalau anda layak dipilih, maka sampaikan visi misimu, lalu kami akan punya kesempatan untuk menilai visi-misimu dan jika layak maka kami akan memilih anda. Jadi kita harus sepakat tolak politik uang,”tandas Nawir.
Lebih jauh Nawir mengingatkan para pelajar SMA N Alemba sebagai pemilih pemula, agar jangan gadaikan harga diri hanya karena uang yang nilainya tak seberapa, tapi dampaknya akan mempertaruhkan masa depan daerah ini selama lima tahun.
Hal berikut yang harus ditolak, demikian Nawir, adalah isu tentang suku, agama, ras dan golongan atau isu SARA.
“Agama A akan mengatakan pilih yang dari agamanya. Agama B juga akan mengatakan pilih yang dari agamanya. Padahal politik bukan untuk memilih calon imam, atau calon pendeta, tetapi calon pemimpin untuk semua kita. Pemimpin yang ketika naik (memimpin), akan memikirkan semua masyarakat Kabupaten Alor, bukan memikirkan kawan-kawannya tertentu,”tandas Nawir.

Jika memilih dengan isu suku, agama, ras dan antar golongan, maka Nawir memastikan bahwa akan mementingkan kelompok dan golongannya. Karena itu dia mengajak anak-anak muda untuk menolak isu SARA saat Pilkada.
“Saat ini ada lima bakal pasangan calon (Bupati dan Wakil Bupati) kita, yang datang dari latar belakang golongan dan agama yang berbeda. Itu menandakan bahwa daerah ini tumbuh dalam karakteristik yang plural, beraneka ragam, sehingga mesti kita bersyukur dapat memilih salah satu dari lima pasang calon pemimpin yang ada untuk membangun dan mensejahterakan Kabupaten Alor lima tahun kedepan,”himbau mantan guru olahraga ini.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri Alemba, Lowa Bole,S.Pd menyampaikan terima kasih atas berbagai informasi dan ilmu yang disampaikan Ketua KPU Kabupaten Alor terkait Pilkada serentak 2024, sehingga bisa diketahui dengan baik oleh anak didiknya.
“Dengan mendengar penjelasan dari Ketua KPU Alor, maka anak-anak sekolah sebagai pemilih pemula nantinya dapat menggunakan hak pilihnya dengan benar,”ujar Lowa.
Ia menilai Kabupaten Alor ini sangat terkenal dengan toleransinya, sehingga Pilkada harus berjalan aman dan damai secara demokratis. Siapapun yang terpilih, lanjut Lowe, adalah pemimpin yang akan mengabdi bagi seluruh warga Kabupaten Alor.
Terkait jumlah pemilih di Kecamatan Lembur, Ketua PPK Kecamatan Lembur, Enos Lanfai mengatakan bahwa saat ini dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) Kecamatan Lembur sebanyak 3.520 pemilih.

Untuk diketahui, kegiatan serupa ini akan dilakukan KPU Kabupaten Alor di SMK Negeri 3 Mebung, Kecamatan Alor Tengah Utara pada Rabu (18/9/2024) oleh Komisioner KPU Alor, Syarifudin Laela didampingi staf sekretariat Fredrik Sir. Selanjutnya pada Kamis (19/9/2024) di MAN Kalabahi oleh Komisioner KPU Alor, Muhammad Yamin Smapbeli, didampingi staf sekretariat, Abdul Kadir Umar. Pada hari yang sama, Jumad (19/9/2024) juga berlangsung kegiatan serupa di SMAK St.Yoseph Kalabahi, oleh Komisioner KPU Alor, Imanuel Mau Dollu, didampingi staf sekretariat Erwin F.Kaseh. Kemudian, Sabtu (21/9/2024) di SMA Negeri I Alor Barat Daya, oleh Komisioner KPU Alor, Muhammad Hatta Sina, didampingi staf sekretariat, Meriyanti Illu. (ap/linuskia)