alorpos.com__KETUA Majelis Sinode GMIT (Gereja Maeshi Injili di Timor), Pdt.Dr.Mery Kolimon,S.Th.,M.Th., dan Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P., menandatangani prasasti Peresmian Gedung Gereja Ebenhazer Menbuil di Borpo, wilayah Klasis Kabola, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Selasa (15/8/2023).
Bupati Alor, Amon Djobo dalam sambutannya, sebagaimana disaksikan media ini melalui livestreaming Dinas Kominfo Kabupaten Alor, mengatakan bahwa hal yang menjadi pengamatannya selama ini, yakni persaudaraan orang Alor yang luar biasa.
“Sepuluh tahun kurang saya pimpin Kabupaten Alor, dan tinggal tiga bulan lagi saya tinggalkan daerah ini. Saya bilang dimana-mana, tidak boleh kita hanya urus kita punya gereja. Tidak boleh kita hanya urus kita punya masjid saja, tetapi kita harus bersama-sama tumbuh untuk urus Alor, bumi persaudaraan, tanah terjanji, surga di timur matahari,”tandas bupati Djobo.
Amon Djobo mengaku baru saja dikisahkan oleh warga Borpo, bahwa saat Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt.Dr.Mery Kolimon, didampingi Pdt.Yesaya Millu,S.Th tiba, mereka dijemput dan diantar oleh saudara-saudara dari Masjid Domloli.
“Itu di tempat lain tidak ada, kecuali di Alor. Untuk itu saya sudah omong di mana-mana, di gunung, di pantai, di lembah, bahwa siapapun yang pimpin ini daerah setelah saya, harus berdiri di tengah-tengah. Kalau tidak akan kacau balau yang terjadi,”tandas bupati Djobo dalam acara yang dimeriahkan pula dengan lagu-lagu kasidah dari umat Muslim setempat..
Bupati Alor dua periode ini mengatakan bahwa dia baru saja mem-briefing seluruh pimpinan OPD lingkup Pemkab Alor, karena Djobo merasa menjelang akhir masa jabatannya, ada gejala pengelompokan suku, kampung, dan masuk pada agama.
“Kalau model ini yang terjadi, maka setelah saya tinggalkan ini daerah, pasti akan kacau. Untuk itu, persaudaraan yang rukun seperti ini harus tetap dipelihara oleh golongan manapun, umat manapun, suku manapun,”tegas Djobo.
Bupati Alor ke-11 inipun menyampaikan terima kasih kepada umat Muslim dan Katolik di Kabupaten Alor yang selama ini ikut membantu pembangunan gereja di Borpo. Bupati Djobo memuji jemaat gereja yang punya 79 KK itu karena tidak menggantungkan diri pada belas kasihan Pemerintah Kabupaten Alor melalui Proposal untuk pembangunan gereja tersebut. Ia menilai jemaat setempat sangat luar biasa, sehingga roh ketamakan, roh kedengkian, roh kebencian, roh saling menyalahkan tidak mereka miliki.
Selanjutnya Bupati Djobo diberi kesempatan untuk membuka selubung papan nama Gere Ebenhazer Menbuil, didampingi Ketua Majeis Sinode GMIT, Pdt.Dr.Mery Kolimon, dan Kepala Kementrian Agama, Ketua Majelis Klasis Kabola, Pdt.Ika Hae,S.Th dan Majelis Jemaat dan tokoh masyarakat/tokoh agama setempat. Pembukaan selubung papan nama ini diiringi bunyi tiupan nafiri.
Setelah itu, Penandatanganan prasasti Oleh Ketua Majelis Sinode GMIT dan Bupati Alor. Kemudian ada pelepasan burung merpati dan pengguntingan pita untuk memasuki gereja oleh Ketua Majelis Sinode GMIT, dan ibadah penthabisan gereja tersebut.
Sebelumnya, tokoh masyarakat Lawahing, Kabola, Drs.Aba Maulaka didaulat menyampaikan sekapur sirih. Kesempatan it Mulaka mengemukakan bahwa pembangunan gedung gereja itu digumuli berpuluh tahun lamanya. Dia menyampaikan rasa syukur karena akhirnya gereja ini diresmikan dan dithabis oleh Ketua Sinode GMIT dan dihadiri Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P., dan para pimpinan OPD lingkup Pemab Alor.
Selain membangun gereja, kata Maulaka, 79 KK di Menbuil juga sangat peduli terhadap pendidikan anak-anaknya, sehingga sekitar 50 sarjana telah lahir dari kampung itu, sesuatu yang membanggakan. 50-an sarajana itupun menurut Maulaka, kembali ke kampung dan turut membangun gereja Ebenhazer Menbuil.
“Kami doakan, jemaat Menbuil terus tumbuh dan berkembang dalam spirit dan filosofi rumpun bambu. Karena ini ada di Borpo. Yang muda akan bisa bertumbuh di rumpun bambu, jika ditopang oleh bambu yang lebih matang dan menguning. Itu filosofi rumpun bambu. Sehingga dalam menghadapi badai apapun, rumpun bambu itu tidak akan jatuh,”kata Wakil Bupati Alor periode 2004-2009 ini.
Sementara itu, Ketua Panitia, Yakob Laa,S.Pd dalam laporanya mengisahkan sekitar tahun 1939, sebuah persekutuan yang bernama Paduan Suara Elim yang berada di kampung Meing, merupakan bagian dari Jemaat di Buuta Lawahing memiliki niat untuk memiliki sebuah gedung kebaktian, agar bisa bisa mengikuti kebaktian setiap minggu. Maka pembangunan gereja di kampung Meing dimulai pada 29 Maret 1939. Selanjutnya bangunan yang telah didirikan digunakan sebagai tempat beribadah pada setiap hari Minggu. 24 tahun kemudian, lanjut Yakob Laa, karena jarak dan sumber air cukup jauh, sejumlah tokoh masyarakat setempat diantaranya alm.Soleman Mouto, alm.Ories Tella, dan alm.Zet Oupada, Thomas Tang, Tera Aleng, menganjurkan agar Jemaat setepat dipindahkan ke Menbuil. Maka pada 23 Juni 1963, Jemaat di Meing pindah ke kampung Meinbuil.
19 tahun kemudian, tutur Laa, atas anjuran beberapa orang tua seperti Titus Adang (alm),Orgenus Mouto (alm), Harun Bain (alm), Marthen Alung (alm), Aleks Tang (alm), Lius Hana (alm), dan lain-lain, maka jemaat setempat yang saat itu berjumlah 23 KK, 67 jiwa pindah lagi ke Borpo. Borpo kurang lebih berarti batu air pecah mengalirkan ai untuk kehidupan. Jemaat Tuhan yang pindah ke Borpo, kemudian mendirikan sebuah tempat kebaktian pada 12 Desember 1962.
Menurutnya, gedung kebatian itu dikerjakan secara suka relah oleh beberapa tukang yang beragama Islam dan Katolik, seperti almarhum Sukarson Ali Duka, Yusuf Prasong, Simon P.Dulli dan lainnya.Karena gempa bumi di tahun 1991, bangunan tersebut mengalami kerusakan berat, sehingga dilakukan pembongkaran. Selanjutnya pada Tahun 17 Juni 1994 dilakukan peletaka batu pertama pembagunan gedung kebaktian baru yang dikerjakan oleh beberapa tukang seperti Yehuda Makoni, Yeremi Hana, Simon Etikamena, Ishak Salo, Mesak Etikamena, Agus Etikamena, Seprianus Tang dan Melkianus Mouto.
Tahun 2020, gedung gereja tersebut mulai direnovasi hingga selesai dan diresmikan pada 15 Agustus 2023 ini. Karena itu, demikian Laa, Panitia Pembangunan Gereja ini bersama seluruh jemaat sebanyak 79 KK, 315 jiwa, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berdonasi untuk pembangunan gereja dimaksud. Terima kasih disampaikannya kepada jamaah Masjid Nurulhaq Domloli yang hampir satu bulan bersama membantu pembangunan dan persiapan peresmian gerea tersebut.
“Disini kami merasakan kerukunan dan toleransi yang tidak hanya dalam kata, tetapi dalam realitas kehidupan bersama,”kata Laa.
Acara ini dihadiri pula Pimpinan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Alor, Pimpinan dan Anggota DPRD, Forkopimda serta pimpinan OPD Lingkup Pemkab Alor, Kepala Kemenag Kabupaten Alor, Camat Teluk Mutiara, Camat Kabola, Camat Abal, Camat ATU, Lurah/Kepala Desa Ketua Majelis Klasis Kabola, Klasis Abal, Klasis ATU, Klasis Altim, Klasis Abad, Klasis Pantar dan Klasis Pantar Timur, serta sejumlah Pimpinan Masjid dan Pastor Paroki Yesus Gembala Yang Baik Kalabahi. (ap/linuskia)