BUPATI Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur, Drs.Amon Djobo kembali menggaungkan komitmennya untuk memperjuangkan terwujudnya ruas Jalan Strategis Nasional (JSN) di Lingkar Selatan Pulau Alor, mulai dari Maritaing, ibukota Kecamatan Alor Timur, hingga Mataraben di Kecamatan Alor Barat Daya (Abad) Selatan.
Hal ini ditegaskan bupati Djobo dalam sambutannya ketika menyerahkan dana Bantuan Khusus Keuangan (BKK) kepada 40 Kepala Keluarga (KK) penerima di Desa Belemana, Kecamatan Alor Timur, Kamis (15/7/2021) kemarin.
Lebih jauh Djobo didampingi Kepala Badan Perencana Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kabupaten Alor, Obeth Bolang,S.Sos., menyampaikan kondisi wilayah Alor Timur mulai dari Mademang hingga Langkuru Utara sepanjang 43 Km yang sudah mulai lebih baik. Ruas jalan dari Kalabahi-Lela-Langkuru Utara-Mademang, ujar Djobo, sudah cukup luar biasa, meski belum diaspal.
“Kemudian dari Mademang ke Peitoko sudah terkoneksi dengan ruas Lantoka-Peitoko, sehingga nanti Segmen I sebagaimana dikemukakan Kepala Bappelitbang Alor, untuk ruas jalan Maritaing-Peitoko, Peitoko-Kalunan, Kalunan-Mainang-Kalabahi kita bangun tahun ini. Bupati mana yang ada bikin model seperti itu,”tandas Djobo disambut aplaus warga setempat.
Menurut Djobo, pembangunan ruas jalan Lingkar Selatan dibagi per segmen atau bagian, karena ruas Maritaing-Buraga (Mataraben) kurang lebih sepanjang 213 Km. Jarak itu, lanjut Djobo, lebih jauh dari ruas jalan negara Kalabahi-Maritaing sepanjang 105 Km.
Sedangkan ruas jalan Maritaing-Kolana, Kolana-Kiralela, Kiralela-Takala, kata mantan Camat Alor Timur ini, juga sudah diaspal hotmix, meskipun di Kiralela-Takala masih sebagian belum hotmix, karena dibangun dengan dana APBD Kabupaten Alor, bukan dana APBN sepeti di ruas jalan negara Kalabahi-Maritaing.
“Nanti tahun depan, kita alokasikan dana lagi sekitar Rp 1,5 Milyar untuk tebas (menggusur) Gunung Babi, baru kita lihat, setan yang naik atau malaikat yang turun. Alor ini harus dibangun dengan manusia yang punya tekat,”tegas Djobo.
Dia mengisahkan pengalamannya ketika memperjuangkan ruas jalan Baranusa-Kabir di Pulau Pantar yang telah menjadi ruas Jalan Strategis Nasional, sehingga saat ini sedang diaspal hotmix dengan lebar jalan seperti ruas Kalabahi-Maritaing.
“Karena itu saat ini kita mulai usulkan untuk ruas jalan Maritaing-Mataraben, mulai dari Segmen I Maritaing-Peitoko dan selanjutnya secara bertahap setiap tahunnya. Kalaupun di masa saya permohonan itu belum dijawab, di masa Bupati Alor berikutnya pasti dijawab itu. Kita harapkan demikian. Maka berikut (Pilkada) ini, setelah saya, harus lihat orang yang setiap kali hadir di tengah bapak-mama untuk dipilih. Kalau hanya saat dia butuh kita baru dia datang, tidak usah pilih,”pesan Djobo.
Mengenai dana BKK yang dia serahkan, bupati Djobo berpesan, harus digunakan sebaik mungkin untuk mengembangkan usaha masing-msing, bukan untuk bayar hutang atau urusan adat dan konsumtif lainnya. Jenis usaha juga, kata Djobo, jangan semuanya kios, atau semuanya piara ternak yang sama, tetapi bervariasi antar satu dengan lainnya. Ia sempat memuji tempat jualan yang dibuat pakai dana desa, dan ditempatkan berjejer di tepi jalan, mulai dari Padang Panjang. Djobo mengingatkan agar tempat jualan yang bagus tidak boleh dibiarkan kosong.
“Tempat usaha sudah mulai ada potonganlah. Tapi kelanjutannya ada barang jualan yang bervariasi atau tidak. Tadi saya lihat itu, di bale-bale jualan hanya ada madu setengah botol, lalu orangnya juga tidur di atas bale-bale tersebut, bagaimana bisa maju. Tempat jualan sudah dibuat mentereng, tetapi hanya pajang pisang setengah sisir. Tidak boleh begitu,”tegas Djobo, seraya memacu warganya, agar lebih kreatif dan inovatif dalam berusaha serta biasakan diri menabung setiap keuntungan yang diperoleh, sehingga dana BKK yang diterima terus berbunga.
“Jangan lihat besar kecilnya dana BKK yang ada, tetapi mulailah mengembangkan usaha secara baik dan tekun. Uang yang ada harus berbunga untuk menopang pengembangan usaha,”saran Djobo kepada warga Belemana yang 100 persen memilih paket AMIN (Amon Djobo-Imran Duru) sebagai Bupati dan Wakil Bupati Alor pada Pilkada Tahun 2018 silam.
Sebelumnya, Kepala Bappelitbang Alor, Obeth Bolang,S.Sos menyampaikan sekilas gambaran tentang berbagai kemajuan pembangunan yang telah dilaksanakan Pemkab Alor selama tujuh tahun terakhir, dibawah kepemimpinan Bupati Alor, Drs.Aom Djobo dan wakilnya, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd. Khusus pembangunan infrastruktur jalan, Obeth mengatakan, bahwa bupati Djobo telah memerintahkan Bappelitbang agar merancang ruas jalan strategis nasional Lingkar Selatan Pulau Alor.
Dijelaskan Obeth, bahwa Lingkar Selatan Pulau Alor itu terdiri dari Segmen I untuk ruas Maritaing-Peitoko sepanjang kurang lebih 40 Km. Ruas ini, papar Obeth, harus diperjuangkan melalui pembahasan di Kementrian PU agar bisa diprogramkan pada tahun-tahun ke depan. Segmen II, lanjut anak mantu mantan Ketua DPRD Alor, Drs.John Th.Blegur ini, yakni ruas Peitoko-Kalunan, juga sepanjang 40-an Km. Dan Segmen III dari Kalunan sampai ke Mataraben, sehingga terhubung dengan ruas jalan propinsi, Mataraben-Mola-Kalabahi.
“Selain itu berbagai sarana prasarana infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, bendungan, perkebunan, pertanian, tambatan perahu, sekolah-sekolah, Pustu, Puskesmas, Rumah Sakit terus dibangun. Sarana pra sarana kebutuhan dasar masyarakat yang rusak akibat bencana alam badai Seroja pada awal April lalu, juga dengan sigap ditangani karena komunikasi yang dibangun bapak Bupati Alor,”tegas Obeth.
Ia juga menginformasikan, bahwa tim dari Kementrian PU yang diperintahkan untuk penanganan bencana, akan turun survey lagi sejumlah sekolah, baik SD, SMP maupun SMA yang terkena dampak bencana, untuk dibangun gedung sekolah baru yang bagus dan sesuai standar.
Tahun 2022 nanti, lanjut Obeth, dialokasikan anggaran untuk TMMD (TNI Manunggal Membangun Daerah) untuk mengerjakan ruas jalan di Maukuru menuju Takala di Alor Timur. Mengenai dana BKK, jelas Obeth, setiap tahun dianggarkan untuk satu atau dua desa/kelurahan di semua kecamatan, masing-masing Rp 200 juta. Dana BKK tersebut, kata Obeth, merupakan hiba putus atau tidak dikembalikan atau digulirkan, dalam rangka menambah usaha masyarakat agar terus berkembang.
Sedangkan Camat Alor Timur, Daud Hanadjaha dalam sapaannya mengatakan, BKK bagi 40 KK di Desa Belemana itu merupakan kebijakan Bupati Alor, Drs.Amon Djobo, sebagai bagian dari upaya percepatan mewujudkan Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar.
Karena itu Daud atas nama warga Belemana menyampaikan terima kasih atas dana BKK tersebut, dalam memotivasi usaha masyarakat. Kesempatan itu, camat Daud berharap agar menggunakan dana BKK itu sebaik mungkin, dalam meningkatan usaha ekomi keluarga, antara lain di bidang peternakan, perkiosan, penjualan bensin maupun pulsa internet
Harapan senada dikemukakan Kepala Desa Belemana, Metusail Lambuk. Ditemui alorpos.com usai acara, Metusail mengatakan warga Belemana terdiri dari 116 KK atau 439 jiwa yang mendiami 8 RT, 4 RW dan 2 Dusun, yakni Dusun I Tupi dan Dusun II Dabel.
40 KK penerima dana BKK, kata Metusail, telah melalui tahapan verifikasi sehingga dianggap layak sebagai penerima. Karena itu dia siap memantau, agar warga penerima dapat menggunakan dana BKK sebaik mungkin, agar dapat meningkatkan perputaran ekonomi di desa itu hingga anak cucu. (ap/linuskia)