PROGRAM Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) yang dilecutkan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Timur, Dr.Viktor Bungtilu Laiskodat,SH.,M.Si., mendapat dukungan dari pemerintah kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Alor. Karena itu, Pemkab Alor melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan yang dipimpin Yustus Dopong Abora,SP bersama jajarannya, telah berusaha maksimal dengan stakeholder terkait untuk mengelola lahan pada wilayah potensial untuk menanam jagung.
Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P., kepada wartawan di ruang kerjanya, Selasa (10/1/2023) mengemukakan bahwa pada musim tanam 2022/2023 ini, dukungan untuk mensukseskan Program TJPS itu difokuskan pada wilayah Kecamatan Pantar Tengah, Pantar, Alor Timur, Alor Timur Laut, Alor Selatan, Mataru dan Kecamatan Alor Barat Laut dengan total lahan seluas 9.011 ha (hektare). Dari jumlah tersebut, terang Djobo, yang merupakan hasil kerja sama dengan Bank NTT seluas 214 ha, sebagian besarnya berlokasi di wilayah Kecamatan Pantar Tengah.
“Kita punya lahan terbatas, kesiapan masyarakat juga terburu-buru karena hujan datang lebih awal, di saat lahan belum dipersiapkan secara baik. Tetapi kita tetap berupaya maksimal untuk mendukung program TJPS dan juga Alor Kenyang. Kita harapkan agar cuaca baik sehingga hujan turun lagi karena tanaman jagung saat ini baru berbunga, belum berbuah. Kalau hujan tidak turun dalam waktu lama, jagung bisa gagal berbuah,”ujar Djobo.
Untuk diketahui, sebagaimana pantauan alorpos.com, Jumad (8/4/2022) di aula Kantor Distanbun Alor, kawasan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, berlangsung kegiatan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pola Kemitraan di Kabupaten Alor, antara PT.Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Kantor Cabang Kalabahi dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, Dengan PT.Gama Agro Investama (PT.GAI). Naskah kerja sama ini ditandatangani Kepala Distanbun Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP., Pemimpin Cabang Bank NTT Kalabahi, Vinsensius R.Sulu, Manajer PT.GAI selaku Off Taker, Andung dan diketahui Bupati Alor melalui Asisten II Setda Kabupaten Alor, Drs.Dominggus Asadama.
Kegiatan yang dihadiri sejumlah camat serta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ini berlangsung dengan tagline “Langkah Menuju NTT Bangkit, NTT Sejahtera dan Alor Kenyang. Pertanian Bertumbuh, Berkembang dan Berbuah”.
Kadistanbun Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP dalam sapannya mengatakan kegiatan dalam rangka mewujud nyatakan Program TJPS melalui kehadiran off taker (pembeli) melalui kerja sama sehingga bisa membeli jagung produksi petani dalam jumlah banyak dan berkelanjutan dengan harga layak. Menurut pejabat yang kreatif dan inovatif ini, dengan penandatanganan kerja sama tersebut, maka sebuah situasi yang selama ini menjadi pergumulan bersama, sudah bisa diatasi. Yustus menyebut pimpinan PT.Gama Agro Investama sebagai penyelamat, karena akan menjadi Off Taker, atau pembeli jagung hasil produksi petani dalam Program TJPS.
Sementara itu, Pemimpin Cabang (Pinca) Bank NTT Kalabahi, Vinsensius R.Sulu dalam sambutannya mengatakan, program TJPS ini lahir dari perut Dinas Pertanian Propinsi NTT sehingga pihak Bank Pembangunan Daerah NTT tidak bisa lepas tangan.
“Yang kedua, secara pribadi saya berharap program ini tidak habis hanya untuk satu masa tanam, tetapi harus berkelanjutan, sehingga kita orang Alor betul-betul kenyang, betul-betul sehat dan pintar. Karena itu, teman-teman sekerja, kita menjadi tulang punggung yang harus bisa memainkan peranan yang lebih besar,”tandas Vinsen.
Vinsen menekankan, bahwa program ini bukan dengan sistim hiba, tetapi sebuah kegiatan simbiosis mutualisme, yang menuntut partisipasi aktf dari semua pihak, dalam melakukan pendampingan kepada para petani.
“Saya sebagai pemimpin bank, menyediakan fasilitas pembiayaan yang terukur. Siapa saja kita biayai, tetapi terukur. Terukur itu artinya sesuai dengan ketentuan pembiayaan yang harus kami jalani, terukur pula dengan kondisi di lapangan. Karena itu, sebagai Pemimpin Bank NTT Kantor Cabang Kalabahi, saya meminta dukungan dari kita semua, untuk memastikan bahwa bapak/ibu/kakak/adik kita para petani, yang akan tergabung dalam program ini, bisa diukur,”tegas Vinsen yang saat itu didampingi stafnya dari Bidang Supevisi Kredit, Ambrosius Kaby dan Edwin Kolan selaku petugas kredit mikro Bank NTT Kantor Cabang Kalabahi.
Menurut Vinsen, manusia yang diukur itu bukan soal tinggi badannya, tetapi semangat produktifitasnya, semangat kerjanya yang diukur. Karena, jelas Vinsen, kita tidak hanya sekedar berpikir tentang berapa jagung yang kita dapatkan, tetapi ada perubahan pola sikap dan pola perilaku yang berkelanjutan.
“Kita gerakkan petani kita menjadi lebih produktif. Kedua, bisa mengukur kebutuhan riil para petani untuk setiap lahan tanam. Ketiga, ini yang paling penting, maaf kalau saya lancang, bahwa untuk program ini, mohon agar ada apresiasi kepada rekan-rekan PPL dalam upaya mensukseskan program Tanam Jagung Panen Sapi ini. Saya berharap, kehadiran kita semua, khususnya kami dari perbankan, sekali lagi bukan hanya sukses menyalurkan fasilitas, tetapi sukses membuat petani kita sejahtera , yakni Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar,”pungkas Vinsen.
Soal besarnya kredit yang diberikan kepada para petani, Vinsen menjawab media ini usai teken naskah kerja sama dimaksud, yakni antara Rp 5 Juta sampai maksimal Rp 10 Juta/petani. Besarnya pinjaman per petani jagung itu, kata Vinsen, tergantung dengan hasil pengamatan di lapangan dan kemampuan petani dalam mengolah lahan yang disiapkan untuk memproduksi jagung untuk dibeli off taker.
“Akan dihitung berapa kebutuhan pembiayaan sesuai luas lahan yang akan dikelola. Kita dibantu teman-teman PPL untuk mengukur setiap lahan tanam petani, sehingga berapa kebutuhan per hektarnya nanti kita lihat, karena kebutuhan setiap lahan tanam pasti berbeda. Jadi kita akan lakukan verifikasi faktual di lapangan, untuk mengetahui kondisi kebutuhan lahan tanam seperti apa,”kata Vinsen. (ap/linuskia)