DPRD Alor Tak Sekedar Sidak, Tapi Cari Biang dan Solusi Atasi Persoalan Beras

author
9 minutes, 24 seconds Read

DEWAN Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Alor melalui Komisi II yang diketuai Abdul Gani R.Djou,S.Sos., cukup merespon dengan sungguh sejak awal mendengar adanya keluhan masyarakat terkait kenaikan harga beras di Alor-Provinsi Nusa Tenggara Timur. Buktinya sejak Februari lalu, menurut Wakil Ketua DPRD, Sulaiman Singhhs, bahwa Komisi II DPRD Alor telah mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Dinas Perdagangan, Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Pangan serta Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalabahi untuk mambedah persoalan dimaksud. Salah satu solusinya yakni oprasi pasar murah oleh Bulog Kalabahi. Namun, harga beras di pasaran terus melonjak naik. Beras Lonceng dan sejenisnya yang sebelum itu seharga Rp 12.000/Kg, terus bergerak naik hingga menembus Rp 17.000/Kg, bahkan ada yang lebih.
Atas dasar ini, pada Jumad (3/3/2023), Komisi II DPRD Alor yang beranggotakan Mulyawan Djawa,SH., Lukas Reiner Atabui,SH., Walter M.M.Datemoli,SE., Felixon Hama,S.Sos., Alexander Sirituka, dipimpin ketuanya, Abdul Gani R.Djou,S.Sos dan sekretaris Ibrahim Nampira,S.Sos., melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah instansi terkait yang bersentuhan dengan penyaluran beras di daerah ini.
Pantauan media ini, tempat pertama yang didatangi yakni PT.Pelindo Kalabahi. Kehadiran para wakil rakyat ini diterima General Manager PT.Pelindo Kalabahi. Hina Pirandau di ruang kerjanya. Kepada Pirandau, Ketua Komisi II yang akrab disapa Lagani Djou mengatakan bahwa kehadiran mereka untuk menelusuri arus barang, termasuk pasokan beras melalui expedisi atau kapal-kapal dibawah kendali Pelindo Kalabahi.

Anggota Komisi II DPRD Alor saat berdialog dengan GM.PT.Pelindo Kalabahi, Hina Pirandau (ketiga dari kiri)

Kesempatan itu Hina Pirandau pada intinya mejelaskan bahwa Pelindo hanya mengetahui jumlah kontainer yang masuk di pelabuhan, sedangkan isi kontainer itu hanya diketahui oleh perusahaan pelayaran dan pihak expedisi. Karena itu setelah berdiskusi dengan GM.Pilondo Kalabahi, Komisi II DPRD Alor menuju pihak peusahaan pelayaran dan expedisi yang berlokasi di bagian timur Pelabuhan Pelni Kalabahi.
Para wakil rakyat Alor ini menemui Direktur PT.Samudra Bahari Kalabahi, Wempi Hok yang kemudian diketahui sebagai salah satu mitra dari Bulog Kalabahi. Setelah mengetahui maksud kedatangan Komisi II DPRD Alor, Wempi kemudian mengungkapkan kondisi perusahannya terkait peredaran beras di daerah ini. Menurut Wempi, Tahun 2023 ini, selama dua bulan (Januari-Februari), perusahaannya tidak ada kegiatan sama sekali karena kapalnya docking akibat permasalahan di baling-baling kapal.
“Tanggal 19 Feburai 2023 baru kapal mulai beroperasi perdana setelah docking ke Kalabahi tetapi tidak membawa beras. Kami baru ditunjuk Bulog Kalabahi untuk melakukan bongkar muat beras Bulog sebanyak 300 ton yang nanti masuk pada Minggu (5/3/2023) ini,”kata Wempi.
Selanjutnya Komisi II DPRD Alor mendatangi PT.Sinar Ombay Alor dan diterima Alvons. Menurut Alvons, PT.Sinar Ombay Alor atau lebih dikenal Expedisi Sinar Mas selalu menyerahkan data tentang isi semua kontaiber yang masuk kepada Dinas Perdagangan Kabupaten Alor. Soal beras, Alvons menungkapkan bahwa biasanya pesanan toko toko besar antara lain Toko Ombay, Toko Lea di depan Gereja Puildon Jembatan Hitam Kalabahi, Toko Victory, dan Toko Matahari. Anggota dewan kemudia meminta data riil baik dari PT.Sinar Ombay, maupun dari PT.Samudra Bahari.

Sekretaris Komisi II DPRD Alor, Ibrahim Nampira saat berbicara dengan Alvons dari PT.Sinar Ombay atau Expedisi Sinar Mas

Setelah itu, rombongan Komisi II DPRD Alor mendatangi Kantor Perum Bulog Kalabahi di kawasan Tanjung Sembilan Kalabahi. Mereka disambut Kepala Bulog (Kabulog) Kalabahi, Daenny Nicxan Obije didampingi Kepala Gudang Bulog Kalabahi, Marlaeni Puling.
Kepada Nicxan Obije, Lagani Djou mengatakan bahwa kunjungan mereka ke lapangan itu sebagai tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya terkait kenaikan harga beras di pasaran dan stok beras di Bulog Kalabahi. Niexan Obije menjelaskan bahwa stok beras di gudang Bulog Kalabahi saat ini sebanyak 60-an ton. Dia mengakui bahwa itu stok yang tidak normal. Tetapi pihaknya sudah berupaya untuk melakukan permintaan jauh-jauh hari sebelumnya, untuk mengantisipasi ketersediaan stok beras di Alor.
“Namun karena ada kendala pengiriman terkait teknis pelayaran akibat cuaca. Total semua (beras) yang sudah mendapat ijin dan sementara ini dalam proses pengiriman, sebanyak 1.050 ton beras, yang terbagi dari NTB (Nusa Tenggara Barat) sebanyak 300 ton, dan dari Surabaya-Jawa Timur sebanyak 750 ton beras. Kalau sudah masuk 1.050 ton beras ini, kami rasa cukup sampai hari raya Lebaran nanti,”tandas Niexan Obije.
Namun dia memastikan bahwa pihaknya akan selalu memantau situasi di lapangan dan akan meminta lagi penambahan beras untuk Alor, seiring perkembangan stok di gudang Bulog Kalabahi. Dengan kedatangan 1.050 ton beras, pihaknya akan lebih maksimal lagi dalam melakukan distribusi beras kepada masyarakat, melalui pasar murah ke desa-desa dan kelurahan. Operasi pasar murah oleh Bulog dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium senilai Rp 9.950/Kg.

Kepala Bulog Kalabahi, Daenny Nicxan Obije (tengah) bersama rombongan Komisi II DPRD Kabupaten Alor 

“Saat ini sudah kami lakukan banyak kegiatan pasar murah. Di kota Kalabahi ini sudah hampir di seluruh kelurahan, hanya tersisa sekitar tiga kelurahan yang akan kami lakukan pasa murah pada awal minggu depan. Kemarin (Kamis, 2/3/2023) kami mau ke Tribur (desa di Kecamatan Abad Selatan), tetapi tidak bisa tembus karena banjir. Tetapi beras yang kami bawah itu kami salurkan atau jual kepada masyarakat di kampung itu (menurut Anggota DPRD Alor, Mulyawan Djawa bahwa di Orgen). Kami juga sudah lakukan pasar murah sampai ke Marataing (Alor Timur),”ujarnya.
Pemerintah dan masyarakat di desa/kelurahan lainnya, demikian Niexan Obije, juga terus melakukan permintaan seperti di Kelurahan Adang-Alor Barat Laut, di Pulau Buaya, dan lainnya sehingga sedang dijadwalkan. Oprasi pasar murah akan terus mereka lakukan hingga harga beras di Alor bisa stabil.
“Selama kami punya stok beras yang cukup, kami akan terus melakukan pasar murah,”tegas Niexan Obije.

Mulyawan: Masyarakat Beli Langsung di Gudang Bulog

Mulyawan Djawa (tengah) saat berdialog dengan Kabulog Kalabahi, Nixcan Obije

Anggota DPRD Alor tiga periode, Mulyawan Djawa berharap agar Bulog Kalabahi juga bisa memberi ruang bagi masyarakat untuk bisa membeli beras ke gudang Bulog.
“Masyarakat tidak hanya bisa membeli beras Bulog saat operasi pasar murah, tetapi Bulog juga bisa memberikan pelayana kepada masyarakat di tempat ini (Bulog Kalabahi di kawasan Tanjung Sembilan Kalabahi). Kalau oprasi pasar murah, kita masih menunggu berbagai hal, tetapi kalau masyarakat bisa langsung ke Kantor Bulog, maka akan terlayani dengan baik,”saran Mulyawan.
Politisi Partai Bulan Bintang yang mengaku besar dari jalanan ini sepekat dengan apa yang disampaikan Kabulog Kalabhi saat rapat kerja dengan DPRD sebelumnya, bahwa takutnya masyarakat membeli dalam jumlah banyak lalu menjual kembali dengan harga mahal. Karena itu Mulyawan minta agar dalam melayani masyarakat yang membeli di Bulog dengan jumah yang dibatasi.
Saran Mulyawan ini menurut Kabulog, Niexan Obije, dapat dilakukan, hanya saja dia menyatakan bahwa permintaan masyarakat itu kadang tidak bisa dipenuhi Bulog. Menurutnya, ada masyarakat yang menilai 100 Kg beras itu kecil, ada yang bilang 20 Kg juga cukup.
“Karena itu kadang kami terpaksa melakukan penolakan terhadap masyarakat yang datang mau beli (beras), karena kami juga menjaga situasi. Ada masyarakat yang mau beli, kami arahkan yang (ukuran) 5 Kg, tetapi maunya 50 Kg, ini yang kami tolak. Kami harus selektif dalam melakukan pelayanan untuk menjaga keseimbangan,”tandas Niexan Obije.
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa Bulog itu mengelola Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sehingga sesuati aturan, bahwa minimal stok beras di gudang Bulog itu sebanyak 100 ton beras. Hal itu untuk mengantisipasi kondisi bencana alam. Ketentuannya demikian. Namun, jelas Niexan Obije, dengan pertimbangan kondisi terhambatnya pengiriman beras akibat cuaca yang memburuk dan situasi di lapangan adanya permintaan beras dari masyarakat, terpaksa pihaknya melanggar ketentuan tersebut untuk terus menyalurkan beras kepada masyarakat.

Kepala Bulog Kalabahi, Nixcan Obije (kiri) didampingi Kepala Gudang Bulog Kalabahi, Mariaeni Puling

“Memang ini kondisinya tidak normal, tetapi tujuan kami, yang terpenting beras itu disalurkan dengan harga murah untuk masyarakat,”tandasnya.
Untuk kondisi normal, lanjut Kabulog asal Pulau Pura ini, stok beras di gudang Bulog itu minimal untuk bisa bertahan sampai dua bulan kedepannya. Dan untuk kebutuhan masyarakat Kabupaten Alor, minimal stok beras sebanyak 400 ton. Artinya, rincia Niexan Obije, jika stok di gudang Bulog kalabahi tersisa 400 ton, maka sudah harus ajukan permintaan tambahan beras. Karena menurut dia, biasanya permintaan meningkat di akhir tahun. Saat ini sesuai permintaan Bulog Kalabahi, maka siap masuk 1.050 ton beras untuk mengatasi kebutuhan masyarakat, terutama operasi pasar murah untuk menstabilkan harga beras di daerah ini.
Menurutnya, penyaluran beras medium melalui sejumlah saluran, antara lain melalui mitra Bulog, distributor dan retail modern. Tetapi dia menegaskan bahwa pihaknya selalu memantau penjualan beras Bulog itu sampai di mana, dan harganya harus sesuai HET yang disepakati, yakni Rp 9.950/Kg.
“Biasanya mitra kami itu selalu membuat surat pernyataan bersedia menjual dengan harga sesuai kesepakatan. Jika tidak sesuai maka kami putuskan kerja samanya. Kenapa kami juga menjual beras melalui mitra karena keterbatasan kami. Dengan adanya mitra, maka penyebaran beras Bulog dengan harga murah lebih luas sehingga mudah diakses masyarakat,”papar Niexan Obije.

Ibrahim Nampira (tengah) saat Sidak Komisi II DPRD Alor di Gudang Bulog Kalabahi

Sementara itu, Sekretaris Komisi II, Ibrahim Nampira dan Anggota Komisi II, Felixon Hama hampir senada mempertanyakan kerja sama antara Bulog dan pihak perusahaan expedisi dalam menyalurkan beras Bulog kepada masyarakat. Menurut Him Nampira, 1.050 ton beras Bulog yang akan masuk ke Kalabahi itu untuk mengantisipasi kebutuhan beras di Alor selama berapa bulan ke depan.
“Tadi kami di pelabuhan Kalabahi, ada perusahaan expedisi (PT.Samudra Bahari Kalabahi) yang katanya khusus menangani beras Bulog yang akan masuk minggu ini 300 ton (dari NTB), sudah ada kerja sama dengan Bulog sehingga pihak expedisi itu akan kebagian 150 ton untuk didistribusikan kepada masyarakat dan 150 ke gudang Bulog Kalabahi. Harapan kita, jangan sampai karena beras Bulog diserahkan pendistribusiannya kepada mitra, lalu harganya dinaikan. karena harapan kita, beras Bulog dapat menetralisir harga beras di pasaran. Saya butuh penjelasan soal 150 ton beras Bulog yang katanya sudah disepakati dengan pihak expedisi dalam pendisyribusiannya sehingga bisa dipublikasi untuk diketahui masyarakat,”himbau Nampira dibenarkan Felixon Hama.

Ketua Komisi II DPRD Alor, Lagani Djou bersama Wempi Hok, salah satu mitra Bulog Kalabahi

Terkait hal ini, Nicxan Obije menjelaskan bahwa pihaknya bekerja sama dengan mitra karena keterbatasan pihak Bulog Kalabahi dalam pendistribusian beras ke wilayah-wilayah yang jauh dan aksesnya agak sulit seperti ke wilayah pegunungan seperti Apui, Alor Selatan atau Abad Selatan. Meski begitu, Nicxan memastikan bahwa pihaknya selalu memantau mitra-mita kerjanya sehingga harus tunduk pada perjanjian kerja sama, terutama terkait harga beras harus sesuai kesepakatan. Jika ketahuan pihak mitra menjual harga beras Bulog sesuai kesepakatan Rp 9.950/Kg, maka akan dilakukan pemutusan hubungan kerja.
Mengenai total kebutuhan beras untuk masyarakat Kabupaten Alor yang menurut Komisi II DPRD Alor berdasaran informasi dari Dinas Perdagangan setempat banwa sebanyak 80 ton/bulan, Nicxan Obije membantahnya. Menurut Nicxan, kalau 80 ton itu untuk kebutuhan per hari.
“Ini yang perlu kita tahu pasti berapa kebutuhan beras untuk seluruh masyarakat Kabupaten Alor dalam sebulan. Hal ini penting untuk meletakkan kebijakan terkait kemandirian pangan kita di Alor. Kita berharap agar pemerintah punya strategi sehingga kondisi ini tidak terus terulang,”timpal Ketua Komisi II DPRD Alor, Lagani Djou.
Lagani merasa, kadang-kadang masyarakat menilai bahwa DPRD tidak tanggap atas persoalan ini, padahal lembaga wakil rakyat itu sejak minggu lalu telah melaksanakan fungsi pengawasannya dengan melakukan rapat kerja dengan pihak terkait untuk mengatasi harga beras yang melambung.
“Mungkin karena saat itu kami tidak melibatkan teman-teman media untuk mewartakannya sehingga masyarakat tidak mengetahuinya. Kita poinya adalah stok tersedia, jangan ada hambatan lagi dalam proses pengiriman beras ke Alor sehingga kondisi ini tidak makin memburuk,”himbau Lagani, sembari berharap agar ada perhatian pula untuk masyarakat di Pulau Pantar. (ap/linuskia)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *