DPRD Alor: Memalukan Jika Persap U-17 Sebagai Juara Bertahan Tak Ikut Suratin Cup 2022 Karena Ketiadaan Biaya

author
9 minutes, 15 seconds Read

KOMISI III DPRD Kabupaten Alor menggelar Rapat Dengar Pendapat dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Alor serta Dinas Pemuda dan Olahraga (Dsipora) Kabupaten Alor, Rabu (29/6/2022) pagi. Rupanya rapat itu terkait nasib tim Persap Alor U17 sebagai Juara Bertahan Suratin Cup Propinsi Nusa Tenggara Timur, yang terancam tidak bisa berangkat mengikuti Suratin Cup Tahun 2022 yang dijadwalkan pada 22 Juli mendatang, karena ketiadaan biaya.
Pantauan alorpos.com, rapat tersebut dipimpin Ketua Komisi III, Doni Menase Mooy,S.Pd., didampingi Wakil Ketua, Deni Padabang,A.Md.T., dan Sekretaris, Ernes Mandela Mokoni,S.Sos serta Anggota Komisi III, Naboys Tallo,S.Sos., Marjuki Kalake, Maxen Lelang dan Iskandar Mabikafola. Sedangkan dari KONI, hadir Ketua Harian KONI Kabupaten Alor, Hopni Bukang,SH., serta pejabat yang mewakili Kadispora setempat, Nirma Adang dan sejumlah staf terkait.
Usai membuka rapat, Dony M.Mooy mempersilahkan Ketua Harian KONI Alor, Hopni Bukang,SH untuk menyampaikan berapa besar dana hiba daerah yang diperoleh KONI pada Tahun Anggaran (TA) 2022 ini, dan seperti apa pemanfaatannya. Maka sejurus kemudian, Hopni yang mantan Sekda Kabupaten Alor ini mengungkapkan bahwa Dana Hiba dari Pemkab Alor yang diterima KONI Alor pada TA.2022 ini sebesar Rp 250.000.000.
Menurut Hopni, melalui NPHD (Naskah Pemberian Hiba Daerah) kepada KONI melalui Dispora Kabupaten Alor, dan penandatanganan NPHD itu sudah dilakukan. Kemudian terkait pengeluaran dari Dana Hiba KONI tersebut, jelas Hopni, digunakan untuk kegiatan pengembangan dan pembinaan olahraga pada kurang lebih 20 Cabang Olahraga dibawah naungan KONI.

Hopni Bukang,SH (kanan) saat rapat bersama Komisi III DPRD Alor, Rabu (29/6/2022)

“Dana pembinaan ini juga hanya peruntukan secara variatif kepada cabang-cabang olahraga yang ada di daerah ini. Untuk organisasi olahraga yang besar, membutuhkan dana pembinaan sebesar Rp 15 Juta ke bawah. Tetapi karena kita (KONI) dialokasukan Rp 250 Juta, maka kurang lebih Rp 200 juta sdah habis untuk dana pembinaan saja. Sehingga dari arahan-arahan Ketua Umum KONI Alor yakni bapa Bupati Alor, agar kegiatan-kegiatan olahraga yang sifatnya perlombaan di tingkat regional, kiranya dapat dibatasi,”jelas Hopni.
Menurut Hopni, Dana Hiba KONI sebesar Rp 250 Juta itupun hingga kini belum dicairkan, sehingga sejumlah Cabang Olahraga seperti Karate, Silat dan Tinju yang telah mengikuti kejuaraan tingkat Propinsi NTT menggunakan dana atas inisiatif pengurus cabang olahraga bersangkutan. Karena itu, lanjut Hopni, terkait persoalan yang dihadapi Askab PSSI Kabupaten Alor terkait keikut sertaan Persap Alor U17 pada ajang Suratin Cup Tahun 2022, agar sama-sama dipertimbangkan oleh DPRD dan Pemerintah Kabupaten Alor.
“Karena untuk (kejuaraan sepak bola terpopuler di NTT) El Tari Memorial Cup ataukan Suratin Cup, itu sangat sulit untuk kita biayai. Proposal atau rencana anggaran yang disampaikan oleh Askab, kurang lebih Rp 100 Juta, nyaris tidak bisa dipenuhi oleh kami Pengurus Harian KONI Kabupaten Alor,”tandas Hopni.

Nirma Adang (kanan)

Sementara itu, Nirma Adang yang mewakili Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Alor menambahkan, bahwa pihak Dispora hanya menerima rincian pemanfaatan dana hiba itu dari KONI Kabupaten Alor. Pihak Dispora berharap agar rincian yang masuk itu sudah dikomunikasikan KONI secara baik dengan pengurus setiap cabang olahraga. Pihak Dispora mengaku hanya memproses administrasi sampai peneribitan NPHD yang sudah ditanda tangani, dan rincian peruntukannya sudah jelas sebagaimana disamaikan Ketua Harian KONI Alor.
Sedangkan biaya yang dibutuhakn Askab Kabupaten Alor untuk menggunakan dana KONI, pihak Dispora mempersilahkan itu dipercakapkan dengan pihak KONI karena Dispora hanya mengurus administrasi dana hiba, tidak terkait dengan hal-hal teknis. Dispora juga senada dengan KONI Kabupaten Alor menyerahkan persoalan ini kepada DPRD Kabupaten Alor untuk bersama-sama mencari solusinya.

Doni M.Mooy,S.Pd (tengah, baju hitam)

Ketua Komisi III DPRD Alor, Doni M.Mooy mengatakan, sesuai data yang dia peroleh, ada 11 Cabang Olahraga yang masing-masing memperoleh dana pembinaan dari KONI sebesar Rp 11 Juta lebih, dan 5 Cabang Olahraga yang mendapat masing-masing Rp 9,5 Juta. Jumlah ini dinilai Doni sangat kecil tetapi itu akibat kondisi keuangan daerah sama-sama dihadapi. Doni kemudian mempersilahkan anggotanya untuk menyampaikan pendapat terkait persoalan dimaksud.
Marjuki Kalake yang mendapat kesempatan pertama, megatakan bahwa Persap Alor U-17 itu meraih Juara I pada Suratin Cup sebelumnya, sehjingga harus membawa kembali Piala Suratin atau Suratin Cup ke Kabupaten Ende selaku tuan ruamh kejuaraan ini, untuk diperrebutkan lagi.
“Karena itu harapan kita agar anak-anak kita bisa diberangkatkan mengikuti Suratin Cup ini dan meraih juara lagi,”tandas Marjuki.
Politis PKS ini menilai sepak bola sudah menjadi salah satu cabang olahraga andalam daerah ini, dan Persap Alor itu disegani di NTT. Melalui Suratin Cup, kata Marjuki, lahir pemain-pemain muda yang mengharumkan nama daerah ini, bahkan salah satunya mengharumkan nama Kabupaten Alor, Propinsi NTT, bahkan Indonesia melalui Yabes Roni Malaifani yang pernah masuk dalam skuat pemain nasional Indonesia. Karena itu, Marjuki menyampaikan perlunya solusi bersama, agar anak-anak skuat Persap Alor U-17 bisa berlaga di Suratin Cup Tahun 2022 ini.
Lebih lanjut Marjuki menyarankan agar terkait uang pembinaan bagi cabang olahraga (Cabor) jangan dibagi dengan nilai yang sama rata untuk semua Cabor. Alasannya, karena ada Cabor yang timnya dengan jumlah personil yang banyak seperti sepak bola, tidak bisa nilai uang pembinaannya sama dengan Cabor yang personilnya sedikit. Satu tim sepak bola yang hendak mengikuti suatu kompetisi atau kejuaraan, minimal melibatkan minimal 24-30 orang sehingga membutuhkan dana yang lebih besar jika dibandingkan dengan Cabor lainnya.
“Kalau semua Cabor mendapat dana yang sama dari KONI, menurut kami kurang rasional,”kata Marjuki.

Deni Padabang,A.Md.T

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi III, Deni Padabang menegaskan bahwa persoalan kesulitan dana pembinaan olahraga ini akibat tidak fokus pada Cabang Olahraga tertentu sesuai potensi, tetapi semua Cabor. Menurut Denu, Cabor yang sering mengharumkan nama daerah tidak sampai 10 Cabor, tetapi dana pembinaan KONI diberikan sama rata kepada 20 Cabor. Deni mencontohkan Cabor yang sering mengharumkan nama daerah seperti sepak bola, kempo, silat, karate, tinju yang diberi porsi anggaran lebih sehingga mereka terus berprestasi.
“Kita harus fokus pada cabang olahraga yang mengharumkan nama daerah. Kalau sepak bola juga hanya dapat dana Rp 11 Juta dari KONI, maka panggil saja dua orang dari PSSI Alor pakai uang jalan untuk antar kembali Piala Suratin karena daerah lain mau perebutkan,”tegas Ketua Fraksi Nasdem DPRD Alor ini kesal.
Karena menurut dia, setelah Liga Pelajar dan masuk ke Suratin Cup itu ajang bergengsi yang memberi ruang bagi pemain muda untuk unjuk kebolehannya dan akan dilirik masuk ke level yang lebih tinggi hingga ke U-19 atau U-21 nasional.
“Saya pernah ikut satu kegiatan di Makasar, dan ada satu orang dari Palu, tanya saya asal dari mana, Saya bilang dari Alor, dan orang itu bertanya lagi, apakah saya kenal Yabes (Yabes Roni Malaifani yang pernah memperkuat tim nasional, bahkan pernah mencetak gol heroik saat PSSI melawan Philipina beberapa tahun lalu). Itu artinya orang kenal Alor karena Yabes. Jadi cabang sepak bola kalau kita kasih porsi yang sama dengan cabang lainnya, memang tidak bisa. Karena itu perlu kita atur secara baik,”tegas Deni, sembari berharap agar dipertimbangkan pada Perubahan APBD Tahun 2022.
Sebagai juara bertahan, pemegang Suratin Cup, kata Deni, tentu akan memalukan daerah jika Persap Alor U-17 tidak bisa mengikuti kejuaraan tersebut di Tahun 2022 ini karena hanya dapat dana sebesar Rp 11 Juta lebih.

Naboys Tallo,S.Sos (kiri)

Hal senada dikemukakan Naboys Tallo,S.Sos. Politisi perempuan yang sudah tiga periode terpilih sebagai Anggota DPRD Kabupaten Alor ini berpendapat bahwa pandemi Covid-19 membuat kondisi keuangan daerah terseok-seok. Karena itu Naboys menyarankan KONI setempat agar sudah harus mulai mengevaluasi semua Cabor yang dibiayai dengan dana hiba. Ada 20 Cabor, sehingga menurit Naboys hars dievaluasi.
“Karena kita lihat kegiatan tiap hari, ada sepak bola, volley, pencak silat, kempo, dan bbeberapa lainnya, tidak sampai sepuluh cabang olahraga. Harus dievaluasi untuk menentukan maka yang skala prioritas seperti yang disampaikan pa Deni Padabang.”tegas Naboys.
Menurut Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Alor ini, skuad Persap Alor U-17 yang mau diberangkatkan mengikuti Kejuaraan Suratin Cup ini sebanyak 24 orang, belum ditambah pelatih, dan official. Pialai Suratin ini, kata Naboys, diraih Persap Alor U-17 pada Tahun 2019, sehingga mestinya sudah dianggarkan untuk megikuti kejuaraan ini berikutnya.
“Tetapi karena kondisi keuangan sehingga kita (Persap Alor U-17) tidak berangkat, betapa memalukannya daerah kita. Sementara Alor dikenal dengan bibit pemain bola yang luar biasa. Saya juga sedikit pesimis, penghargaan pemerintah terhadap mereka setelah menang (meraih Suratin Cup Tahun 2019) itu sangat kasihan,”tegas Naboys.
Menurutnya, rincian biaya yang dibutuhkan Persap Alor U-17 agar bisa tampil di ajang Suratin Cup 2022 sebesar Rp 168 juta lebih. Untuk itu Naboys mengusulkan, agar kalau bisa, layangkan proposal kepada seluruh masyarakat Kabupaten Alor melalui berbagain stakeholder, agar bisa membantu kontingen Persap Alor ke Suratin Cup. Para pengusaha, BUMN, BUMD, Anggota DPRD, ASN dan semua masyarakar Alor, diharapkan bisa memberi sumbangan untuk Persap Alor ke Suratin Cup.
“Tidak mungkin anak-anak kita ini berangkat dengan (kapal) ferry. Anak-anak daerah lain datang dengan pesawat, terus kita Alor yang juara bertahan pergi dengan ferry, eii…memalukan. Sehingga kami sebagai wakil rakyat, sangat merasa prihatin dengan kondisi ini. Kami akan stressing lewat pembahasan di Perubahan APBD Tahun 2022, untuk meminta perhatian pemerintah yang serius terhadap permasalahan ini,”tandas vokalis dalam setiap sidang dewan ini.

Ernes Mandela Mokoni,S.Sos

Sedangkan Sekretaris Komisi III, Ernes Mandela Mokoni menerangkan bahwa sesuai informasi dari Askab PSSI Alor, bahwa 24 personil yang diambil dari hasil Liga Pelajar SMA/MA/SMK itu sangat berkualitas jika dibandingkat dengan tim yang meraih Suratin Cup Tahun 2019 lalu, sehingga mereka optimis dapat mempertahankan gelar. Tetapi melihat alokasi anggaran dari Dana Hiba yang disodorkan KONI Alor untuk semua Cabor, diniai Ernes sangat tidak rasional karena cabang sepak bola juga mendapat anggaran Rp 11 juta lebih.
“Kalau hanya dapat dana seperi itu, saya sependapat dengan pa Deni Padabang, hanya satu dua orang bisa antar piala serahkan kembali kepada panitia Suratin Cup lalu pulang. Tetapi ini yang rugi adalah daerah, tentu malu. Kabupaten Nagekeo itu tidak pernah juara (Suratin Cup), tetapi setiap tahun kegiatan bola kaki, mendapat alokasi dana Rp 750 Juta. Karena itu kita harus mencari solusi. Kalau masih ada dana Rp 50 Juta di KONI, maka itu diserahkan kepada Askab PSSI Alor untuk bisa ikut Suratin Cup 2022. Kalau ada proposal dan kami anggota DPRD sumbang atu orang Rp 1 juta, maka ada Rp 30 Juta,”usul Ernes.
Mestinya, lanjut politisi PKB Alor ini, harus ada keberpihakan dari Pemkab Alor melalui KONI agar bisa mengatasi persoalan yang dihadapi Askab PSSI Alor.
Dony M.Mooy memaklumi kondisi ini karena masalah keuangan daerah, sehingga alokasi dana hiba untuk semua bidang itu turun hampir 75 % dibandngkan tahun-tahun sebelumnya. Contohnya, dana hiba untuk KONI Kabupaten Alor pada Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp 500 Juta, turun menjadi Rp 250 Juta pada TA.2022. Bahkan menurut Hopni Bukang, bahwa sejak dia dilantik sebagai Ketua Harian KONI Alor pada Tahun 2018 silan, dana hiba untuk KONI Alor saat itu mencapai Rp 1,2 Milyar, sehingga turun drastis saat ini.
Untuk itu Doni M.Mooy yang juga Ketua PSI Kabupaten Alor ini mengajak Dispora dan KONI Kabupaten Alor, agar sama-sama berpikir untuk mengatasi persoalan yang ada, khususnya empat kejuaraan bola kaki yang akan dihadapi, yakni El Tari Memorial Cup, Suratin Cup U-17, U-15 dan U12. Menurut Doni, cukup fokus di Suratin Cup U-17 karena Alor sebagai juara bertahan sehingga harus mengikuti kejuaraan tersebut. Pada prinsipnya,kata Doni, Komisi III mendukung pengembangan olahraga di Kabupaten Alor, dan akan diupayakan pada Perubahan APBD TA.2022. (ap/linuskia)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *