DINAS Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur yang saat ini dipimpin Marwiyah Djakra,S.Sos, mulai menggelar Pelatihan Calon Atlit Paralayang Kabupaten Alor Tahun 2022, sejak Senin (18/7/2022). Kegiatan yang dibuka Sekretaris Daerah, Drs.Soni O.Alelang atas nama Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP ini, berlangsung di Aula Sentra Industri Tenun, Desa Alor Besar, Kecamatan Alor Barat Laut.
Pantauan alopos.com, pembukaan kegiatan yang akan berlangsung selama 20 hari, sejak 18 Juli hingga 6 Agustus 2022 ini dihadiri hampir semua pimpnan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemerintah Kabupaten Alor. Hadir pula Komandan Pos Angkatan Udara Alor, Lettu Sutardi, Pasiops Kodim 1622 Alor, Letda (Inf) Umbu Neka, Camat Alor Barat Laut, Martin Depores Djeo,S.IP bersama unsur Tripika setempat, serta Instruktur Nasional Paralayang, Syamsul dan sejumlah asistennya.
Sekda Kabupaten Alor, Drs.Soni O.Alelang mengawali sambutannya dengan menyampaikan salam dari Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP yang saat itu sedang bertugas ke luar daerah. Menurut Soni, bupati Djobo sangat mengapresiasi terselenggaranya kegiatan dimaksud, karena Kadispora yang luar biasa. dan didukung stakeholder terkait. Tahun lalu, ungkap Soni, berkat koordinasi yang baik, maka berhasil menyelenggarakan kejuaraan paralayang untuk pertama kali di Alor, meski dengan begitu banyak kekurangan sarana dan prasarana pendukung.

“Tetapi kita melihat di media massa, kejuaraan paralayang di Alor itu mendapat perhatian para pencinta paralayang. Kita punya potensi luar biasa karena tadi saya bicara dengan instruktur paralayang nasional itu, katanya kita punya (lokasi take off paralayang) itu terindah, sama dengan di Turki. Karena itu patut kita kembangkan. Pa Bupati sangat apresiasi dengan ibu Kadis (Kadispora, Marwiyah Djakra), karena begitu melihat sesuatu (yang potensial), langsung menanggapi dengan membuat program (pelatihan calon atlit paralayang), karena kita punya potensi luar biasa,”kata Soni Alelang.Maka Soni menilai pelatihan calon atlit paralayang di Alor itu sangat penting, sehingga kelak ada atlit paralayang dari Alor, dan bisa menjadi pemandu wisata paralayang di Alor kelak. Soni menghimbau semua komponen di daerah ini harus mendukung penuh, agar kegiatan itu berjalan maksimal.
“Karena paralayang ini bukan olahraga biasa, teapi punya banyak dimensi, di samping prestasi, juga ada rekreasi, ada hiburan, pariwisata sehingga bisa berdampak luas bagi aspek ekonomi masyarakat. Tahun lalu kita buat kejuaraan paralayang yang banyak kekurangannya saja, punya dampak positif ekonomi bagi banyak orang di sekitar lokasi kegiatan,”kata Soni.
Karena itu, Sekda Soni Alelang mendukung agar seri kejuaraan nasional paralayang yakni Paragliding Trip of Indonesia (TROI) tahun 2022 ini diselenggarakan lagi di Alor.

“Pokoknya latihan saja dulu secara baik, setelah itu, tetap kita bikin lagi lomba paralayang (TROI) tahun ini supaya ada event tetap paralayang. Kalau dananya belum tersedia pada anggaran (APBD) murni Tahun 2022, maka kita anggarkan pada Perubahan APBD Tahun 2022, supaya potensi Alor ini semakin dikenal ke luar daerah, sehingga ada perhatian dari pusat bisa datang ke Alor. Event ini bisa kita jual ke pemerintah propinsi maupun pemerintah pusat agar mendapat dukungan anggaran,”tegas Ketua Tim Anggaran Pemerintah Kabupaten Alor ini.
Maka kepada Kadis PUPR dan Kepala Bappelitbang Kabupaten Alor, Soni mengingatkan bahwa saat membuka Kejuaraan Nasional Paralayang di Alor pada Tahun 2021 lalu, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat sudah berjanji, akan membantu pembangunan jalan menuju lokasi take off Paralayang di Bukit Bedoe, Hulnani, maka tolong dikomunikasikan lagi agar bisa diwujudkan.
“Tolong itu ditelusuri, jangan janji saja tetapi dibuat. Jalan dari Kalabahi (ke Kokar) sudah bagus. Tinggal ke Hulnani kalau dibuat bagus, lalu sarana prasarana di Hulnani itu dlengkapi, maka kita sudah bisa menggelar Kejuraan Paralayang secara lebih baik ke depan,”tandas Soni, sembari meminta semua OPD agar ikut memberi perhatian dan dukungan sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing.

“Sinergi dari semua pimpinan OPD sangat diharapkan oleh bapak Bupati Alor, agar dalam memberikan perhatian yang sungguh sesuai bidang tugas dan fungsi yang terkait harus menunjang. Hal ini supaya olahraga Paralayang dapat berkembang secara maksimal di Alor, karena punya dampak ekonomi bagi masyarakat, dan nantinya ikut meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah ini,”tandas Soni.
Di ujung sambutannya, Soni juga berterima kasih kepada instruktur paralayang nasional dari Jawa Timur yang sudah bersedia datang ke Alor untuk memberikan pelatihan kepada para calon atlit paralayang Kabupaten Alor. Acara ini dianjutkan dengan pemberian bantuan kepada dua Pemuda Desa Alor Besar yang peduli olahraga, yakni bantuan alat pertukangan dan peralatan pangkas rambut.

Sementara itu, pelatih atau instruktur nasional paralayang dibawah naungan FASI Pusat, Syamsul kepada wartawan di lokasi latihan menjelaskan, bahwa tahapan pelatihan dimulai dari materi teori berupa pengenalan alat di ruangan. Setelah itu ground handling di lapangan, sampai para calon atlit dianggap sudah layak untuk diterbangkan, maka tahap berikutnya yakni terbang. Namun, kata dia, para peserta latihan harus memulai dari ketinggian terbang yang tidak terlalu tinggi. Nanti setelah mahir terbang pada ketinggian 50 meter atau 100 meter, baru bisa diterbangkan dari Bukit Bedoe, di Desa Hulnani.
“Jadi kami akan cari tempat take off yang rendah dulu, nanti setelah sukses terbang pada ketinggian 50 meter atau 100 meter sebanyak 20 kali, barulah kita naikan ke (lokasi take off paralayang) Hulnani untuk terbang sendiri,”kata Syamsul.
Menurutnya, pada ketinggian 100 meter kalau sudah bisa, maka itupun luar biasa karena lokasi take off paralayang di Bali hanya pada ketinggian 75 meter, tetapi sangat diminati wisatawan asing untuk terbang tandem.
“Di Alor (Hulnani) ini dengan ketinggian 500 meter itu sangat luar biasa. Tinggal pemeritah daerah mau mengembangkannya atau tidak,”kata Syamsul.
Menurutnya, potensi wisata itu cepat berkembang dan memberikan dampak ekonomi jika membangun semua potensi pendukungnya secara maksimal, termasuk potensi paralayang sebagai olahraga rekreasi yang sangat luar biasa di Alor. Ini, lanjut Syamsul, tidak instan, tetapi butuh proses secara berkesinambungan dari tahun ke tahun.
Rencananya, lanjut Syamsul, pada September 2022 ini, akan diadakan lagi kejuaraan paralayang atau TROI di Alor. Kalau berhasil menyelenggarakan TROI di Alor, minimal dua kali, kata Syamsul, maka kejuaraan dunia paralayang bisa dilaksanakan di Alor. Menurutnya, syarat menjadi tuan rumah kejuaraan dunia yang diikuti atlit paralayang dari berbagai negara, maka daerah itu harus sudah berpengalaman menyelenggarakan minimal dua kali kejuaraan nasional paralayang seperti TROI.

Sementara itu, Komandan Pos Angkatan Udara (Danpos AU) Alor, Lettu Sutardi menjawab media ini Sebanjar, Alor Besar mengatakan bahwa pihak TNI Angkatan Udara berharap agar dengan adanya kegiatan pelatihan para calon atlit paralayang di Alor ini, dapat membawa kemajuan bagi terbentuknya FASI (Federasi Aerosport Seluruh Indonesia) di Alor sehingga dapat melahirkan atlit berprestasi. Sutardi menilai Alor punya potensi yang luar biasa dalam mengembangkan olahraga dirgantara ini.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Alor, Marwiyah Djakra,S.Sos kepada media ini ruang kerjanya mengatakan bahwa pihaknya sejak awal turut bekerja keras mendukung suksesnya Kejuaraan Paralayang Alor Tahun 2021 silam. Dan sebagai wujud komitmen untuk mengembangkan Paralayang di Alor karena punya potensi yang luar biasa, maka Marwiyah membuat program pelatihan bagi anak-anak muda potensial setempat yang siap menekuni dunia paralayang. Dan sesuai standar profesional yang ditetapkan Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI),jelas Marwiyah, maka pelatihan berlangsung minimal selama 20 hari, sehingga calon atlit paralayang tersebut bisa mendapat lisensi atau ijin terbang.
Karena itu pihaknya menyepakati waktu latihan selama 20 hari sejak 18 Juli hingga 6 Agustus 2022 bagi 10 peserta, dengan biaya yang dianggarkan sebesar Rp 100 juta dari APBD TA.2022. Peralatan pelatihan, Marwiyah mengatakan bahwa dibawah lengkap oleh pelatih nasional, Syamsul dan Haris dari FASI. 10 peserta latihan, jelas Marwiyah, terdiri dari pemuda desa Hulnani, Alor Besar, dan dari Alor Selatan serta ada dari unsur TNI Kodim 1622 Alor, Polres Alor, Polisi Pamong Praja, dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah setempat. Alasan melibatkan unsur TNI, Polri, PolPP dan BPBD, Marwiyah menekankan bahwa karena nantinya dibentuk komunitas Paralayang sehingga butuh orang yang ada dalam pemerintahan juga ikut agar memanage organisasi Paralayang di Alor nanti secara baik.
“Saya pikir ini kita sudah selangkah lebih maju karena mulai terbentuk olahraga baru bernuansa wisata di daerah ini, sehingga bisa menarik minat orang luar datang ke Kabupaten Alor. Kita bisa lahirkan atlit paralayang profesional dan bisa menjadi pemandu olahraga wisata paralayang di Alor,”ujar Marwiyah.

Catatan media ini, ketika Kejurnas Paralayang di Alor tahun 2021, Gubernur NTT, Viktor Laiskodat terkesima dengan keindahan panorama dari lokasi take off paralayang di bukit Bedoe Hulnani, sehingga Laiskoda telah berjanji untuk siap mendukung kejuaraan paralayang internasional di Alor dengan menyiapkan dana senilai Rp 1 Milyar dari APBD NTT. Laiskodat yakin, jika ada event paralayang internasional, maka maka akan memicu banyaknya wisatawan manca negara dan domestik yang datang ke Alor, sehingga turut memicu peniingkatan kunjungan wisatawan manca negara ke Indonesia, untuk menikmati sensasi terbang paralayang dari spot terindah. Setelah puas menikmati keindahan panorama alam Alor dari udara, maka para atlit paralayang yang bisa menyelam, juga dapat dipandu untuk diving menikmati indahnya taman laut Alor yang mempesona.
Karena itu, Marwiyah berharap agar DPRD Kabupaten Alor juga dapat memberikan dukungan kebijakan anggaran untuk peningkatan olahraga wisata paralayang di daerah karena memiliki spot take off terindah seperti di Turki.
“Kami di Dinas Pariwisata menyiapkan atlit paralayang, sedangkan penataan lokasi take off sebagai destinasi wisata itu ada di Dinas Pariwisata sehingga harus berkolaborasi. Pariwisata menyiapkan gasebo, lopo-lopo, aneka kuliner dan sebagainya, Dinas PU memperbaiki jalan ke lokasi take off dan landing paralayang, maka ke depannya akan lebih bagus sehingga ikut memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat dan daerah ini,”pungkas Marwiyah.

Sebagaimana laporan Ketua Panitia kegiatan ini, Nirma Adang, bahwa kegiatan ini sebagai salah satu upaya peningkatan pembangunan Sumber Daya Manusia di Bidang Pemuda dan Olahraga, demi mendukung Program Gemma Mandiri dengan Tiga Pilar Percepatan, yakni Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar. Paralayang adalah olahraga dirgantara yang memiliki tujuan prestasi, rekreasi dan pariwisata yang saat ini mulai berkembang di Indonesia. Paralayang juga termasuk olahraga ekstrem karena semua orang belum tentu bisa terbang menggunakan paralayang, kecuali para atlit yang sudah terlatih dengan mengutamakan keselamatan atau safety first.
Artinya, lanjut Nirma, faktor keselamatan menjadi prioritas yang perlu dipertimbangkan. Dispora Kabupaten Alor, melihat tingginya animo masyarakat terhadap Paralayang, apalagi lokasi take off di Bukit Bedoe, Desa Hulnani, Kecamatan Alor Barat Laut dinilai sangat indah dan memenuhi syarat nasional maupun internasional, sehingga bisa diselenggarakan Kejuaraan Dunia Paralayang di Alor.
Karena itu Dispora memprogramkan pelatihan bagi para calon atlit paralayang, demi mendukung keberlanjutan olahraga prestasi, rekreasi dan pariwisata ini di Kabupaten Alor.
Sejumlah pemuda potensial yang siap dilatih karena memenuhi syarat kesehatan serta tidak takut ketinggian sebagai syarat utama. Olahraga paralayang ini diyakini menjadi salah satu daya tarik baru dalam memggerakan dunia pariwisata dan ekonomi riil masyarakat, sehingga harus dikelola secara profesional. Dengan pelatihan ini, kelak bisa saja Alor dapat melahirkan atlit paralayang di tingkat nasional dan dapat mempromosikan berbagai potensi pariwisata di daerah ini ke dunia luar.
Dilaporkan Nirma Adang, bahwa pelatihan ini berlangsung selama 20 hari, sejak 18 Juli hingga 6 Agustus 2022. Materi pelatihan terbagi dalam dua sesi, yakni Sesi I terkait teori untuk pengenalan olahraga paralayang, dan Sesi II, praktek. Peserta calon atlit 10 orang, yakni para pemuda/pemudi yang sudah terlibat dalam proses Kejuaraan Nasional Paralayang di Alor Tahun 2021 silam, dengan ketua panitia lokal, Dani Manu. (ap/linuskia)