alorpos.com__DINAS Pariwisata (Dispar) Kabupaten Alor yang dipimpin Ripka Jayati,S.Sos.,M.Si., mulai menggelar pelatihan ketiga dari tujuh jenis paket pelatihan, yang dibiayai dengan Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Dana Pelayanan Kemasyarakatan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, melalui Pos Belanja Dispar Kabupaten Alor Tahun Anggaran 2023.
Pelatihan pertama, yakni Pelatihan Pemandu Keselamatan Wisata Tirta pada 25-28 Juli 2023 di Aula Hotel Simfony Kalabahi yang melibatkan 40 peserta. Kedua, Pelatihan Pemasaran Digital, Branding Pemasaran dan Penjualan Pada Destnasi Wisata, Home Stay, Kuliner, Sovenir dan Photography pada 2-4 Agustus 2023 di Aula Hotel Pulo Alor Kalabahi.
Sedangkan pelatihan ketiga ini, yakni Pelatihan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner yang juga melibatkan 40 peserta, mulai hari ini, Selasa (8/7/2023) hingga Jumad (11/8/2023) di Aula Hotel Pulo Alor. Sama seperti dua pelatihan sebelumnya, para peserta pelatihan ketiga inipun diinapkan di hotel yang menjadi tempat pelatihan.
Pantauan media ini, Pelatihan Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner ini dibuka Asisten I Setda Kabupaten Alor, Muhamad Ridwan Nampira,S.Sos., didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka Jayati,S.Sos.,M.Si., dan salah satu narasumber dalam pelatihan ini, Ragu Theodolfi,S.KM.,M.Sc., Selasa (8/8/2023) di Aula Hotel Pulo Alor.
Mengawali sambutannya, Asisten I Setda Alor, Ridwan Nampira menyampaikan permohonan maaf dari Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P., yang berkeinginan hadir, tetapi karena berbagai agenda kegiatan kemasyarakatan lainnya yang tak bisa ditingalkan, maka dia ditugaskan untuk mewakili orang nomor satu Nusa Kenari itu.
“Atas nama bapak bupati, kami menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada ibu Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor dan seluruh jajarannya sebagai pelaksana kegiatan pelatihan ini, serta Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atas dukukungan terhadap pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Alor,”kata Ridwan.
Dia juga berterima kasih kepada para peserta pelatihan. Ridwan Nampira berpendapat, bahwa pelatihan bagi pelaku usaha kuliner itu sangat penting, untuk memahami standar sajian dan higiennitas kuliner di tempat usaha masing-masing.
Kuliner, lanjut Ridwan, merupakan salah satu pendukung utama dalam layanan di destinasi wisata, serta memiliki peran penting dalam perkembangan perekonomian masyarakat.
“Kami mengingatkan, bahwa dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan ini, para pelaku usaha yang bergerak dalam bidang wisata kuliner, konsisten terhadap rasa yang disajikan kepada konsumen. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap minat dan daya tarik bagi wisatawan,”tandas Ridwan.
Mantan Camat Teluk Mutiara ini mengimbau pula para peserta pelatihan, agar dapat mengikuti kegoatan ini dengan baik selama empat hari kedepan, sehingga bisa menghasilkan kuliner yang bagus, dan berkualitas untuk pengembangan kuliner Kabupaten Alor, terutama pada tempat-tempat pariwisata. Selain itu, harap Ridwan, para peserta agar mampu mengimplementasikan standar sajian dan higienitas jajanan, atau makanan di tempat usaha masing-masing.
Sebelumnya, Kadis Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka Jayati,S.Sos.,M.Si dalam sapaannya menegaskan, bahwa siapapun yang namanya manusia pasti butuh makanan dan minuman. Di bidang pariwisata, jelas Ripka, orang (wisatawan) butuh transportasi, penginapan dan makan minum.
“Kita ketahui bahwa dalam pekembangan dunia sekarang, khususnya di bidang pariwisata, kemana-mana orang cari yang pertama itu makanannya. Di Alor tu makanan khasnya apa, kita sudah tahu semua dan nanti ada praktek dalam pelatihan ini,”tandas Ripka.
Lebih jauh mantan Kabag Tatapem Setda Alor ini berpendapat, bahwa sektor pariwisata sangat didukung oleh yang namanya kuliner, atau makan minum itu. Maka dia berharap dalam proses pembelajaran yang ada, baik materi theoritis maupun praktek, agar dapat diikui secara baik oleh semua peserta.
Bahkan Ripka memotvasi peserta bahwa saat ini, dari usaha kuliner saja bisa membuat orang kaya di mana-mana. Ia mencontohkan branding KFC (Kentucky Fried Chicken) yang sangat mendunia itu hanya dengan daging ayam goreng dan segumpal nasi. Ini, lanjut Ripka, menjadi inspirasi bagi kita yang bergerak di bidang kuliner.
“Karena itu saya atas nama Pemerintah Kabupaten Alor dan Dinas Pariwisata Kabupaten Alor mengucapkan banyak terima kasih kepada Kementrian Pariwisata yang sudah begitu peka terhadap apa yang menjadi kebutuhan sektor pariwisata di daerah. Kali ini kami melakukan pelatihan ketga dari tujuh paket pelatihan yang diberikan oleh Kementrian Pariwisata Kabupaten Alor di Tahun Anggaran 2023. Tidak gampang. Kolaborasi kami yang begitu intens sehingga tahun ini kita diberikan tujuh paket kegiatan pelatihan. Sampai yang namanya urus toiletpun kita diberikan paket pelatihannya. Karena toilet (WC/Kamar Mandi) itu yang dibutuhkan pula dunia pariwisata,”tegas Ripka.
Untuk dia kembali berharap, agar para peserta yang diinapkan di hotel Pulo Alor selama tiga malam empat hari itu, dapat menimbah ilmu sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan kualitas kuliner Alor demi mendukung sektor pariwisata.
Sementara itu, Ketua Panitia yang juga Plt.Kepala Bidang SDP dan Ekraf pada Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Yusty R.M.Peringmang,SE., melaporkan bahwa peserta pelatihan berasal dari masyarakat pariwisata dan pelaku usaha pariwisata bidang kuliner.
Sedangkan narasumber atau instruktur pelatihan, lapor Yusty, yakni Akademisi dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang, Ragu Theodolfi,S.KM.,M.Sc., dan Praktisi Pengolahan Kuliner dari SMK Negeri 3 Kupang, Nomelus E.Kadja,M.Par., serta dari Dinas Pariwisata Kabupaten Alor.
Materi pelathan, jelas Yusty, meliputi; a) Ekosistim Kuliner Indonesia. b) Inovasi dan Higienitas Sajian Kulier:Permasalahan dan Tantangan. c) Standar dan Ketentuan Higienitas Sajian Kuliner di Indonesia dan Dunia. d) Kreativitas dan Inovasi Dalam Penyajian Kuliner. e) Pemasaran Kuliner Dalam Mengkomunikasikan Inovasi dan Higienitas. f) Penyusunan Konsep Inovasi dan Higienitas Sajian Kuliner Peserta Pelatihan. g) Penerapan Inovasi dan Higientitas Dalam Sajian Kuliner.
Yusty R.M.Peringmang juga melaporkan bahwa tujuan pelatihan tersebut yakni: 1) Memberikan pengetahuan dan peningkatan kapasitas tentahg pentingnya inovasi higienitas dalam sajian kuliner sesuai standar nasional dan internasional. 2) Meningkatkan pengalaman para pelaku usaha kuliner tentang tata cara inovasi pengolahan dan sajian kuliner. 3) Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan, yang berkontribusi langsung pada perputaran roda perekonomian masyarakat di sekitar destinasi wisata.
Sedangkan hasil yang diharapkan dari pelatihan ini, lanjut Yusty, yakni peningkatan pengetahuan dan keterampilan inovasi dan higienitas sajian kuliner, serta peningkatan pengelola usaha jasa makanan dan minuman di destinasi wisata. (ap/linuskia)