alorpos.com–PEMERINTAH Kabupaten Alor melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, bekerjasama dengan USAID MOMENTUM menyelenggarakan Launching Integrasi Layanan Primer (ILP) Kesehatan Tingkat Kabupaten Alor pada Senin (15/7/2024) di Puskesmas Mebung, Kecamatan Alor Tengah Utara.
Pantauan media ini, acara tersebut dihadiri Pj.Bupati Alor, Dr.Drs.Zet Soni Libing,M.Si., Kepala Dinas Kesehatan Propinsi NTT, drg.Iien Adriany,M.Kes dan segenap pemangku kebijakan di daerah ini.
Press release Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, dr.A Farida Ariyani yang diterima media ini menyebutkan, bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta pemangku kebijakan dan masrayakat dalam mensukseskan pelaksanaan Integrasi Layanan Primer sebagai salah satu Pilar Transformasi Kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan.
Farida menjelaskan, bahwa Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer merupakan salah satu pilar transformasi kesehatan yang difokuskan pada pemenuhan kebutuhan kesehatan berdasarkan siklus hidup yang mudah diakses dan terjangkau sampai pada tingkat masyarakat, keluarga dan individu.
Adapun tujuan pelaksanaan ILP, lanjut Farida, untuk mendekatkan akses dan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif dengan menitikberatkan pada a) Upaya promotif dan preventif, b) Pendekatan pelayanan Kesehatan melalui sistim jejaring mulai dari Kecamatan, Desa, dusun, RT, RW dan c) pemantauan wilayah setempat melalui digitalisasi dan pemantauan situasi kesehatan perdesa serta kunjungan rumah oleh para Kader Posyandu.

Menurutnya, Pencangan Integrasi Layanan Primer Kesehatan merupakan bagian dari strategi Global dan Kementerian Kesehatan RI untuk penguatan Integrasi Layanan Primer (ILP) sebagai bagian dari Transformasi Kesehatan yang memiliki target sebabagi berikut:
1) Mengurangi beban fiskal untuk pengobatan penyakit yang seharusnya dapat dicegah. 2) Menurunkan tingkat kesakitan dan kematian yang dapat dicegah. 3) Meningkatkan capaian Standard Pelayanan Minimal (SPM) bidang Kesehatan.
Lebih jauh Farida mengemukakan, bahwa sebagai bagian dari komitmennya, Kemenkes menargetkan seluruh Puskesmas (100%) di Indonesia pada tahun 2025, dimulai dengan 40% Puskesmas di tahun 2024 harus telah melaksanakan Integrasi Layanan Primer, mulai dari Puskesmas sampai jejaringnya (Pustu dan Posyandu).
“Untuk menjawab target tersebut, Kemenkes bekerjasama dengan USAID Momentum, mendorong daerah untuk menentukan Puskesmas Lokus dan memilih salah satu Lokus sebagai Puskesmas Center of Excellent (Pusat Pembelajaran) untuk diperkuat demi menjadi model pembelajaran bagi Puskesmas lainnya,”papar Farida.
Dari 27 Puskesmas di Kabupaten Alor, lanjut dr.Farida, Dinas Kesehatan bersama USAID Momentum telah menetapkan 6 Puskesmas Lokus, yakni Puskesmas Mebung, Puskesmas Lawahing, Puskesmas Apui, Puskesmas Kabir, Puskesmas Baranusa dan Puskesmas Kayang. Pihaknya menetapkan Puskesmas Mebung menjadi Puskesmas Pusat Pembelajaran.
Karena itu, Farida memastikan bahwa saat ini penguatan dan pembenahan Puskesmas Mebung bersama jejaringnya (Pustu Likwatang dan 3 Posyandu) telah berjalan, serta telah mulai menerima Kaji Banding oleh Puskesmas lainnya. Hal ini dimaksudkan untuk dapat mencapai target 40% pelaksanaan ILP Tahun 2024.
“Salah satu hasil utama yang ingin dicapai dalam kegiatan launching ini, adalah terbangunnya komitmen bersama segenap pemangku kebijakan, terutama OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang memiliki urusan kesehatan, untuk mendukung pelaksanaan ILP sebagai pilar utama transformasi kesehatan di Kabupaten Alor. Tentunya, melalui pemenuhan sarana prasarana dan sumber daya manusia kesehatan, terutama tenaga kesehatan pada Puskesmas, Pustu dan Kader Posyandu, sebagai ujung tombak pelaksanaan Integrasi Layanan Primer Kesehatan di masyarakat,”jelas Farida.

Sementara itu, dr.Ignatius Henyo Kerong selaku senior Program Manager USAID MOMENTUM dalam sambutannya melalui rekaman video, pada intinya mengatakan bahwa kegiatan tersebut agar mayoritas masyarakat yang sehat itu tidak jatuh sakit. Menurut Kerong, sejak dilacunchingnya ILP Tingkat Nasional pada 31 Agustus 2023, maka di NTT pada September 2023 dengan berbagai persiapan, termasuk persiapan di Kabupaten Alor.
“Khusus untuk Kabupaten Alor dengan 27 Puskesmas, sesuai target nasional, setidaknya pada akhir Tahun 2024 ini, kita sudah melakukan pelayanan di minimal 40 % atau 12 dari 27 Puskesmas di Alor,”tandas Kerong.
Menurutnya akan dilakukan pula screening di tingkat Puskesmas, Pustu bahkan sampai ke Posyandu, setidaknya ada 18 (jenis) penyakit penyebab angka kesakitan atau kematian yang tinggi. Screening juga dilakukan kepada usia produktif dan lanjut usia, ibu hami/ibu melahirkan, serta bayi baru lahir.
“Apa yang dilalukan (Launching ILP) hari ini, adalah suatu moment langka maju (di Kabupaten Alor) dan menjadi perhatian kita bersama, baik itu teman-teman di lapangan, maupun kami yang bertugas mendampingi teman-teman di kabupaten untuk mendapat model pelayanan sesuai apa yang dicanangkan secara nasional,”tandas Kerong.

Sedangkan Pj.Bupati Alor, Dr.Drs.Zet Soni Libing,M.Si dalam sambutannya menekankan bahwa lebih baik kita mengurus masyarakat Alor yang jumlahnya sekitar 219.000 jiwa itu supaya tidak sakit. Sebab kalau sakit, maka banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk sehat kembali.
“Tugas kita adalah, pertama menjaga agar (masyarakat) yang sehat tidak sakit. Kedua, membuat agar yang sakit sembuh. Tugas itu ada di pundak kita, tidak saja di Dinas Kesehatan, Puskesmas, tetapi juga di camat, masyarakat dan NGO (Non Goverment Organisation),”tegas Libing seraya menyampaikan terima kasih kepada TLM, AUSAID MOMENTUM, dan CD Bethesda.
Kesempatan itu Libing juga mengapresiasi laporan yang disampaikan Kadis Kesehatan Kabupaten Alor secara detail, dan akan digunakannya untuk menilai kinerja jajaran kesehatan dan pemerintah kecamatan setempat.
“Data bayi yang gizi buruk, gizi kurang, semuanya diberikan supaya kita tahu persis ini persoalan dan kita cari jalan keluar. Dan Ibu Kadis (Kadis Kesehatan Alor, dr.Farida Ariyani) sudah menyampaikan cara-cara mengatasinya, soal stunting,”tandas Libing.

Lebih lanjut Libng menginformasikan bahwa anak-anak usia 0-8 tahun kurang satu hari akan diberi imunisasi tetes yang rencananya dilaunching pada 23 Juli 2024 secara nasional, termasuk di Alor untuk mencegah polio.
Sementara itu, persoalan AIDS juga dinilai Libing sangat meresahkan di daerah ini karena Kabupaten Alor sudah menjadi ranking dua dalam hal jumlah penderita AIDS di Propinsi NTT setelah Kota Kupang.
“Maka tidak ada main-main. Dengan tangan besi, saya akan lakukan (tindakan) terhadap segala variabel yang menjadi pendongkrak meningkatnya AIDS itu untuk ditutup. Ini masalah darurat. Warung yang benar kita beri modal untukkembangkan usaha, karaoke yang benar kita dukungan usahanya. Tapi warung dan karaoke yang tidak benar, tidak bisa dibiarkan. Karena itulah sumber masalahnya, sehingga saya suruh tutup,”tegas Libing.
Sejurus kemudian, Soni Libing didampingi para pejabat terkait menabuh gong sebagai tanda di-launching-nya ILP Tingkat Kabupaten Alor. Selanjutnya Libing memanggil semua Kepala Puskesmas se-Kabupaten Alor untuk memantau standar pelayanan di Puskesmas Mebung sebagai Puskesmas Pusat Pembelajaran di Kabupaten Alor.

Untuk diketahui, Launching ILP ini dihadiri pula lebih dari 100 peserta terdiri dari Pimpinan Daerah, Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah yang tergabung dalam Satuan Tugas ILP Kabupaten Alor, para Camat, Kepala Puskesmas serta Kepala Desa dari Puskesmas Lokus. Setelah Launching ILP, dilanjutkan dengan peyampaian materi yang menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Kepala Bappelitbang Kabupaten Alor, Melkisedek Beli,S.Sos.,M.Si yang membawakan materi ”Kebijakan Pemerintah Kabupaten Alor dan Sinergitas Pelaksanaan Tranformasi Kesehatan”. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Alor, dr.Farida Ariyani dengan materi tentang “Pelaksanaan ILP Kabupaten Alor: Pelaksanaan, Capaian, Tantangan dan Pembelajaran”. Sedangkan Kepala Dinas PMD Kabupaten Alor, Drs.Imanuel Djobo,M.Si membawakan materi tentang “Dukungan Dana Desa Terhadap Pelaksanaan ILP di Kabupaten Alor”. (ap/linuskia)