alorpos.com__BUPATI Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P., resmi meletakan jabatannya selama dua periode pada Sabtu (4/11/2023) hari ini. Hari-hari terakhir menjelang lengser atau turun dari jabatannya itu, bupati Djobo didoakan sejumlah pemimpin umat lintas agama. Bupati pencetus program Gemma Mandiri (Gerakan Membangun Menuju Alor Mandiri) dalam spirit Tancap Gas ini mengaku terharu sehingga sangat berterima kasih kepada para pemimpin umat, serta memohon maaf kepada seluruh masyarakat Nusa Kenari, apalbila ada hal-hal yang kurang beekenan selama masa kepemimpinannya.
Hal ini dikemukakan bupati Amon Djobo ketika menyampaikan sambutan dalam acara Pembukaan Lomba Paduan Suara Remaja antar Kecamatan, Gereja, SMA/SMK se-Kabupaten Alor, Rabu (1/11/2023) di Aula Gereja Pola Tribuana Kalabahi. Kegiatan ini dilaksanakan Lembaga Pengembangan Pesparawi Daerah Kabupaten Alor yang diketua Obeth Bolang,S.Sos.,M.A.P., dan Ketua Panitia, Dominikus Salmau,ST.
Dalam sambutannya, bupati Djobo sempat menyampaikan terima kasih kepada para pemimpin agama Kristen, Islam dan Katolik di Alor yang mendoakannya menjelang akhir masa jabatan pada 4 November 2023 ini.

“Beberapa waktu lalu, sejumlah umat muslim di Pondok Pesantren Cijantung melalui Ustad Jaka telah mendoakan saya dan keluarga. Pada forum pertemuan para Pendeta GMIT se-Tribuana di Maritaing, Alor Timur beberapa waktu lalu juga telah mendoakana saya dan keluarga, untuk melepas saya dari masa jabatan (sebagai Bupati Alor). Di Gereja Katolik (Paroki Yesus Gembala Yang Baik Kalabahi), juga telah mendoakan saya dalam mengakhiri masa jabatan sebagai Bupati Alor selama dua periode. Kemudian ibu pendeta di Jemaat Menbang juga mendoakan saya tadi (Rabu, 1/11/2023) siang, dan saat ini juga saya didoakan ibu pendeta Loisa Ena Blegur. Untuk itu saya sangat menyampaikan terima kasih banyak, dan bersyukur kepada Tuhan,”ujar Djobo.
Lebih lanjut Djobo mengemukakan bahwa dia mengabdi selama 44 tahun bagi negara ini, karena 4 tahun sebagai tenaga kontrak, 30 tahun sebagai PNS dan 10 tahun sebagai Bupati Alor. Selama masa pengabdian itu, dia menyadari keterbatasannya sebagai manusia, sehingga bupati Djobo meminta maaf jika ada hal-hal yang tak berkenan selama masa kepemmpinannya.

“Kalaupun saya marah dan maki-maki para pejabat itu karena kecintaan saya bagai daerah ini Saya amarah-marah dan maki itu hanya untuk mendidik agar harus bekerja tulus untuk melayani masyarakat dan daerah ini,. Hal-hal yang dirasa baik dari saya maka dilanjutkana, sedangkan hal-hal yang tidak baik ditinggalkan, sehingga Alor ini bertumbuh dan berkembang dengan baik,”tegas Djobo. (ap/linuskia)