SEBANYAK 482 orang terdiri dari anak yatim, balu, janda, duda se-Kecamatan Pulau Pura mendapat Pelayanan Diakonia (pelayanan kasih kepada sesama yang berkekurangan), dari Panitia Perayaan 100 Tahun Injil Masuk Pulau Pura. Pantauan alorpos.com, kegiatan Pelayanan Diakonia itu berlangsung pada Sabtu (3/6/2023) di Palakang, Desa Pura Timur, Kecamatan Pulau Pura, Kabupaten Alor.
Sejak pagi hari itu, sebanyak 482 bingkisan yang sudah dikemas panitia, terlihat berjejer di alun-alun Palakang, yang telah disiapkan sebagai tempat berlangsungnya puncak peringatan 100 Tahun Injil Masuk Pulau Pura pada 10 Juni 2023 mendatang. Para penerima diakonia, baik dari keluarga Kristen maupun Islam berdatangan dari semua desa di kecamatan yang saat ini dipimpin camat Djakaria Djawa,S.Sos itu.
Panitia pelaksana seperti Osias Gomangani,SE.,MM., Christian Djahila,ST dan sejumlah lainnya nampak siaga mengatur jalannya kegiatan dimaksud. Apalagi kegiatan tersebut berbarengan dengan acara Tahula, istilah lokal, dimana para keluarga dan kerabat dari berbagai suku dan kampung hadir untuk memberi dukungan moril dan materi. Tahula inipun berlangsung semarak, penuh nuansa kekerabatan yang kental tanpa sekat antar Kristen dan non Kristen. Semuanya lebur dalam satu ikatan adat dan budaya.
Disampaikan pemandu acara, Nikodemus Millu bahwa rombongan pertama yang hadir memberikan Tahula saat itu yakni para Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemerintah Kabupaten Alor yang dipimpinan Asisten III Setda Alor, Melkisedek Beli,S.Sos.,M.Si. Karena itu, Melky, demikian panggilan akrab Melkisedek Beli, diberi kesempatan untuk menyampaikan isi hatinya. Melky pun mengemukakan bahwa perkembangan Injil di Pulau Pura ini, membawa semua orang hadir dan merasa sebagai bagian dari orang Pura. Rasa suka cita dan damai sejahtera itu, lanjut Melky, terpatri antar sesama anak-anak negeri ini sebagai saudara.
“Kita bersyukur bahwa Tuhan tetap menempatkan orang-orang yang punya hati untuk tetap merawat kebersamaan kita sebagai orang-orang bersaudara. Salah satunya adalah almarhum bapak Wakil Bupati Alor, bapak Imran (Imran Duru,S.Pd.,M.Pd). Beliau telah merancang untuk bagaimana peristiwa hari ini si sini (di Palakang, Pulau Pura), dihadiri oleh semua mereka, pimpinan perangkat daerah dan ASN yang beragama Muslim,”kata Melky dengan suara terbata-bata menahan tangis, karena masih bersedih atas peristiwa meninggalnya Wabup Alor dua periode itu saat mejalankan tugas dinas di Jakarta pada Minggu 7 Mei 2023 silam.
Demi melaksanakan amanah alm.Wabup Imran Duru itu, maka Melky bersama semua pejabat dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah dan staf yang beragama Islam, datang ke Palakang, Desa Pura Timur, tempat dimana Injil masuk di Pulau Pura 100 tahun silam.
“Saya diminta oleh rekan-rekan ASN untuk mengatas namakan beliau (Wabup Imran Duru) almarhum, untuk mau menyatakan bahwa betapa dia sangat menghargai persekutuan ini. Dan karena Tuhan telah memanggil almarhum mendahului kita, sehingga hari ini saya berdiri di sini mewakili seluruh pimpinan perangkat daerah yang beragama Muslim dan juga ASN, yang mau megambil bagian, bersuka cita bersama keluarga besar yang ada di Pura dan Panitia 100 Tahun Injil Masuk di Pulau Pura,” ujar Melky lirih.
Melky juga menyampaikan selamat kepada orang-orang tua dan panitia penyelenggara atas terselenggaranya perayaan 100 Tahun Injil Masuk Pulau Pura. Dia berharap, persaudaraan dan kerukunan hidup sebagai orang-orang bersaudara, tetap dipertahankan sampai akhir hayat. Lebih lanjut mantan Sekretaris Bappelitbang Kabupaten Alor ini mengungkapkan bahwa apa yang mereka bawah, hanya sekadar untuk menunjukan, bahwa itu yang bisa mereka bawah sebagai dukungan atas seluruh kegiatan yang akan berlangsung di Palakang, Pulau Pura. Melky pun mempersilahkan Kepala Dinas Sosial Kabupaten Alor, Daing Duru,S.Sos untuk menyerahkan sumbangan kepada panitia.
Rombongan tahula berikutnya dari Apuri, Desa Maru, serta disusul dari desa/kelurahan lain se Kecamatan Pulau Pura. Mereka diterima secara adat oleh panitia dan tokoh adat dan tokoh masyarakat di Palakang, Desa Pura Timur. Musa Dadibuma, seorang tokoh masyarakat dari Desa Maru menympaikan isi hatinya dalam bahasa Pura. Sementara itu, seorang tokoh masyarakat di Palakang, Yusak Tuladang menyampaikan terima kasih kepada keluarga besar ASN Pemkab Alor dan keluarga Wakil Bupati Alor, alm.Imran Duru.
“Kami keluarga Pura mengucapkan selamat datang. Terima kasih atas oleh-oleh yang dibawah, sangat berarti bagi kami. Marilah kita seia sekata di dalam Tuhan. Mari kita terus mengikat tali persaudaraan, agar kemanapun kita pergi, teringat ari-ari yang ada di Pulau Pura. Kita akan merayakan hari raya (100 Tahun Injil Masuk Pulau Pura) pada tanggal 10 Juni nanti, dalam suasana betapa indahnya orang bersaudara berkumpul,”pungkas Yusak Tuladang.
Pada kesempatan itu, keluarga besar dari Otvai dan sekitarnya di Kecamatan Kabola, juga hadir dipimpin Ferdy I.Lahal demi menyampaikan dukungan moril dan materil untuk menyukseskan perayaan dimaksud. Maka Ferdy I.Lahal,SH didaulat untuk menyampaikan ungkapan hati keluarga Toelihere, Lahal, Duka, Adang, dan terkait lainnya.
“Hari ini kita semua ada di Palakang, tempat dimana terang itu datang, dan kebenaran Firman Tuhan, Injil itu dinyatakan di Pulau Pura. Kami atas nama keluarga besar Toelihere, Djahi, dan Peni yang melahirkan anak-anak dan keturunannya ada di Otvai, ada di Tamebang, ada di Pulau Pura, ada di Manado. Keluarga terkait paut yang lahir dari rahim Toelihere, Djahi dan Peni, kami semua ada di Palakang. Rasa syukur karena alm.Bapak Romelus Toelihere memebawa terang itu datang ke Alor dan di Pulau Pura,”tandas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Alor ini.
Peringatan 100 Tahun Injil Masuk di Pulau Pura ini, lanjut Ferdy Lahal, mereka teringat orang-orang tua mereka, yang dari kesederhanaan dan ketulusan hati, mau menjadikan Pulau Pura ini terang di dalam kebenaran firmanNya.
“Apa yang telah diletakan oleh orang tua kami, menjadi sebuah cerita terang, bukan cerita kegelapan. Sebuah cerita terang yang berharga dan bernilai untuk kemuliaan nama Tuhan. Untuk itu, kami ada bersama-sama dengan semua keluarga besar di Pulau Pura, khususnya di Harilolong dan Palakang. Di mesbah ini kita bersama-sama mempermuliakan nama Tuhan,”tandas Lahal.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para orang tua dan panitia yang telah menerima mereka dengan baik. Dia berharap agar hingga puncak acara pada 10 Juni 2023, kebersamaan dan kekompakan itu tetap terjalin selamanya.
Lantas seperti apa rangkaian acara puncak 100 Tahun Injil Masuk Pulau Pura pada 10 Juni 2023 mendatang. Christian Djahila,ST kepada wartawan di Palakang, Desa Pura Timur mengatakan, bahwa acara akan diawali dengan prosesi dalam nuansa adat dan religi dari Kenarilang, Desa Adang Buom, Kecamatan Teluk Mutiara. Prosesi di Kenarilang, kata Djahila, akan berlangsung di rumah almarhum Guru Injil, Romelus Toelihere sekitar pukul 10-30 Wita.
“Prosesi itu akan diikui keluarga Guru Injil dan para Pendeta yang sejak pertama bertugas (100 tahun lalu) hingga saat ini. Prosesi itu dimulai dari Kenarilang, kemudian diterima di (Desa) Dulolong (Kecamatan Alor Barat Laut), diterima secara adat dan budaya di rumah Lakatuli, kemudian di rumah Uma Tukang, Uma Dopu, Rumah Raja (Raja Alor), Alun-alun Kota Raja, lalu terus ke (Desa) Alor Kecil,”jelas Djahila.
Setelah prosesi di Alor Kecil, akan dilanjutkan dengan perarakan menggunakan perahu-perahu motor yang telah ditata dalam ritual Gala Soro menuju Pulau Pura. Menurut Djahila, setelah semua undangan masuk ke lokasi perayaan, maka Alkitab dengan Perahu Bero merapat ke pantai Palakang, Pulau Pura, dan itu sudah masuk dalam upacara liturgi.
“Bero sudah disiapkan, sehingga nanti tanggal 10 Juni ini, perwakilan Sinode GMIT dan keluarga Guru Injil akan berada di atas bero tersebut untuk prosesi masuk,”tandas salah satu tokoh muda Pulau Pura ini.
Untuk diketahui, di alun-alun Palakang, Desa Pura Timur, telah berdiri megah sebuah monumen berupa Tugu Peringatan 100 Tahun Injil Masuk Pulau Pura. Menurut Christian Djahila, bahwa tempat dimana tugu itu berdiri, adalah mimbar pertama untuk pengabaran Injil di Pulau Pura, yang dibawah oleh alm.Romelus Toelihere.
Sebagaimana riwayat yang dibacakan seorang tokoh masyarakat Pulau Pura, Yunus Dakabesy, bahwa awal mula ada 23 orang, yakni; Dari Lebang, Karel Imang, Hendrik Millu, Petrus Millu, Soleman Benimo. Dari Apuri Purawematang: Ferdinan Anigomang, Bernabas Atakay. Dari Biatabang, Reta: Simon Serangmo, Daud Dakabesy, Adolfina Dakadjo. Dari Balagal: Ishak Lelangulu, Thomas Tamal. Dari Durobang Melangwala: Alexander Pulinggomang, Marthen Djasiamarang, Yonatan Blegur Mau. Dari Dolabang Bira: Petrus Mautang, Andreas Namangdjabar, Nikodemus Belaweni. Dari Apawala: Rudolof Lumba. Dari Durobang: Semuel Obidje. Dari Lahabang: Matias Lapuweri. Dari Mota: Tofilus Wetangtera. Dari Bampala: Yonathan Dopong Abora. Dari Bululobiabang, Meampela, Limarahing : Titus Sodongberi.
Menurutya, Romelus Rofilu Toelihere yang membawa pengabaran Injil dari Kiser ke Alor dan Pulau Pura itu dipanggil Tuhan (meninggal) dalam usia 118 Tahun. Alm.Romelus Rofilu Toelihere berangat dari Kiser-Maluku pada Tahun 1902, dan mangkat pada 1 Januari 1986 di Kenarilang. (ap/linuskia)