alorpos.com—TANPA terasa, Universitas Tribuana (Untrib) Kalabahi di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur sudah berusia 17 tahun. Pada momentum Dies Natalis ke-17 yang jatuh pada 1 Agustus 2024 ini, Untrib Kalabahi juga siap mewisuda 308 sarjana dari berbagai disiplin ilmu.
Ketua Panitia, Jon Idrison Molina,S.Kom.,M.Kom bersama Rektor Untrib, Alvonso F.Gorang,S.Sos.,M.M., dan Pembina Untrib, Ir.Ansgerius Takalapeta kepada wartawan, Jumad (26/7/2024) menginformasikan bahwa total 308 calon wisudawan pada Wisuda Angkatan ke XIII Untrib Tahun 2024, bertepatan dengan Dies Natalis Ke-17 ini berasal dari 10 Program Studi (Prodi).
Rinciannya; Prodi Matematika 14 calon wisadawan, Prodi Kimia 6 calon wisudawan, Prodi Teknik Informatika 69 calon wisudawan, Prodi Perikanan 12 calon wisudawan, Prodi Agribisnis 29 calon wisudawan, Prodi Teknologi Hasil Pertanian 19 calon wisudawan, Prodi Ilmu Hukum 17 calon wisudawan, Prodi Pendidikan Theologi 21 calon wisudawan, Prodi Bahasa Inggris 25 calon wisudawan, dan Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) sebanyak calon 96 wisudawan.
Menurut Molina, pihak Untrib Kalabahi telah mendapat rekomendasi Ijin Pelaksanaan Wisudah dari Kepala Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XV di Kupang, dimana sejumlah 308 calon wisudawan dinyatakan layak untuk mengikuti wisudah pada 1 Agustus 2024.
Dalam rangka memeriahkan Dies Natalis Ke-17 tersebut, segenap civitas akademika setempat mengisinya dengan rangkaian kegiatan. Aneka kegiatan sebagaimana dikemukakan Molina telah mulai dilaksanakan sejak Jumad (26/7/2024) pagi berupa Jalan Santai dengan rute dari kampus Untrib di kawasan Batunirawala Kalabahi menuju Tugu Gerbadestan di pertigaan Mebung-Petleng, lalu putar kembali ke Kampus Untrib. Dilanjutkan dengan senam yang dipandu instruktur Dessy Kinanggi dan rekan, bakti sosiali di li ngkungan kampus.

Menariknya, di momentum jelang Dies Natalis Untrib ke-17 itu, di-launching Diskusi Ilmiah Tribuana yang difasilitasi Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Untrib, Zakarias Mautuka. Sedangkan Tema Dies Natalis Ke-17 Untrib yakni “Saatnya Pergi Dan Menjadi Berkat”.
“Menurut saya sebagai Ketua Panitia, bahwa tema ini karena kita sudah berakar dan bertumbuh selama ini, sehingga di usia yang ke-17, kita sudah selayaknya untuk pergi dan menjadi berkat buat semua orang. Ini tidak saja untuk mahasiswa yang mengenyam pendidikan di universitas ini, tetapi juga civitas akademika secara keseluruhan, dosen dan pegawai untuk bisa menjadi berkat bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Kabupaten Alor,”tandas Molina.
Terkait syukuran Dies Natalis Untrib Ke-17, lanjut Molina, akan dilaksanakan pada Senin, 29 Juli 2024, sekaligus dengan Ibadah Pelepasan Wisudawan Angkatan ke-XIII di Lopo Utama Kampus Untrib. Sedangkan wisudah akan berlangsung pada Kamis (1/8/2024) di Aula Isak-Ismail di kawasan Aikoli Kang, Kelurahan Welai Barat. Ia memastikan bahwa Wisudah Untrib kali ini akan dihadiri pula Kepala Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah XV NTT, Prof.Dr.Adrianus Amheka,S.T.,M.Eng. Pihaknya juga mengundang Pj.Gubernur NTT, Ayodhia G.L.Kalake,SH.,MDC dan Ketua Sinode GMIT, Pdt.Samual Benyamin Pandie,S.Th.
Sementara itu, Rektor Untrib Kalabahi, Alvonso F.Gorang,S.Sos.,M.M., kepada wartawan menerangkan bahwa tema Dies Natalis atau Ulang Tahun Ke-17 Untrib, jika diibaratkan usia, maka usia dimana seseorang sudah mulai bisa menentukan sikap mau ke mana dan melakukan apa.

“Maka tema yang kami pilih, saatnya pergi dan menjadi berkat. Kampus (Untrib) mungkin selama in di usia satu sampai 16 tahun, sudah juga kita lakukan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat, selain kegiatan-kegiatan penelitian. Tetapi di usia yang ke-17 ini, kita tidak ingin menjadi lembaga yang sebatas berprikir tentang pengembangan diri kita saja, tetapi sudah harus benar-benar bisa menjadi berkat bagi banyak orang,”ujar Alvons.
Ia berpendapat bahwa kampus secara kelembagaan juga berpikir, bagaimana melakukan hal-hal besar yang bermanfaat bagi banyak orang. Tetapi secara pribadi, lanjut Alvons, 308 calon wisudawan yang akan dilepas, ia juga minta mereka pergi untuk menjadi berkat, tidak pergi untuk menjadi masalah atau beban bagi orang.
Para dosen Untrib juga dimotivasinya agar tidak hanya berpikir tentang diri sendiri, tetapi juga melakukan aktivitas yang benar-benar bisa menjadi berkat bagi banyak orang sesuai bidang ilmu dan keahlian masing-masing.
Kesempatan itu Alvons menyampaikan terima kasih kepada semua elemen masyarakat, pemerintah, gereja yang terus memberikan kepercayaan dan dukungan sehingga Untrib bisa berjalan sampai di usia ke-17.

“Ini perjalanan yang cukup panjang. Kita tidak bisa sampai pada titik ini tanpa dukungan masyarakat dan semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik moril maupun materil,”tandas Alvons.
Ia menyadari bahwa di usia ke-17 inipun Untrib masih punya kekurangan, meski punya visi untuk bisa mandiri di semua pihak. Berbagai upaya masih terus diupayakan, terutama untuk SDM (Sumber Daya Manusia) yang ditargetkan pada tahun 2025 nanti, minimal Untrib sudah punya 22 doktor (dosen yang berpendidikan S3). Namun sejauh ini, ungkap Alvons, baru ada 11, dimana tiga sudah doktor dan sisanya sedang berproses menjadi doktor. Kemudian ada 10 dosen lagi yang sedang mengikuti seleksi beasiswa S3 melalui Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian Keuangan RI. Pihaknya sedang berusaha agar SDM dosen pada setiap Program Studi di Untrib minimal punya doktor.
Sedangkan dari sisi infrastruktur, Alvons menerrangkan bahwa sejumlah gedung sudah dan sedang dibagun, tetapi peralatan pendukung masih sedang dalam proses untuk melengkapinya. Karena itu pihaknya masih membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, propinsi dan pemerintah Kabupaten Alor.
“Soal mutu, sudah menadi prioritas sehingga penilaian-penilaian mutu yang sudah kita lakukan, dan akan terus kita maksimalkan di usia yang baru ini,”tegas Alvons.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Alor Periode 1999-2009 Ir.Ansgerius Takalapeta selaku sesepuh dan penjasa di balik berdirinya Untrib Kalabahi, berpandangan bahwa setiap kali merayakan ulang tahun kampus ini, selalu pada proses retrospeksi, introspeksi, dan juga refleksi.

“Kalau kita lihat ke belakang awal berdirinya kampus (Untrib), sampai sekarang kita bisa melihat bahwa ada kemajuan yang besar sekali,”tandas Ans Takalapeta.
Ia mengisahkan, Ketua Sinode GMIT, Pdt. Pdt.Samual Benyamin Pandie,S.Th yang sempat datang di Kalabahi Kalabahi baru-baru ini, nampak kaget dengan sarana yang dimiliki Untrib saat ini, karena ia mengira tempat kuliah Untrib, mungkin masih sewa pakai gedung milik orang lain. Takalapeta pun mengingatkan Ketua Sinode itu bahwa peletakan batu pertama kampus itu pada bulan September 2007 saat Sidang Sinode GMIT di Kalabahi.
“Waktu itu saya minta, bahwa saya tahu uang Panitia Sidang Sinode itu ada banyak sehingga saya bilang usahakan kelola dengan manajemen sisa 12 bakul. Maka saat itu, saat itu pa Esthon Foenay sebagai salah satu peserta Sidang Sinode yang datang menyerahkan uang Rp 50 Juta di yayasan (Yayasan Tribuana) sekaligus meletakkan batu pertama,”kisah Takalapeta.
Jumlah mahasiswa Untrib saat inipun dinilai Takalapeta sudah jauh melampaui sarat minimal yang ditetapkan pemerintah, yakni 1000 mahasiswa, sedangkan total mahasiswa Untrib setiap tahunnya di atas 3000 orang. Ia menilai sarana prasarana dan jumlah mahasiswa Untrib saat ini sudah cukup, dan terus dikembangkan, termasuk kesiapan SDM tenaga pengajar (dosen) dengan memperbanyak S3.
Usia 17 tahun, lanjut Takalapeta, merupakan periode awal untuk menjadi dewasa, sehingga menjadi suatu momentum yang dirayakan secara baik, dengan tema “Saatnya Pergi dan Menjadi Berkat”.

“17 tahun ini sudah menjadi standar bagi kampus bahwa kita sudah betul-betul pergi. Saat kita dipanggil untuk pendaftaran menjadi mahasisa, kemudian dibekali dengan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai. dan setelah kita rasa cukup, maka kita lepas, dan pergi untuk menjadi berkat. Ini perutusan, karena alumni itu ibarat surat terbuka yang ditulis oleh para dosen di kampus ini, sehingga sampai di sana (di tengah masyarakat) semua orang akan membaca surat terbuka itu, o lulusan Untrib begini. Karena itu dengan tema ini, kita sudah percaya bahwa kita sudah menulis surat terbuka itu, dan saatnya surat terbuka itu akan dibaca oleh masyarakat umum, dalam bentuk perilaku sebagai seorag alumni,”pesan Takalapeta.
Ia megaku bangga karena banyak alumni Untrib juga sudah berkarya di berbagai bidang, termasuk di Pemerintahan, Perusahan, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), baik di dalam daerah maupun di luar daerah. (ap/linuskia)