Dari Jembatan Irawuri, Bupati Alor Minta Warga Jangan Hambat Pembangunan Paska Seroja

author
2
5 minutes, 5 seconds Read

JEMBATAN Irawuri di wilayah Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor, merupakan salah satu jembatan yang rusak akibat bencana alam Badai Siklon Tropis Seroja, yang melanda sebagian wilayahPropinsi NTT, pada awal April 2021 silam. Jembatan itu berada di ruas jalan negara Kalabahi-Marataing, sehingga penanganannya langsung menjadi perhatian pemerintah pusat agar akses ke wilayah yang berbatasan laut langsung dengan wilayah Negara Timor Leste itu tidak terganggu lama.
Maka Bupati Alor, Drs.Amon Djobo, saat ini menaruh perhatian khusus atas semua proses pembangunan, baik rehabilitasi, maupun pembangunan baru berbagai infrastruktur dan sarana prasarana umum, serta perumahan masyarakat terkena dampak bencana Seroja, yang sedang dikerjakan PT.Pembangunan Perumahan.
Buktinya, Kamis (15/7/2021), bupati Djobo meninjau langsung progress pembangunan Jembatan Irawuri, sekembalinya dari kegiatan membagi dana Bantuan Khusus Keuangan (BKK) di Desa Belemana, Kecamatan Alor Timur. Pantauan media, ini, bupati Djobo didampingi Kepala Bappelitbang Kabupaten Alor, Obeth Bolang,S.Sos., tiba di lokasi proyek tersebut, ketika para pekerja sedang melaksanakan pekerjaan.
Kesempatan itu, bupati Djobo menyampaikan terima kasih kepada Presiden RI, Joko Widodo dan Menteri Pekerjaan Umum, termasuk Gubernur Propinsi NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, yang cepat tanggap memperhatikan dampak dari bencana Badai Siklon Tropis Seroja yang melanda Propinsi NTT dan NTB pada awal April 2021 silam.
Menurut bupati Djobo, ada lima jembatan di ruas jalan negara dari Kalabahi, ibukota Kabupaten Alor ke Marataing, ibukota Kecamatan Alor Timur. Dari lima jembatan tersebut, lanjut Djobo, tiga unit jembatan direhab yakni Jembatan Benlelang di Kecamatan Alor Tengah Utara, Jembatan Lembur di Kecamatan Lembur dan Jembatan Taramana di Kecamatan Alor Timur Laut.

Jembatan Taramana-Alor Timur Laut yang sedang dikerjakan. Foto diambil Kamis (15/7/2021)

“Tiga jembatan itu memang hanya rehab, tetapi rehab berat seperti di jembatan Taramana. Sedangkan yang dibangun baru itu Jembatan Irawuri (Alor Timur Laut) dan Jembatan Padang Panjang (di Kecamatan Alor Timur). Nah, dari lima jembatan ini, kalau ditotalkan (biaya pembangunannya) sekitar Rp 150 Milyar,”tandas mantan Camat Alor Timur ini.
Tidak hanya jembatan, lanjut Djobo, tetapi juga menyambungkan kembali ruas jalan negara yang terputus-putus akibat bencana banjir dan tanah longsor pada sejumlah titik. Sehingga, demikian bupati Alor yang terkenal tegas ini, bahwa perhatian pemerintah pusat untuk daerah-daerah perbatasan seperti Alor yang terkena dampak bencana, artinya negara turut hadir.
“Negara turut hadir memberi keprihatinan dan perhatian sehingga musti kita dukung. Sehingga pemerintah daerah memberi rasa hormat dan terima kasih kepada pemerintah pusat, dalam hal ini bapak Presiden, bapak Menteri PU dan teman-teman pihak ketiga (perusahaan BUMN) yang menangani ini,”tandas Djobo.
Pemerintah daerah, lanjut Djobo, mendukung material-material lokal, mendukung tenaga. Kehadiran negara membangun fasilitas (yang rusak) akibat badai Seroja ini, sebut mantan Asisten III Setda Alor ini, seperti jembatan, gorong-gorong, bendungan, sarana air bersih, termasuk perumahan masyarakat, yang menyedot anggaran negara cukup besar.
“Jalan negara Kalabahi-Marataing ini sudah cukup bagus, luar biasa jika sarana dan prasarana pendukung yang rusak selesai dibangun pada akhir tahun 2021 ini. Perhatian kita sekarang ke Pulau Pantar dan beberapa ruas jalan lainnya di Pulau Alor yang pemerintah sudah usulkan, mana yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat, mana tanggungjawan propinsi dan mana tanggungjawab kabupaten,”tegas Djobo.
Karena itu, bupati Djobo berharap agar masyarakat memberi dukungan dan memberi pemahaman kepada orang-orang yang hanya mengkritik pemerintah tanpa memberi solusi. Ia mempersilahkan siapapun boleh mengkritik pemerintah, termasuk dengan cara berdemonstrasi, tetapi paling tidak harus memberikan jalan keluar yang rasional bagi pemerintah.
“Saya sudah bilang kepada dua kepala desa di sini, yakni Kepala Desa Taramana dan Kepala Desa Maukuru, bahwa semua material lokal, apakah pasir, batu, batu kerikil agar tidak boleh dihalangi, tetapi rujuk baik-baik dengan pekerja, karena ini bencana. Ini untuk kepentingan banyak orang sehhingga (material lokal itu) dikasih sudah,”tegas Djobo.
Pembersihan kali untuk pembangunan jembatan Irawuri yang baru

Menurut pencetus tiga upaya percepatan pembangunan mewujudkan Alor Kenyang, Alor Sehat, Alor Pintar ini, kalau ada kepentingan gereja, kepentingan jemaat sekitar, maka dibicarakan baik-baik dengan pihak perusahaan, misalnya butuh semen atau apapun untuk pembangunan. Ia menilai, dengan kehadiran PT.Pembangunan Perumahan dalam melaksanakan pekerjaan paska bencana Seroja di Alor, maka tenaga kerja lokal dapat pekerjaan dan sebagainya. Karena lima jembatan yang dikerjakan itu, jelas Djobo, rata-rata panjangnya di atas 75 meter.
Djobo mengisahkan, Jembatan Irawuri itu dibangun sejak periode pertama kepemimpinan Bupati Alor, Drs.Hosea Dally sehingga sudah berumur kurang lebih 30 tahun, maka wajar kalau rusak saat diterpa banjir, dan harus dibangun baru.
Sementara itu, Area Manager PT.Pembangunan Perumahan di Alor, Widiartha yang saat itu berada di lokasi proyek, kepada bupati Djobo menjelaskan, bahwa rangka jembatan Irawuri yang lama akan dibongkar untuk pembangunan yang baru paska bencana badai Seroja. Menjawab bupati Djobo, Widiartha mengatakan bahwa rangka baja jembatan Irawuri yang lama, akan diserahkan kepada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Alor untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, misalnya untuk keperluan pembangunan jembatan pada ruas jalan lainnya di daerah ini. Rangka baja jembatan Irawuri yang masih bagus, menurut bupati Djobo bisa digunakan untuk pembangunan tiga unit jembatan yang berukuran pendek.
Bupati Alor, Drs.Amon Djobo (kanan) sedang berbincang dengan Area Manager PT.PP Alor, Widiartha di lokasi pembangunan Jembatan Irawuri

Menurut Widi, demikian panggilan akrab Widiartha, setelah pihaknya membongkar flating (bentangan) jembatan tersebut dengan breaker, baru rangka baja jembatan Irawuri dibongkar, dan diserahkan kepada Dinas PU Kabupaten Alor.
Sedangkan jembatan yang baru, dibangun di sisi utara jembatan yang lama, ujar Widi, dengan panjang bentangan 90 meter, terdiri dari dua flat, masing-masing berukuran 45 meter. Tiang pondasi jembatan, kata Widi berukuran besar dengan diameter sekitar 3 meter lebih. Panjang jembatan 9 meter, dan lebar bentangan 7 meter.
Mengenai target waktu pekerjaan jembatan tersebut, Widhi mengatakan bahwa sesuai rencana akan selesai pada Oktober 2021, namun sepertinya meleset sehingga sekitar November 2021. Rangka baja Jembatan Irawuri yang baru, jelas Widi, dibuat oleh PT.Bukaka Jakarta, sehingga kualitasnya tidak diragukan.
Untuk diketahui, PT.Pembangunan Perumahan (PT.PP), menurut Widiartha, adalah sebuah Badan Usaha Negara (BUMN) yang dipercayakan pemerintah pusat untuk menangani pembanguna paska bencana badai Seroja di Kabupaten Alor dan Kabupaten Lembata. Hal ini dibenarkan Kepala Bappelitbang Kabupaten Alor, Obeth Bolang, bahwa PT.PP dipercayakan untuk mengerjaan semua infrastruktur dan sarana prasarana, termasuk perumahan masyarakat yang rusak paska bencana Seroja, menggunakan biaya sendiri, dan akan dibayar pemerintah pusat, setelah BPK RI melakukan audit. (ap/linuskia)

Similar Posts

2 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *