Corputy: Rapid Reaktif, 2 Staf Bank NTT Kalabahi Sudah Dikarantina

author
2 minutes, 58 seconds Read

BUPATI Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs.Amon Djobo kepada wartawan di rumah jabatannya, Minggu (20/12/2020) menginformasikan, bahwa sesuai laporan yang ia terima dari Kepala Bank NTT Cabang Kalabahi, bahwa dua karyawan bank tersebut, berdasarkan hasil rapid test, hasilnya reaktif. Kedua staf Bank NTT ini, sesuai hasil penelusuran pihak bank, katanya sempat bergaul dengan almarhum Decky Pella (DP). Diberitakan media ini sebelumnya, DP merupakan salah satu pasien yang sempat dirawat pada RSD Kalabahi sejak Senin (7/12/2020) dan meninggal pada Kamis (10/12/2020), dimana sampel swab almarhum yang baru diambil sekitar dua jam setelah meninggal, hasilnya positif covid berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium pada RSUD Prof.W.Z.Johannes Kupang.

Para tenaga kesehatan (Nakes) dan semua orang yang punya riwayat kontak dengan almarhum DP, diambil sampel swabnya untuk diperiksa ke Laboratorium RSUD Prof.W.Z.Johannes Kupang, dan wajib melaksanakan karantina mandiri.
Sedangkan kedua karyawan Bank NTT Cabang Kalabahi ini, baru menjalani rapid test pada Sabtu (19/12/2020) dan hasilnya reaktif. Bupati Amon Djobo berharap agar hasil pemeriksaan swab nantinya negatif.
“Mudah-mudahan negative. Kita tidak tahu riwayat seperti apa kedua staf Bank NTT ini berhubungan dengan almarhum, apakah urusan bank atau urusan keluarga. Ini harus dikonfirmasikan dengan Kepala Bank NTT, agar kedua orang itu memberikan informasi yang jujur, kalau tidak agak repot (dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di daerah ini).Yang sekarang mengkhawatirkan kita itu bukan soal anggaran, tetapi soal wabah ini,”tegas Djobo.
Sejak awal penyebaran Covid-19 di Indonesia pada awal 2020, hingga November, kata Djobo, Alor aman dari Covid-19. Bahkan dari semua bupati di Indonesia ini, ujar Djobo, hanya bupati Alor yang bersuara keras melawan Covid-19, sehingga beberapa kegiatan besar yang dilaksanakan di Alor dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, berhasil dan tetap aman dari Covid-19.
Namun melihat kondisi yang terjadi akhir-aklhir ini, bupati Djobo meminta masyarakat agar tingkatkan kewaspadaan dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Ia meminta masyarakat tidak boleh resah dan khawatir berlebihan, tetapi semua pihak tingkatkan kewaspadaan dan selalu mematuhi protokol kesehatan.
“Kota Kupang itu sudah zona hitam, sehingga setiap orang yang dari luar daerah, termasuk para mahasiswa dan basodara kaka adik dari Kupang yang pulang libur Natal dan Tahun Baru, masyarakat harus waspada dan hati-hati. Yang datang dari Kupang, baik melalui kapal laut atau udara, harus tertib mematuhi protokol kesehatan. Tertib itu harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) dan tidak sedang kena Covid baru masuk ke Alor,”tegas Djobo.
Sementara itu, Kepala Bank NTT Cabang Kalabahi, Jefrey Corputy yang dikonfirmasi wartawan, Minggu (20/12/2020) di Rujab Bupati Alor, membenarkan bahwa dua karyawannya ketika dilakukan rapid test di internal Bank NTT, hasilnya reaktif positif. Menurutnya, sesuai kebijakan perusahaan, rapid test dilakukan terhadap seluruh karyawan Bank NTT Cabang Kalabahi pada Sabtu (19/12) kemarin.
Dua staf yang hasil rapidnya reaktif itu, kata Corputy, punya rekam jejak pernah berhubungan dengan almarhum DP yang hasil swabnya dinyatakan positif Covid-19. Namun dijelaskan Corputy, bahwa hubungan kedua stafnya, yakni satu di bagian teller dan satunya security itu bukan saat bertugas di bank, tetapi karena bertetangga dengan almarhum DP. Menurutnya, kedua staf Bank NTT Cabang Kalabahi tersebut akan diambil swabnya pada Selasa (22/12/2020), untuk dikirim ke Kupang demi proses pemeriksaan pada Laboratorium di RSUD Prof.W.Z.Johannes Kupang.
“Ada himbauan dari direksi (direksi Bank NTT) agar semua pegawai harus menjalani rapid test. Sebagaimana hasil yang kami terima kemarin sore (Sabtu,19/12), dua orang reaktif sehingga diperintahkan untuk isolasi mandiri, tidak boleh bersosialisasi sebagaimana biasanya, sampai dengan pengambilan swab yang dijadwalkan pihak rumah sakit (RSD Kalabahi), bersamaan dengan sekitar sepuluh orang lainnya, pada hari Selasa (22/12) nanti. Swab ini kan bisa sampai dua kali. Jadi selama menunggu hasil swab, mereka harus tetap menjalani karantina mandiri,”kata Corputy. (ap/tim)

 

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *