EXPO Alor XV dan Alor Carnaval VIII telah usai. Jantung kota Kalabahi, ibu kota Kabupaten Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur yang gegap gempita selama empat hari sejak 4-8 Oktober 2022, kini kembali biasa-biasa saja. Di malam penutupan, Sabtu (8/10/2022) media ini coba bertanya kepada sejumlah pedagang kaki lima di arena Expo Alor, rata-rata mengaku dagangannya laris manis selama empat hari itu, sehingga ketika Expo hendak ditutup, mereka justru mengehndaki agar kalau boleh diperpanjang lagi.
Namun Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP ketika menutup event terakbar di Alor ini mengatakan, bahwa hari hujan telah tiba, saatnya kembali ke kampung dan kecamatan masing-masing untuk mempersiapkan kebun dan ladang, demi menghadapi musim tanam tahun ini.

Bupati Djobo menyampaikan terima kasih atas peran serta semua pihak, sehingga penyelenggaan event selama empat hari itu belangsung aman dan damai. Bahkan, sebagaimana dilaporkan Ketua Panitia Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII Tahun 2022, Drs.Soni O.Alelang, bahwa terjadi transaksi jual beli barang seperti kerajinan khas masyarakat Alor, komoditi unggulan pertananian/perkebunan unggulan, maupun berbagai jenis kuliner lokal di arena Expo Alor mencapai Rp 1,3 Milyar. Uang sebesar itu beredar di kalangan pengusaha, UMKM hingga pedagang kaki lima.

Maklum, pantauan alorpos.com, setiap malam belasan ribu pengunjung memadati arena Expo Alor di stadion mini yang terletak di jantung kota Kalabahi itu. Jika 10.000 pengunjung berbelanja senilai Rp 30.000 saja/malam, maka peredaran uang 10.000 x 35.000 = Rp 300 Juta x 4 malam = 1.200.000.000.
“Sepuluh ribu lebih pengunjung setiap malam pada arena Expo Alor ini, memberikan gambaran yang luar biasa dan memberikan harga bagi Expo Alor berikutnya,”kata Djobo yang sempat mempertaruhkan jabatannya ketika menggelar Expo Alor ke XIV Tahun 2020 di tengah pandemi Covid-19 sedang melanda sejumlah daerah di Indonesia.
Pedagang kecil sangat merasakan dampak positif dengan pelaksanaan Expo Alor karena dagangannya laku keras. Bahkan ada yang berharap agar Expo Alor diperpanjang. Sehingga bupati Djobo berjanji akan menggelar Expo Alor XVI Tahun 2023 mendatang selama satu minggu.
“Hari hujan sudah tiba. Karena itu, mari kita bergandengan tangan untuk menutup Expo Alor tahun ini, dan kembali ke kampung halaman, ke kecamatan kita masing-masing untuk mengerjakan kebun dan ladang, menyambut hari hujan ini sebagai berkat terindah bagi kehidupan kita tahun ini,”himbau Djobo, sembari memohon maaf kepada semua pihak, jika ada berbagai kekurangan selama pelaksanaan Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII.

Bupati Djobo menilai Panitia Penyelenggara cukup sukses menggelar kedua event tersebut karena partisipasi masyarakat dan semua pihak secara baik. Maka, lanjut Djobo, tahun depan, Expo Alor akan digelar lebih semarak lagi selama satu minggu, agar punya dampak ekonomi lebih besar bagi masyarakat. Kepada anak-anak muda yang terlibat dalam berbagai jenis perlombaan di panggung Expo Alor XV, bupati Djobo berpesan agar terus maju dan tidak boleh putus asa jika ada yang mendapat cemohan.
Bupati Djobo meminta wartawan, agar apa yang disampaikan tolong diluruskan dengan baik, bahwa peserta yang menjawab pertanyaan tentang stunting adalah sebuah spot wisata, mungkin karena yang terlintas di kepala yang bersangkutan adalah Stati. Menurut Djobo, Stati adalah satu kampung wisata di arah utara Kalimaneka, Kecamatan Pureman, dimana terdapat sebuah goa dengan tiga bilik. Jadi menurutnya, kalau itu yang dipikirkan peserta tersebut, maka jawabannya tidak salah kalau menyangkut spot wisata, padahal pertanyaannya tentang stunting, yakni anak-anak balita yang kerdil karena kekurangan gizi.
Menariknya, Djobo kemudian membeberkan angka stunting di Kabupaten Alor saat ini sudah mulai turun dari angka 25 % ke 11 %, dan diharapkannya agar tahun depan, turun lagi ke level 8 %. Itu berarti kita di Kabupaten Alor, demikian Djobo, ada pada urutan kedua dari 24 kabupaten/kota se-Nusa Tenggara Timur.

“Untuk itu, kita tidak akan menjual kemiskinan daerah ini kepada daerah lain atau kepada negara ini. Yang harus kita jual adalah potensi dan kekayaan daerah ini,”himbau Djobo.
Untuk itu, dia ingatkan kader-kader yang akan melanjutkan kepemimpinan daerah ini, harus tahu betul persoalan daerah ini ke depan. Dengan demikian, lanjut Djobo, tidak salah kaprah kalau orang mengatakan potensi daerah, lalu kita jual kemiskinan daerah.
“Kita semua hidup di tanah Alor ini. Makan dan minum dari tanah Alor ini, sehingga jangan sampai, hanya untuk kepentingan kita sesaat, kita menjual daerah ini keluar, bahwa daerah ini miskin dan daerah ini tidak punya apa-apa,”tegas Djobo.
Kepada para pejabat di daerah ini, bupati Djobo sangat mengingatkan bahwa kehidupan masyarakat masih sederhana, maka harus hadir dengan program-program pemerintah, tetapi harus disampaikan dengan bahasa-bahasa masyarakat agar bisa dimengerti dan dilaksanakan.
“Jangan sampai menggunakan bahasa tinggi, lalu masyarakat tidak mengerti apa yang disampaikan para pejabat. Jadi kita harus pakai bahasa sederhana yang mudah dimengerti masyarakat dan melaksanakannya. Kalau tidak, kita bicara stunting, mereka bilang itu daerah tujuan wisiata,”tandas Djobo.

Untuk diketahui, pada malam penutupan Expo Alor XV itu, ada tiga camat yang memperoleh penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Alor, karena prestasi partisipasi masyarakatnya membayar pajak 100 % sebelum jatuh tempo pada 31 Oktober 2022. Ketiga kecamatan tersebut yakni Kecamatan Pantar Barat Laut, Pantar Timur dan Kecamatan Pulau Pura. Penghargaan ini diserahkan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Alor, Drs.Soni O.Alelang.
HASIL ANEKA LOMBA dan PESAN DEWAN JURI

Hasil sejumlah jenis perlombaan dalam memeriahkan Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII Tahun 2022 yang dibacakan salah satu anggota dewan juri, Dr.Jhaved Maro yakni; Lomba Carnaval Budaya, Lomba Stand Pameran terbaik, Lomba Tarian Kreasi, Lomba Presentasi Potensi Pariwisata, Lomba Panah Tradisional serta Lomba Pemilihan Nyong dan Nona Alor.
Menurut Maro, peserta lomba merupakan putra-putri terbaik dari 18 kecamatan se-Kabupaten Alor. Doktor ketiga yang dimiliki Universitas Tribuana Kalabahi ini mengungkapkan bahwa para juara itu diputuskan melalui penilaian yang efektif dan efisien dalam rapat yang sangat sengit oleh dewan juri.

Untuk Lomba Carnaval Budaya, juara I diraih Kecamata Kabola yang tampil dengan pakaian adat yang terbuat dari kulit kayu. Juara II disabet Kecamatan Mataru dan Juara III diperoleh Kecamatan Pureman. Sedangkan Juara favorit carnaval budaya ini diraih Pauyuban Sulawesi Selatan.

Sedangkan untuk Lomba Stand Pameran terbaik, Juara I diraih Kecamatan Pulau Pura, Juara II Kecamatan disabet Kecamatan Alor Timur Laut dan Juara III Kecamatan Lembur. Untuk Lomba Tarian Kreasi, Juara I diraih Kecamatan Alor Barat Daya, Juara II diperoleh Kecamatan Pantar Tengah dan Juara III diraih Kecamatan Alor Tengah Utara. Untuk pesentasi potensi pariwisata dalam Bahasa Indonesi dan Bahasa Inggris, yang berhasil meraih Juara I yakni peserta dari Kecamatan Pantar Timur, Juara II diperoleh peserta dari Kecamatan Pantar Barat Laut dan Juara III disabet peserta dari Kecamatan Pantar Barat.

“Jadi untuk lomba presentasi potensi pariwisata, saat ini (yang meraih juara) semua ada di Pulau Pantar. Ini bukan berarti dewan yuri memihak, tetapi menilai secara efektif dan efisien. Dan ini yang terbaik yang kami pilih. Bukan berarti yang lainnya tidak bagus, atau jelek, tetapi kami harus memilih yang terbaik untuk bisa mengembangkan potensi pariwisata di Kabupaten Alor ke depannya,”tanda Maro.
Sedangkan lomba panah tradisional, nampaknya belum ada yang bisa menandingi kehebatan para pemanah dari Kecamatan Mataru sehingga wilayah ini meraih Juara I. Sedangkan Juara II diperoleh Kecamatan Alor Barat Daya, dan Juara III diraih Kecamatan Kabola.

Sementara itu, untuk Pemilihan Nyong dan Nona Alor, diumumkan kemudian pada puncak seremonial Penutupan Expo Alor XV dan Alor Carnaval VIII oleh Bupati Alor, Drs.Amon Djobo. Prosesi penentuan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 itu ditandai dengan penyerahan tongkat dan mahkota dari
Dewan juri, Sophia Dida Loro,S.Pd.,M.Si mengatakan bahwa para peserta sudah tampil percaya diri di atas panggung megah, di hadapan puluhan ribu penonton itu sudh luar biasa. Menurut Sofi, demikian panggilan akran Sophia Dida Loro, kekurangan yang ditemui selama proses kompetisi sejak babak penyisihan hingga grand final adalah hal manusiawi, karena tidak semua orang bisa tampil di atas panggung yang spektakuler itu.
“Kalau kita kurang percaya diri, maka semua yang kita pelajari akan buyar dengan sendirinya saat di atas panggung,”kata Sofi.
Nilai yang diperoleh peserta di babak grand final itu, kata Sophia, saling mendekati. Dia berharap agar tahun-tahun ke depannya, pihak kecamatan yang akan mengirim dutanya harus dipersiapkan dengan baik.

Anggota dewan juri lainnya, El Yohanis Asamau,S.IP.,MM menambahkan bahwa khusus kecapakan berbahasa Inggris harus ditingkatkan lagi ke depannya. Pasalnya, jelas magister tamatan Washington Amerika Serikat berpendapat, bahwa berbicara tentan kepariwisataan maka tidak terlepas dari kemampuan berbahasa Inggris.
“Karena kita akan berinteraksi dengan penghui dunia. Ini catatan bagi peserta tahun depan. Selamat kepada yang terpilih sebagai Nyong dan Nona Alor Tahun 2022,”tandas El.
Sebagamana dibacakan dewan juri lainnya, Nonce Kalla,A.Md.Par., bahwa ada lima predikat yang diperoleh lima nyong dan lima nona Alor terbaik, yakni; pertama, Nyong dan Nona Alor Tahun 2022, Runner Up I, Runner Up II, Nyong dan Nona Alor favorit, serta Nyong dan Nona Alor Persahabatan. Dan sesuai keputusan ketiga dewan juri, yang meraih predikat Nona Persahabatan dari Kecamatan Pantar Barat Laut, sedangkan Nyong Persahabatan dari Alor Timur Laut. Nona Favorit 2022 dari Kecamatan Teluk Mutiara dan Nyong favorit dari Kecamatan Kabola.

Sedangkan Runner Up II diraih Nona dari Kecamatan Pulau Pura, dan Nyong dari Kecamatan Pantar Timur. Runner Up I disabet Nona dari Kecamatan Alor Barat Daya, dan Nyong dari Kecamatan Teluk Mutiara. Sedangkan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 dimenangkan pasangan dari Kecamatan Alor Barat Laut.
Berbagai hadiah untuk peraih predikat Nyong dan Nona Alor Persahabatan dan Favorit ini diserahkan oleh Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek,SH., dan Wakil Bupati Alor, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd didampingi Wakil Ketua TP.PKK Kabupaten Alor.

Sementara itu, hadiah untuk Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 dan Runner Up I, diserahkan oleh Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.AP., dan ibu Ketua TP.PKK Kabupaten Alor, Dra.Beth Isdiani Djobo. didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka Jayati,S.Sos.,M.Si.

Saat penganugerahan Nyong dan Nona Alor Tahun 2022 itu, hadir pula Putra dan Putri Kebudayaan Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2022, Josua Andre Hanas dan Martha Cicilia Lopez. Keduanya hadir di Alor dalam rangka shoting video dan foto sebagai advokasi kebudayaan Kabupaten Alor untuk diperkenalkan pada ajang Pemilihan Putra Putri Kebudayaan Indonesia nanti. (ap/linuskia)