Bupati Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs.Amon Djobo belakangan ini makin tegas terhadap para pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat. Yang berprestasi dipujinya di depan umum. Yang kinerjanya dinilai tidak produktif, siap-siap kena hardik dan dicopot dari jabatan.
KEPADA koran Alor Pos dan alorpos.com, Senin (11/1/2021) melalui telepon selulernya, bupati Amon Djobo menegaskan bahwa, dalam tempo dua minggu ke depan ini, Kepala Dinas Pariwisata (Ribka Jayati,S.Sos), dan Kepala Dinas Pangan (Ir.Johanis Francis), akan dicopot dari jabatan masing-masing jika tidak memperlihatkan terobosan kinerja yang baik sesuai Tupoksi mereka.
“Tulis, bahwa bupati sudah kasih pernyataan akan menunjuk Plt (Pelaksana Tugas) Kepala Dinas Pariwisata dan Kepala Dinas Pangan dalam waktu dua minggu ke depan, kalau tidak bergerak itu Taman Kota ditata menjadi salah satu tempat rekreasi dan kuliner yang baik bagi warga kota (Kalabahi) ini. Pusat kuliner di kota ini tidak berkembang,”tegas Djobo ditujukan kepada Kadis Pariwisata Alor, Ribķa Jayati.
Lebih jauh, pencetus spirit Tancap GAS (Tantang, Cerdas dan Prioritas untuk Generasi Alor Sehat) ini menilai, saat ini tidak ada inovasi dan kreasi tata kelola obyek atau destinasi wisata, yang telah dibangun dengan dana DAK/DAU (dana alokasi khusus/dana alokasi umum) milyaran rupiah, sehingga daerah tujuan wisata ini tidak berkembang baik.
“Maka bupati akan Plt-kan dalam tempo dua minggu ini. Saya sudah ikuti kinerjanya, tidak bisa sama sekali. Dalam waktu dua minggu ini, memang tidak ada pilihan lain, kecuali Plt-kan, titik,”tandas Djobo.
Bupati Alor dua periode inipun menilai Kadis Pariwisata dan Kadis Pangan Kabupaten Alor juga tidak pernah berupaya mendatangkan dana dari pusat melalui komunikasi dengan kementrian/lembaga terkait.
“Tidak pernah ada dana yang masuk, karena mereka tidak bisa berupaya untuk kasih masuk dana di daerah,”ujar Djobo.
Menurut Djobo, selain tidak bisa lobi dana dari pemerintah pusat, Kadis Pariwisata juga dinilai tidak bisa mengelola destinasi wisata di daerah ini secara baik, sehingga mendatangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Kabupaten Alor.
Sedangkan Kadis Pangan, Ir.Yohanis Francis dinilai bupati Djobo hanya bisa buat laporan, tetapi tidak ada di lapangan. Dinas Pangan, demikian Djobo, hingga kini tidak juga mengembangkan sejumlah potensi pangan di daerah ini, seperti ubi-ubian, termasuk porang dan jahe merah.
“Selain itu banyak lahan basah yang tidak dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan volume produksi berbagai jenis pangan di daerah ini. Karena itu, jangan marah, akan diberhentikan, di-Plt-kan itu. Kita butuh kerja keras untuk wujudkan Alor Kenyang,”tegas mantan Camat Alor Timur ini.

Menurutnya, pimpinan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) itu jabatan besar, gaji dan tunjangannya besar, honor besar, uang jalannya besar, difasilitas dengan mobil mahal, sehingga harus punya prestasi kerja besar yang menguntungkan daerah ini.
“Tapi kalau kerja tidak betul, akan saya berhentikan semua dan kasih anak-anak muda yang punya kemampuan sebagai Plt itu. Ini jabatan bukan orang per orang punya. Bukan milik keluarga. Jadi dua kepala dinas ini (Kadis Pariwisata dan Kadis Pangan) sedang dalam masa kritis pantauan bupati. Dua minggu ke depan akan di-Plt-kan,”kata Djobo.
Dia juga mewanti-wanti pimpinan OPD yang lain, agar berlomba-lomba tunjukan prestasi kerja. Kalau tidak, akan diberhentikan pula. Djobo mencontohkan Kadis Kesehatan Kabupaten Alor, dr.Christine O.M.B.Laoemoery yang sudah diberhentikannya pada Jumad (8/1/2021) dan menunjuk dr.Ketut Idradjaja sebagai Plt.Kadis Kesehatan Alor.
Disinggung bahwa dr.Christine O.M.B.Laoemoery dikabarkan dalam proses mengundurkan diri, bupati Djobo menekankan bahwa tidak ada surat pengunduran diri yang sampai ke meja kerjanya.
“Tidak ada pengunduran diri, memang itu diberhentikan karena kita sedang upayakan Alor Sehat, dia ada di mana. Kita bel (telepon ), HP-nya mati. Kemudian tidak membangun koordinasi, sehingga staf di Dinas Kesehatan seperti anak ayam kehilangan induk. Ya kita berhentikan saja, titik. Tidak ada dia mengundurkan diri,”ungkap Djobo, sembari kembali menekankan, ada dua dinas (Dinas Pariwisata dan Dinas Pangan) akan mengalami nasib serupa, jika dalam rentang waktu dua minggu ke depan tidak ada perkembangan.
“Sekali lagi, saya ingatkan juga kepada semua pimpinan OPD, kalau kerja tidak betul maka diganti. Bupati sudah kasih kepercayaan. Kalau tidak berprestasi, saya ganti, karena mau daerah ini harus maju. Tidak ada urusan politik dan macam-macam,”pungkas Djobo.
Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Alor, John Pulingmahi, yang dikonfirmasi media ini, Selasa (12/1/2021), terkait informasi pengunduran diri Kadis Kesehatan Alor, dr.Christin O.M.B.Laoemoery, mengatakan bahwa belum ada surat pengunduran diri yang diterima BKPSDM. Sedangkan sejak kapan Ribka Jayati menjadi Kadis Pariwisata, Pulingmahi mengatakan sejak Desember 2019. Sedangkan Ir.Johanis Francis, kata Pulingmahi, dipercayakan kembali sebagai Kadis Pangan sejak Juli 2020. (ap/tim-liki)