alorpos.com__KETIKA menyampaikan pidato selaku Inspektur Upacara Peringatan HUT RI Ke-78 pada Kamis (17/8/2023) lalu di Stadion Mini Kalabahi, Bupati Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Drs.Amon Djobo,M.A.P., sempat menyebut kiprah dua mendiang Wakil Bupati Alor, yakni Wakil Bupati Alor Periode 2009-2014, Drs.H.Yusran M.Tahir, dan Wakil Bupati Alor dua periode 2014-2024, Imran Duru,S.Pd.,M.Pd.
Bupati Djobo menilai Yusran M.Tahir dan Imran Duru adalah tokoh-tokoh yang berhati mulia, berjiwa nasionalis dan pejuang kemanusiaan, karena sejarah kehidupan mereka telah berkiprah bagi masyarakat dan rakyat kecil.
“Namun mereka telah dipanggil Tuhan mendahului kita, yakni almarhum Bapak Drs.H.Muhamad Yusran Tahir, Wakil Bupati Alor Periode 2009-2014, dan almarhum Bapak Imran Duru,S.Pd.,M.Pd., Wakil Bupati Alor Periode 2014-2024. Semoga keikhlasan dan amal ibadah mereka diterima oleh Tuhan, dan kebaikan hati mereka, menjadi proses belajar bagi generasi, pemimpin-pemimpin muda di daerah ini ke depan,”tandas Djobo.
Bupati Alor dua periode ini amat berduka, ketika senior dan pendampingnya sebagai Wakil Bupati Alor, Imran Duru, meninggal dunia mendadak saat sedang menjalankan tugas dinas di Jakarta pada 7 Mei 2023 silam. Kurang lebih dua bulan berselang, sosok tokoh sekelas Yusran Tahir yang juga menjadi Ketua Tim Relawan pasangan Amon Djobo-Imran Duru pada Pilkada 2018 lalu, juga meninggal dunia. Bupati Djobo sangat menghormati kedua tokoh ini, sehingga diapun berharap agar keteladanan mereka, dapat diguguh siapapun pemimpin Alor selanjutnya.
“Upacara HUT RI Ke-78 tahun 2023 ini, merupakan momentum terakhir bagi saya sebagai Inspektur Upacara, karena setiap pemimpin ada masanya, setiap masa ada pemimpinnya. Terima kasih kepada seluruh masyarakat Kabupaten Alor, yang telah mempercayakan kami untuk memimpin daerah ini selama dua periode,”kata Djobo.
Apabila dalam keseharian pengabdian, lanjut Djobo, ada hal-hal yang kurang berkenan, hanya karena kepentingan pelayanan kepada rakyat yang menimbulkan berbagai benturan, serta pemahaman-pemahaman yang keliru secara nyata atau tersembunyi yang dia dan almarhum Imran Duru lakukan dalam kapasitas sebagai Bupati dan Wakil Bupati Alor, maka dia memohon maaf sebesar-besarnya.
Lebih jauh bupati Djobo berpendapat bahwa politik adalah jabatan dimana ibarat para pemain berebut bola. Bisa membobol atau dibobol. Karenanya, demikian Djobo, kita tidak boleh ada yang merasa hebat pada kemenangan sementara. Bagi Djobo, menjaga perasaan rakyat merupakan jalan menuju selamat, dan menempatkan rakyat untuk tetap berdaulat.
“Jangan jadikan diri kita sebagai benalu di tengah-tengah benang yang disulam menjadi sutra, tetapi jadikanlah diri kita sebagai pelaku perubahan, walaupun melakukan hal-hal yang kecil tetapi bernilai,”tegas Djobo.
“Saya berdoa dan berharap, siapapun yang akan melanjutkan perguliran kepemimpinan di daerah ini, lebih mampu merawat, memelihara, memperbaiki dan mengembangkan segala capaian selama ini. Selain itu, harus selalu terbuka untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dengan kreatifitas dan inovasi, melakukan perubahan menjadi lebih baik,”ujar pencetus program Gemma Mandiri dalam Spirit Tancap Gas ini. (ap/linuskia)