Bupati Alor: Gubernur VBL Sudah Buat Sejarah Luar Biasa di NTT

author
5 minutes, 36 seconds Read

DALAM kaitannya dengan KTT ASEAN (Konferensi Tingkat Tinggi Asosiation of South East Asian Nations) atau perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara ke-42 yang berlangsung di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, pada 10-11 Mei 2023, mendapat perhatian dan apresiasi tersendiri dari Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P.
Kepada media ini, Kamis (11/5/2023) kemarin di Kalabahi, bupati Djobo mengatakan, walaupun ASEAN Summit ke-42 ini tidak terjadi di Alor, tetapi di Labuan Bajo yang juga wilayah NTT, maka sebagai warga Indonesia dan NTT, patut memberikan apresiasi dan rasa hormat yang tulus kepada Presiden Indonesia, Joko Widodo dan Gubernut NTT, Viktor B.Laiskodat (VBL).
Djobo menilai kepemimpinan Viktor B.Laiskodat sebagai Gubernur NTT selama lima tahun belakangan ini bersama Wakil Guberur, Yoseph Naesoi, banyak tantangan yang dihadapi. Meski banyak tantangan, tetapi bupati Djobo menekankan bahwa banyak pula terobosan yang telah dilakukan Gubernur VBL. Soal ada yang senang, ada yang tidak senang, ada yang suka ada yang tidak suka atas berbagai terobosan Gubernur VBL itu, bagi Djobo merupakan hal biasa dari sebuah risiko jabatan yang diemban seorang pemimpin.
“Konsekuensi atau risiko dari sebuah jabatan itu, ada yang senang, ada yang tidak senang, ada yang suka ada yang tidak suka, merupakan hal yang manusiawi dalam kepemimpinan di level manapun. Tetapi Viktor Laiskodat sudah membuat sejarah yang sangat luar biasa. Sejak berdirinya (Provinsi) Nusa Tenggara Timur di Tahun 1958, baru terjadi lompatan yang luar biasa dan spektakuler di masa kepemimpinan gubernur Viktor Laiskodat,”ujar bupati Djobo.

Gubernur NTT, VBL (kedua dari kanan) dan Bupati Alor, Amon Djobo (kedua dari kiri) dalam sebuah kegiatan di Alor beberapa waktu lalu

Itu bukan berarti, lanjut Djobo, ia tidak mengapresiasi para Gubernur NTT terdahulu dengan kondisi dan situasi yang berbeda pada masanya. Menurutnya, para gubernur terdahulu juga telah berbuat sesuatu yang berhasil dan membuat sejarah di daerah ini, tetapi lompatan nilai sejarah itu ada di masa Viktor Laiskodat. Salah satu ukuran yang dipakai Bupati Alor dua periode ini yakni terselenggarannya KTT ASEAN ke-42 di NTT, tepatnya di Labuan Bajo.
“ASEAN Summit ini hajatan tingkat dunia yang dihadiri sejumlah kepala negara, tetapi bisa dibuat di Labuan Bajo itu sesuatu yang luar biasa. Kegiatan tingkat internasional begini biasanya di Jakarta, Bali, Jogyakarta, Surabaya atau Bandung, sehingga kalau bisa terlaksana di Labuan Bajo, NTT, ini suatu lompatan nilai sejarah yang sangat luar biasa. Untuk itu, rasa hormat, terima kasih, kebanggan dan apresiasi, harus kita nyatakan kepada gubernur Viktor B.Laiskodat, bahwa ini putra terbaik yang dihadirkan lima tahun lalu untuk memimpin negeri ini,”tandas Djobo, sembari menambahkan bahwa pernyataannya ini bukan karena mau cari muka, karena masa jabatannya sebagai Bupati Alor dua periode sudah mau berakhir.
Bupati Alor ke-11 ini kemudian mengajak generasi muda di NTT agar belajar dari kearifan, kebajikan dan hal-hal tulus yang dibuat gubernur VBL. Jadikan itu, demikian Amon Djobo, sebagai proses pembelajaran untuk menatap masa depan dan berkontribusi bagi NTT yang lebih baik lagi. Bupati Djobo berpendapat, bahwa orang yang tidak mengakui keberhasilan orang, adalah orang yang tidak menghargai nilai hidupnya, dan tidak memiliki makna hidup, untuk menghadirkan kebenaran, keadilan dan juga kemajuan dalam hidup ini.

Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, saat menyambut Presiden Jokowi. Foto: poskupang.com

“Untuk itu, mari kita mengakui hal-hal baik yang sudah dibuat oleh bapak Gubernur NTT Viktor Laiskodat, hingga di ujung-ujung masa kepemimpinannya saat ini. Beliau (VBL) sudah membuat lompatan sejarah yang sangat luar biasa di era ini, memberikan pengalaman berharga, mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda untuk belajar hal-hal baik yang telah diletakan gubernur Viktor Laiskodat,”ajak Djobo.
Generasi muda, sambung Djobo, tidak boleh terjebak oleh kelompok-kelompok yang hanya bisa mencemoh orang, hanya membicarakan kekurangan orang, lalu memberikan penilaian kepada orang hanya dengan kaca mata hitam. Tipe manusia yang hanya mencari-cari kesalahan orang, dinlai bupati Djobo sebagai manusia yang antara ada dan tiada. Artinya, jelas Djobo, manusia tersebut ada juga tidak bermakna, tidak ada maka lebih tidak bermakna.
Sebagai manusia biasa, ujar Djobo, tentu ada hal yang kurang dari Viktor B.Laiskodat, tetapi bersama Presiden Jokowi, telah mengangkat harkat dan martabat NTT untuk sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia, melalui momentum KTT ASEAN di Labuan Bajo.
“Orang biasa memberi julukan yang buram kepada NTT, seperti Nanti Tuhan Tolong dan sebagainya. Mungkin itu bahasa guyon, tetapi kita tentu malu. Karena itu kita harus bangkit untuk merubah nasib sebagaimana dilakukan gubernur Viktor Laiskodat. Sebuah kaum itu Tuhan tidak akan merubah nasibnya, kalau bukan dia yang merubah nasibnya sendiri. Maka kita harus menghargai pemimpin kita, yang sudah merubah watak masyarakat Nusa Tenggara Timur. Apa yang dibuat itu baik, kita beri hormat. Kalau kurang baik, kita memberikan masukan, solusi agar hal-hal yang kurang itu bisa lebih baik lagi untuk kepentingan kemaslahatan masyarakat NTT,”tegas Djobo.

Presiden Indonesia, Joko Widodo (kiri) dan Gubernur NTT, VBL. Foto: ExpoNTT.com

Pencetus program Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar ini yakin dan percaya, bahwa gerbang kemajuan NTT akan terbuka setelah KTT ASEAN di Labuan Bajo. Gawe ASEAN di NTT ini menurutnya cukup membawa angin segar dan punya nilai tawar cukup tinggi bagi NTT. Menurut bupati Amon Djobo, kemajuan itu bukan saja dari sisi pariwisata, tetapi juga dari sisi investasi ekonomi, kebudayaan, religi dan teknologi di NTT.
Karena itu, sebagai Bupati Alor, Amon Djobo juga berterima kasih kepada Kapolda NTT, Danres 161 Wirasakti Kupang, Danlanud Kupang, Danlanal Kupang dan para pejabat Provinsi NTT yang mendukung suksesnya penyelenggaraan KTT ASEAN di Labuan Bajo.
“Ini kebanggaan bagi kita orang NTT, bahwa kita juga bisa menyelenggarakan sebuah kegiatan besar berskala internasional. Kita harus bangga, bahwa NTT adalah kita, kita adalah NTT, sehingga harus memberi makna hidup bagi masyarakat di NTT,”pungkas Amon Djobo.

Presiden Indonesia, Joko Widodo, saat menutup KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, 11/5/2023. Foto: Tribun

Untuk diketahui, KTT ASEAN ke-42 yang diselenggarakan di Labuan Bajo pada 10-11 Mei 2023 itu dihadiri delapan pemimpin dari negara Anggota ASEAN yakni Indonesia, Brunai Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura dan Vietnam.
Presiden Jokowi saat menutup KTT ASEAN pada 11 Mei 2023 kemarin menyampaikan tiga kesimpulan Hasil KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo yakni; Pertama, para pemimpin ASEAN memberikan perhatian penuh terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan rakyat, termasuk perlindungan pekerja migran dan korban perdagangan manusia. Kedua, para pemimpin memberikan perhatian terhadap penyelesaian konflik Myanmar. Presiden Jokowi menegaskan, bahwa pencederaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan tidak bisa ditoleransi. Jokowi menekankan pentingnya kesatuan ASEAN sehingga tidak mudah untuk dipecah oleh pihak lain, karena ia meyakni, tidak ada satupun pemimpin ASEAN yang menginginkan perpecahan. Ketiga, mengenai penguatan kerja sama ekonomi, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemimpin ASEAN sepakat untuk membangun ekosistim mobil listrik dan menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia. Selain itu, pemimpin ASEAN juga sepakat untuk memperkuat implementasi transaksi mata uang lokal dan konektivitas pembayaran digital antar negara. (ap/linuskia)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *