SELASA (6/4/2021) malam, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengumumkan data terbaru korban bencana badai Siklon Tropis Seroja yang menyebabkan banjir bandang, tanah longsor dan banjir pesisir di wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur, termasuk di Kabupaten Alor, sejak 1-6 April 2021.
Dalam update jumlah korban dimaksud, BNPB menyebutkan bahwa di Kabupaten Alor, korban meninggal sebanyak 21 orang, dan 20 orang lainnya masih dalam pencarian, sehingga total korban sebanyak 41 orang. Sedangkan daerah tetangga Alor-Pantar, Kabupaten Lembata korban jiwa terbanyak di NTT yakni meninggal 28 orang, 44 orang lainnya masih hilang, sehingga total 72 orang korban. Sedangkan korban luka-luka sebanyak 49 orang dan 224 unit rumah rusak berat. Sementara itu di Kabupaten Flores Timur sebanyak 49 orang meninggal, 23 orang lainnya masih dalam pencarian. Sedangkan korban luka-luka 22 orang, dan 1.100 jiwa mengungsi.
Di Kabupaten Ende akibat banjir 1 orang meninggal. Kabupaten Ngada terkena Angin Kencang, 6 KK terdampak, 1orang luka berat, 4 unit rumah rusak berat, 2 unit rumah rusak sedang, Kabupaten Belu banjir bandang, 167 KK mengungsi dan 5 unit rumah rusak berat. Kabupaten Sumba Barat bencana banjir, sebanyak 67 KK/128 jiwa mengungsi, 54 rumah terdampak. Sumba Timur bencana banjir 109 KK/475 jiwa terdampak, 1.803 KK/7.212 jiwa mengungsi. Kabupaten Timor Tengah Utara alami bencana banjir dan tanah longsor, 450 KK/1.800 jiwa terdampak, 150 unit rumah rusak berat. Kabupaten Timor Tengah Selatan bencana banjir bandang, korban dan kerugian masih dalam pendataan. Kabupaten Rote Ndao angin kencang dan banjir ROB (banjir pesisir) akibatkan 153 KK/672 jiwa mengungsi, 12 unit rumah rusak berat. Kabupaten Sabu Raijua banjir bandang, korban dan kerugian masih dalam pendataan. Kota Kupang cuaca ekstrim, 743 KK/2.190 jiwa terdampak, kerugian materil 657 rumah terdampak, 10 unit Rumah Sakit dan 15 titik jalan tertutup pohon tumbang. Kabupaten Malaka banjir, korban jiwa sedang dalam pendataan, kerugian materil 1.154 unit rumah terendam banjir, 1.418 ha lahan pertanian terendam.

Khusus kerugian materil di Kabupaten Alor, Plt. Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Alor, Kristina Beli,ST kepada alorpos.com, Selasa (6/4/2021) mengatakan, data sementara, rumah penduduk yang mengalami ruasa berat sebanyak 179 unit, rusak sedang 181 unit. Kerusakan jalan/jembatan, kata Kristina, masih sedang didata, karena banyak ruas jalan yang longsor dan rusak berat akibat banjir, serta banyak jembatan yang rusak berat atau putus sehingga akses jalan terputus.
Sementara itu, Kerusakan akibat abrasi pantai, ungkat Kristina terjadi pada 35 lokasi, abrasi kali di 30 lokasi dan kerusakan tembok penahan pada 35 lokasi. Sedangkan data sementara kerusakan tambatan perahu, lanjut Kristina, yang rusak berat 15 unit, rusak sedang 8 unit dan rusak ringan 6 unit. Sedangkan kerusakan bangunan dan fasilitas umum, ujar Kristina, yakni gedung sekolah, gedung gereja, Posyandu, Pasar, serta sarana umum lainnya. Sedangkan perahu motor yang rusak berat 3 unit dan rusak ringan 10 unit.
Kerusakan fasilitas dan sarana lainnya, demikian Kristina, dalam proses pendataan baik sarana umum maupun fasilitas warga masyarakat. Menurutnya, upaya yang dilakukan pemerintah daerah dan masyarakat adalah penyelamatan korban luka-luka, pencarian dan evakuasi korban hilang, fasilitasi pemakaman korban meninggal, membuka akses jalan ke lokasi bencana, evakuasi pohon tumbang yang menimpa rumah warga dan mengevakuasi pohon tumbang yang menutupi akses transportasi jalan umum.
Sedangkan terkait rencana tindak lanjut, ujar Kristina, Pemerintah Kabupaten Alor bersama semua unsur terkait dan berbagai elemen masyarakat melakukan pencarian dan evakuasi korban hilang, pendataan kerusakan, penyaluran bantuan bagi korban, serta rehabilitasi dan rekonstruksi semua yang terdampak.
Catatan media ini, di Kabupaten Alor, wilayah yang paling terkena dampak dan mengakibatkan banyak jatuh korban jiwa maupun yang masih dalam pencarian yakni di Desa Lipang, Kecamatan Alor Timur Laut dengan belasan korban jiwa , Di Desa Welai Selatan, Kecamatan Alor Tengah Utara. Di Tamakh, Kecamatan Pantar Tengah, Pantar dan Kecamatan Pantar Timur juga banyak jatuh korban jiwa.
Bupati Alor, Drs.Amon Djobo, Dandim 1622 Alor,Letkol (Kav) Supiyan Munawar,S.Ag dan Kapolres Alor, AKBP.Agustinus Christmas,S.Ik bersama jajaran masing-masing, terlihat selalu berada di lapangan memantau kondisi masyarakatnya yang terkena bencana. Demikian pula dengan Ketua DPRD Kabupaten Alor, Enny Anggrek dan para anggota dewan setempat.
Presiden RI, Ir.Joko Widodo, Selasa (6/4/2021) juga telah turun langsung menyikapi bencana ini dengan melakukan pembicaraan secara virtual dengan Gubernur dan para bupati/walikota yang wilayahnya terkena dampak bencana dimaksud. Menteri Sosial, Risma Harini tiba di Lembata, Selasa (6/4/2021) untuk menyerahkan bantuan kepada wilayah yang juga mengalami korban jiwa sekitar 72 orang itu. Bahkan sebelumnya, melalui saluran televisi nasional, Presiden Jokowi menyampaikan duka cita atas bencana yang melanda NTT dan NTB.

“Saya telah mendapat laporan dari Kepala BNPB tentang bencana banjir bandang dan juga longsor yang terjadi di Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Propinsi Nusa Tenggara Barat. Pertama-tama, atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dunia dalam musibah tersebut. Saya juga memahami kesedihan yang dialami saudara-saudara kita akibat dampak yang ditimbulkan dari bencana ini.
Untuk itu saya telah memerintahkan kepada Kepala BNPB, kepada Kepala Basarnas, Menteri Sosial, Menteri Kesehatan dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Panglima TNI dan Kapolri untuk melakukan secara cepat evakuasi dan penanganan korban bencana, serta penanganan dampak bencana,”tandas Jokowi.
Presiden yang sangat peduli NTT ini meminta agar penanganan dampak bencana dapat dilaksanakan dengan cepat dan baik, seperti bantuan pelayanan kesehatan, dan kebutuhan dasar bagi para pengungsi, serta juga perbaikan infrastruktur.
“Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat, untuk mengikuti arahan petugas di lapangan, dan selalu meningkatkan kewaspadaan dari bencana banjir dan tanah longsor karena tingkat curah hujan yang ekstrim. Perhatikan selalu peringatan dini dari BMKG,”himbau Jokowi sebagaiman disiarkan KompasTV, Senin (5/4/2021) siang. (ap/tim)