alorpos.com__PENGELOLAAN Toilet di dunia pariwisata merupakan salah satu aspek maha penting yang harus diperhatikan. Kebersihan toilet yang mencakup WC (water closed) atau kakus dan kamar mandi, menjadi sarat mutlak untuk membuat wisatawan merasa nyaman dan mau berlama-lama di suatu destinasi wisata. Untuk menglola toiletpun harus dilakukan oleh sumber daya manusia yang profesional. Karena itu, Dinas Pariwisata Kabupaten Alor yang didukung Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, mengalokasikan anggaran yang tidak kecil untuk membuat Pelatihan Pengelolaan Toilet di Destinasi Pariwisata di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Bahkan 40 peserta pelatihan pengelolaan tolilet ini diinapkan selama tiga hari di Hotel Simfony Kalabahi, yang merupakan hotel paling mewah di Kabupaten Alor dengan tarif minimal kurang lebih Rp 500.000/malam. Pantauan alorpos.com, pelatihan ini dibuka Asisten I Setda Kabupaten Alor, Muhamad Ridwan Nampira,S.Sos., atas nama Bupati Alor, Drs.Amon Djobo,M.A.P., Selasa (17/10/2023) di Lantai V Hotel Simfony Kalabahi. Saat itu Ridwan Nampira didampingi Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka S.Jayati,S.Sos.,M.Si.
Dalam sambutannya, Ridwan Nampira mengatakan bahwa kunjungan wisatawan ke Kabupaten Alor terus mengalami peningkatan. Hal ini menurutnya sering dengan dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) (paska Covid-19) pada 30 Desember 2022 yang lalu.

Mantan Camat Teluk Mutiara ini menilai Kabupaten Alor sebagai salah satu daerah tujuan wisata di NTT, yang mempunyai beragam potensi wisata dalam menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
“Dalam menyiapkan daerah tujuan wisata yang potensial, ada persyaratan 3A yang perlu dipenuhi, yakni pertama; Akses menuju lokasi destinasi wisata yang mudah, kedua ; Atraksi yang menarik di lokasi wisata, dan ketiga : Amenity atau segala fasilitas pendukung yang bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan selama berada di destinasi wisata,”kata Ridwan.
Ia mencontohkan fasilitas pendukung di setiap destinasi wisata itu antara lain penginapan, tempat makan dan berbelanja souvenir khas, serta toilet yang sehat dan bersih. Menurut Ridwan, toilet adalah simbol pelayanan dan penanda peradaban modern. Tanpa toilet yang bersih dan baik, ujar Ridwan, akan meruntuhkan persepsi pelayanan dan keindahan suatu tempat wisata.
“Toilet adalah indikator pelayanan pariwisata, sehingga harus memenuhi standar kelayakan, baik dari segi kebutuhan air maupun kebersihannya. Gerakan toilet bersih bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan toilet sebagai beranda depan pelayanan pariwisata,”tegas Ridwan.
Mengingat betapa pentingnya ketersediaan toilet sebagai beranda depan pelayanan pariwisata, maka Ridwan menekankan bahwa Pemerintah Kabupaten Alor melalui Dinas Pariwisata serta dukungan luar biasa dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, melaksanakan pelatihan pengelolaan toilet, bagi para pengelola destinasi wisata di daerah ini.

“Harapan kami, kesempatan pelatihan ini benar-benar dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya, untuk menambah pengetahuan, kemampuan dan wawasan dalam pengelolaan toilet, sehingga dapat diterapkan pada saat menjalankan tugas,”himbau Ridwan.
Atas nama Bupati Alor, Amon Djobo, Ridwan Nampira menyampaikan terima kasih kepada Kementrian Pariwisata RI yang telah memberikan dukungan dana melalui Dana Alokasi Khusus, untuk membangun pariwisata di Kabupaten Alor, baik fisik maupun non fisik.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Ripka Jayati,S.Sos.,M.Si., saat menyampaikan sapaannya, juga menyampaikan terima kasih atas dukungan Kementrian Pariwisata dan Eknomi Kreatif RI, yang telah memberikan dukungan dana, sehingga mereka bisa melaksanakan pembangunan sektor pariwisata di daerah ini, baik fisik maupun non fisik.
Untuk kegiatan non fisik, jelas Ripka, yakni tujuh paket pelatihan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bergerak di dunia kepariwisataan. Menurut Ripka, Pengelolaan Toilet di Destinasi Wisata, merupakan pelatihan keenam dari tujuh paket pelatihan pada Tahun Anggaran 2023 ini di Kabupaten Alor.
“Berbagai jenis pelatihan yang erat kaitannya dengan dunia kepariwisataan kami laksanakan berkat dukungan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI. Bahkan sampai untutk urus toiletpun ada pelatihannya karena toilet merupakan salah satu sarana yang paling vital di destinasi wisata, agar kita bisa membuat para wisatawan merasa aman dan nyaman dalam berwisata,”ujar Ripka.

Dia optimis, 40 peserta yang mengikuti kegiatan Pelatihan Pengelolaan Toilet di Destinasi Wisata ini menyerap iformasi dan pengetahuan dari para narasumber dan akan diterapkan secara baik di setiap destinasi wisata serta di lingkungan masing-masing.
Ketua Panitia, Pahlawan Djafar,S.Pi dalam laporannya menyampaikan bahwa maksud dan tujuan pelatihan ini yakni: 1) Memberikan pengetahuan tentang pengelolaan toilet dari segi kebersihan dan kesehatan lingkungan. 2) Memberikan pengetahuan standar keberadaan toilet bersih dan higienis. 3) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pelayanan prima dalam pengelolaan toilet bersih dan higienis. 4) Terkelolanya toilet di destinase wisata, yang berdampak pada meningkatnya perekonomian masyarakat.
Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari, pada 17-19 Oktober 2023 di Hotel Simfony Kalabahi. Sebanyak 40 peserta Pelatihan Pengelolaan Toilet di Destinasi Pariwisata itu diinapkan di hotel paling mewah di Kabupaten Alor dengan tarif minimal kurang lebih Rp 500.000/malam itu. 40 peserta pelatihan tersebut antara lain dari pengelola daya tarik wisata, pengelola desa wisata, dan pengelola toilet umum.

Panitia melaporkan, bahwa narasumber dalam pelatihan ini sebanyak empat orang, yakni : Ripka S.Jayati,S.Sos.,M.Si., selaku Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Alor, Fahri Reva Adiputra Welly,S.ST.Par, Dosen Pariwisata pada Politeknik Negeri Kupang, Paulus Edison Plaimo,S.Pi.,M.Sc., Dosen Universitas Tribuana Kalabahi, dan Deker Djonae selaku Executive Housekeeper Hotel Sahid Timore Kupang.
Para narasumber ini membawakan materi sebagai berikut: 1) Pengelolaan kebersihan dan kesehatan lingkungan dalam pariwisata di masa Pandemi Covid-19. 2) Pengelolaan toilet di daerah: Permasalahan dan tantangan standar toilet bersih dan higienis di Indonesia dan ASEAN. 3) Pelayanan prima dalam pengelolaan toilet bersih dan higienis di destinasi pariwisata. Para peserta juga dibagi dalam kelompok-kelompok untuk berdiskusi terkait Evaluasi Fasilitasi dan Pelayanan Toilet Bersih dan Higienis di Destinasi Wisata. Selain berdiskusi, para peserta juga melakukan praktek pelayanan toilet bersih dan higienis di destinasi wisata sesuai standar ASEAN.
Pembiayaan kegiatan ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus Non Fisik Pelayananan Kepariwisataan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Pos Belanja Dinas Pariwisata Kabupaten Alor Tahun Anggaran 2023. (ap/linuskia)