Bank NTT dan Distanbun Alor Teken Kerja Sama Dengan PT.GAI Untuk Program TJPS Pola Kemitraan

author
4
10 minutes, 54 seconds Read

KABUPATEN Alor, Propinsi Nusa Tenggara Timur dibawah kepemimpinan Bupari, Drs.Amon Djobo dan Wakil Bupati, Imran Duru,S.Pd., telah berkomitmen melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan setempat yang dinakhodai Yustus Dopong Abora,SP., untuk mengembangkan lahan untuk tanaman jagung seluas 15.000 hektare demi mendukung Program Tanam Jagung Panen Sapi yang dilecutkan Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat. Berbagai persiapan dalam menyukseskan program TJPS di daerah ini terus dilakukan pihak Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Alor dan Bank NTT Kantor Cabang Kalabahi.
Teranyar, sebagaimana pantauan alorpos.com, Jumad (8/4/2022) sekitar pukul 11.14 Wita di aula Kantor Distanbun Alor, kawasan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, berlangsung kegiatan Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) Pola Kemitraan di Kabupaten Alor, antara PT.Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Kantor Cabang Kalabahi dan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, Dengan PT.Gama Agro Investama (PT.GAI). Naskah kerja sama ini ditandatangani Kepala Distanbun Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP., Pemimpin Cabang Bank NTT Kalabahi, Vinsensius R.Sulu, Manajer PT.GAI selaku Off Taker, Andung Triwinda, dan diketahui Bupati Alor melalui Asisten II Setda Kabupaten Alor, Drs.Dominggus Asadama.
Kegiatan yang dihadiri sejumlah camat serta para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) ini berlangsung dengan tagline “Langkah Menuju NTT Bangkit, NTT Sejahtera dan Alor Kenyang. Pertanian Bertumbuh, Berkembang dan Berbuah”.

Dari kiri ke kanan: Yustus Dopong Abora,SP., Drs.Dominggus Asadama, Vinsensius R.Sulu, dan Andung Triwinda

Kadistanbun Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP dalam sapannya mengatakan kegiatan dalam rangka mewujud nyatakan Program TJPS melalui kehadiran off taker (pembeli) melalui kerja sama sehingga bisa membeli jagung produksi petani dalam jumlah banyak dan berkelanjutan dengan harga layak.
“Kita berharap, langkah awal yang kita lakukan hari ini membuat pertanian Kabupaten Alor itu berkembang dan berbuah,”tandas Yustus.
Menurut pejabat yang kreatif dan inovatif ini, dengan penandatanganan kerja sama tersebut, maka sebuah situasi yang selama ini menjadi pergumulan bersama, sudah bisa diatasi. Yustus menyebut pimpinan PT.Gama Agro Investama sebagai penyelamat, karena akan menjadi Off Taker, atau pembeli jagung hasil produksi petani dalam Program TJPS.
“Karena sudah ada penyelamat yang hadir ini, maka sekarang ini kalau ada petani yang tanya kita PPL bahwa jagung ini mau jual di mana, maka kita tanya balik, bapak/ibu punya jagung ada berapa ton, karena kami sudah hadirkan penyelamat untuk membeli jagung. Ini menjadi bagian dari kerja kita bersama, sehingga jual beli jagung ini bisa berhasil dan berkelanjutan,”tandas Yustus.

Penandatanganan Naskah Kerja Sama Bank NTT Kantor Cabang Kalabahi dan Distanbun Alor dengan PT.Gama Agro Investama dalam mensukseskan Program Tanam Jagung Panen Sapi

Sementara itu, Pemimpin Cabang (Pinca) Bank NTT Kalabahi, Vinsensius R.Sulu dalam sambutannya berharap agar dia bisa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keluarga besar Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor. Karena, jelas Vinsen, program TJPS ini lahir dari perut Dinas Pertanian Propinsi NTT sehingga pihak Bank Pembangunan Daerah NTT tidak bisa lepas tangan.
“Yang kedua, secara pribadi saya berharap program ini tidak habis hanya untuk satu masa tanam, baik itu masa tanam manusia maupun masa tanam jagung itu sendiri, tetapi harus berkelanjutan. Sehingga kita orang Alor betul-betul kenyang, betul-betul sehat dan pintar. Karena itu, teman-teman sekerja, kita menjadi tulang punggung yang harus bisa memainkan peranan yang lebih besar,”tandas Vinsen.
Sosok murah senyum yang baru sebulan bertugas menggantikan pendahulunya, Jefrey Corputy ini yakin bahwa pihak Dinastanbun Kabupaten Alor, termasuk para tenaga PPL akan bekerja maksimal. Menurutnya, program ini bukan dengan sistim hiba, tetapi sebuah kegiatan simbiosis mutualisme, yang menuntut partisipasi aktf dari semua pihak, dalam melakukan pendampingan kepada para petani.
“Saya sebabai pemimpin bank, menyediakan fasilitas pembiayaan yang terukur. Siapa saja kita biayai, tetapi terukur. Terukur itu artinya sesuai dengan ketentuan pembiayaan yang harus kami jalani, terukur pula dengan kondisi di lapangan. Karena itu, sebagai Pemimpin Bank NTT Kantor Cabang Kalabahi, saya meminta dukungan dari kita semua, untuk memastikan bahwa bapak/ibu/kakak/adik kita para petani, yang akan tergabung dalam program ini, bisa diukur,”tegas Vinsen yang saat itu didampingi staftanya dari Bidang Supevisi Kredit, Ambrosius Kaby dan Edwin Kolan selaku petugas kredit mikro Bank NTT Kantor Cabang Kalabahi.

Vinsensius R.Sulu (kiri) dan Andung Triwinda

Menurut Vinsen, manusia yang diukur itu bukan soal tinggi badannya, tetapi semangat produktifitasnya, semangat kerjanya yang diukur. Karena, jelas Vinsen, kita tidak hanya sekedar berpikir tentang berapa jagung yang kita dapatkan, tetapi ada perubahan pola sikap dan pola perilaku yang berkelanjutan.
“Kita gerakkan petani kita menjadi lebih produktif. Kedua, bisa mengukur kebutuhan riil para petani untuk setiap lahan tanam. Ketiga, ini yang paling penting, maaf kalau saya lancang, bahwa untuk program ini, mohon agar ada apresiasi kepada rekan-rekan PPL dalam upaya mensukseskan program Tanam Jagung Panen Sapi ini. Saya berharap, kehadiran kita semua, khususnya kami dari perbankan, sekali lagi bukan hanya sukses menyalurkan fasilitas, tetapi sukses membuat petani kita sejahtera , yakni Alor Kenyang, Alor Sehat dan Alor Pintar,pungkas Vinsen.
Soal besarnya kredit yang diberikan kepada para petani, Vinsen menjawab media ini usai teken naskah kerja sama dimaksud, yakni antara Rp 5 Juta sampai maksimal Rp 10 Juta/petani. Besarnya pinjaman per petani jagung itu, kata Vinsen, tergantung dengan hasil pengamatan di lapangan dan kemampuan petani dalam mengolah lahan yang disiapkan untuk memproduksi jagung untuk dibeli off taker.
“Akan dihitung berapa kebutuhan pembiayaan sesuai luas lahan yang akan dikelola. Kita dibantu teman-teman PPL untuk mengukur setiap lahan tanam petani, sehingga berapa kebutuhan per hektarnya nanti kita lihat, karena kebutuhan setiap lahan tanam pasti berbeda. Jadi kita akan lakukan verifikasi faktual di lapangan, untuk mengetahui kondisi kebutuhan lahan tanam seperti apa,”kata Vinsen.

Head Manager PT.Gama Agro Investama, Andung Triwinda (kanan) saat berbincang dengan Kadistanbun Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora, terkait pembelian jagung petani dalam Program TJPS

Sementara itu, Andung Triwinda, Head Manager PT.Gama Agro Investama (PT.GAI) di Propinsi NTT selaku off taker, menekankan bahwa pihaknya akan menempatkan staf perwakilannya di Alor seingga ikut bergabung dengan petugas PPL dan stakeholder terkait di daerah ini demi mensukseskan Program TJPS.
Menurut Andung, dari tahun ke tahun, permasalahan yang dihadapi petani adalah paska panen, hasil produksinya jagungnya mau dijual ke mana. Petani akhirnya terpaksa menjual hasil panen jagungnya kepada pengepul atau pembeli keliling dengan harga yang sangat murah. Kalau yang dibeli PT.GAI, jelas Andung, ada batasan-batasan harga tertentu sesuai fluktuasi harga jagung nasional yang ditentukan pemerintah.
“Standar harga pembelian oleh kami ditentukan pemerintah dan disepakati, minimum seharga Rp 3.200/Kg jagung kering. Ini harga minimum, sehingga jika harga pasar nasional turun dibawah Rp 3.200/Kg, kami harus tetap membeli dengan harga Rp 3.200/Kg. Tetapi jika harga jagung secara nasional di atas Rp 3.200/Kg, maka kami akan mengikutinya. Seperti saat ini, 8 April 2022, harga jagung yang kami beli sudah Rp 4.000/Kg. Harga ini sudah berlaku sejak 4 April 2022 yang dibeli PT.Gama Agro Investama. Ini salah satu contoh komitmen kami terkait harga jagung tidak membeli dengan harga minimum tetapi sesuai perkembangan harga pasar nasional,”terang Andung.

Foto bersama para Penyuluh Pertanian Lapangan sebagai ujung tombak dalam memotivasi masyarakat petani, agar sukseskan Program TJPS

Pihak PT.Gama Agro Investama (PT.GAI) juga, papar Andung, akan menyiapkan Saprodi (sarana produksi) mulai dari benih jagung dengan kualitas satu yakni Varietas R7 yang potensi produksiya sangat bagus, bisa mencapai 8 sampai 13 ton/hektare. Menurutnya, berdasaran pengalaman pada kabupaten lainnya di Propinsi NTT ini, panen jagung varietas R7 ini rata-rata di atas 8,6 ton/ha.
Tentunya, ujar Andung, hal ini karena didukung dengan Saprodi lainnya seperti pupuk non subsidi yang kualitasnya lebih bagus dari pupuk bersubsidi. Selain itu, ada ketersediaan herbisida untuk mengendalikan gulma (rumput liar) sebelum gulma itu tumbuh besar. Demikian pula insektisida disiapkan sejak awal untuk mencegah hama sebelum menyerang tanaman jagung.
“Jadi nanti kita akan terbutkan SOP (Standard Operatonal Procedure) terkait penanaman dan pengaplikasian bahan-bahan Saprodi tersebut, berapa pupk, berapa herbisida dan insektisida. Harapannya, petani fokus melakukan budidaya tanamannya dan mendapatkan hasil tinggi. Karena di ujungnya, saat mereka panenpun, pembeliannya sudah ada yang bertanggungjawab, yakni PT.Gama Agro Investama,”tandas Andung.
Langkah awal dari perusahaan ini, jelas Andung, akan melibatkan semua pihak terkait dan dukungan semua kalangan di Alor, untuk serapan jagung dari program reguler ataupun dari Program TJPS periode Oktober-Maret Tahun 2021.

Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) serius mendengar penjelasan terkait kerja sama dalam Program TJPS

Kita bangun kepercayaan petani, bahwa saat panen di Alor pada bulan Mei sampai awal Juni 2022 ini bisa kita akomodir. Karena itu teman-teman (di Distanbun Alor) berkoordinasi dengan petani-petani binaannya, siapa yang sedang berproses paska panen, hasilnya nanti PT.Gama Agro Investama (PT.GAI) siap ambil. Ini untuk memupuk kepercayaan petani, sehingga mereka ada semangat untuk menanam jagung. Untuk hasil panen jagung yang belum masuk di Program TJPS yang akan kita laksanajkan ini, sudah bisa kita serap hasilnya. Dan per hari ini, tanggal 8 April 2022, harga jagung Rp 4.000/Kg,”tadas Andung, sembari berharap agar hasil panen jagung tersebut dapat dikumpulkan pada titik-titik kumpul yang nantinya disepakati, dan PT.Gama Agro Investama akan turun membeli dengan pembayaran cash.
Kalau dalam program TJPS yang bekerja sama dengan perbankan, kata Andung, maka pembayarannya harus melalui rekening bank. Pasalnya, ujar Andung, para petani adalah debitur dari Bank NTT. Dia berharap agar pada program tanam periode Oktober-Maret, agar semua petani lebih bersemangat menanam jagung karena untuk pembiayaan produkdi sudah ada yang membiayai, yakni Bank NTT dan pembelian paska panen juga sudah ada PT.Gama Agro Investama yang akan membeli.
“Kalau petani bisa menghasilkan 7 ton jagung/hektar dengan harga jual seperti saat ini Rp 4.000/Kg, maka akan mendapat uang sebanyak Rp 28 Juta. Jumlah itu setelah dikurangi pembiayaan produksi sebesar Rp 10 Juta/hektar, maka masih tersisa uang sebanyak Rp 18 Juta/hektar. Ini yang harusnya membuat petani termotivasi. Kita butuh kerja sama, saling koordinasi dan komunikasi terkait langkah-langkah yang kita ambil ke depan. Kami mohon dukungan semua kalangan di Alor,”kata Andung.

Asisten II Setda Alor, Dominggus Asadama (kiri) dan Pinca Bank NTT Kalabahi, Vinsensius R.Sulu

Asisten II Setda Kabupaten Alor, Drs.Dominggus Asadama mewakili Bupati Alor, Drs.Amon Djobo menilai momentum tersebut sebagai salah satu peristiwa kedinasan/kenegaraan, yakni penandatanganan kerja sama dalam menyukseskan program pembangunan yang diletakkan pemerintah Propinsi NTT, yakni Program Tanam Jagung Panen Sapi. Asadama berterima kasih atas kehadiran PT.Gama Agro Investama selaku off taker yang siap membeli semua hasil panen jagung petani di daerah ini dalam Program TJPS.
Hal ini, kata Asadama, merupakan tanggungjawab semua pihak, terutama pemerintah, mulai dari Bupati Alor, Dinas Pertanian dan Perkebunan hingga pada Penyuluh Pertanian Lapangan, para camat dan kepala desa.
“Ini adalah tanggungjawab kita agar program TJPS ini sukses, agar masyarakat bisa punya uang. Karena itu harus berhasil. Kita omong tentang Alor Kenyang itu, apakah petani punya uang di saku, atau punya stok makanan. Jangan sampai tidak punya makanan, apalagi mau belanja sesuatu tetapi tidak punya uang. Alor Kenyang berarti masyarakat punya saku tidak kosong dan perut tidak lapar, sehingga program ini harus berhasil dan berkelanjutan,”tegas Asadama.
Mantan Lurah di Alor Selaltan ini berpendapat bahwa PPL itu ujung tombak keberhasilan program, sehingga harus terus menerus memotivasi kelompok tani, dan masyarakat supaya tetap berupaya mengolah lahan tanam jagung yang baik dan luas supaya berhasil. Menurutnya, dari segi pembiayaan produksi sudah ada Bank NTT yang siap membantu pinjaman modal, dan juga sudah ada Off Taker yang menyatakan kesiapan untuk membeli jagung paska panen, maka harus disambut petani dengan penuh suka cita.

Camat Abad Selatan, Sony Kaimat,S.Sos (batik) yang siap memotivasi warganya untuk menanam jagung pada lahan luas yang belum digarap, nampak ikut berdiskusi dengan para pejabat terkait di ruang kerja Kadistanbun Alor, Yustus Dopong Abora,SP

“Jadi tanggungjawab kita harus memberi motivasi kepada petani agar tetap semangat untuk menyiapkan lahan tanam secara baik. Kalau selama ini buka lahan tanam itu hanya dua atau tiga hektare, lalu tanam padi, sedangkan jagung hanya di pinggir-pinggir sebagai pembatas, maka sekarang harus menanam jagung lebih banyak,”himbau Asadama.
Kepada Camat Abad Selatan, Sony Kaimat,S.Sos yang hadir, Asadama mengatakan bahwa banyak lahan datar di wilayah Abad Selatan yang belum diolah, sehingga harus memotivasi masyarakat setempat agar mulai membuka lahan yang luas untuk menanam jagung.
Untuk Off Taker, PT.Gama Agro Investama, Asadama berharap agar selain menyiapkan Saprodi (sarana produksi), juga ikut melakukan pendampingan secara maksimal kepada petani. Setelah panen, lanjut Asadama, maka Off Taker harus segera membeli jagung dimaksud. Asadama mengapresiasi PT.Gama Agro Investama karena meskipun program TJPS belum berjalan, tetapi sudah bersedia membeli jagung hasil panen petani pada Tahun 2022 ini dengan harga layak.
Sedangkan kepada pihak Bank NTT, Asadama menyampaikan terima kasih karena bersedia memberika bantuan pinjaman modal usaha kepada para petani dalam program TJPS. Asadama menghimbau masyarakat yang nantinya menerima bantuan modal usaha tanam jagung ini, agar tidak boleh memakai dana itu suka-suka.
“Mau buka lahan dua hektar, butuh dana berapa besar, silahkan masukan permohonan kepada Bank NTT. Setelah terima itu uang, tidak boleh pakai untuk urus pesta, tetapi untuk mengurus lahan tanam jagung itu, supaya nanti bisa kembalikan kredit kepada bank. Jangan sampai program Tanam Jagung Panen Sapi ini, menambah prosentase kredit macet,”kata Asadama mengingatkan. (ap/linuskia)

Similar Posts

4 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *