Ibunda dan adik perempuan dari Arisona Benyamin Belipati menemui wartawan di Kalabahi, Jumad (9/4/2021) sore, untuk membantah keterangan sejumlah peserta seleksi Calon Pegawai Bank NTT, bahwa Arisona Benyamin Belipati, diduga tidak ikut seleksi pada tahap Tes Pengetahuan Akademik (TPA) di Puskom Undana Kupang, tetapi yang bersangkutan termasuk dalam tiga orang peserta asal Kabupaten Alor, yang dinyatakan lulus seleksi TPA.
“KITA benar, kita tidak takut. Anak-anak (sepuluh peserta test lainnya asal Alor) tidak lihat dia (Arisona Benyamin Belipati) sehingga mengatakan bahwa dia tidak test, begitu. Padahal dia ikut test. Orang seleksi begitu ketat koq masa tidak ikut test tetapi bisa lulus. Kita tidak pernah kenal satu orang bank pun bapak. Kita ini bersih-bersih, tidak ada begini-begitu,”tegas ibu Belipati.
Menurutnya, Arisona Benyamin Belipati terlambat tiba di lokasi ujian, tetapi dia diijinkan masuk untuk mengikuti seleksi. Namun ibu Belipati tak tahu, anaknya itu mengikuti seleksi pada sesi ke berapa. Dia menyarankan agar hal itu dikonfirmasikan langsung saja kepada yang bersangkutan.
Maka wartawanpun menghubungi Arisona Benyamin Belipati yang masih berada di Kupang itu, melalui telepon selulernya.
Berikut kutipan keterangan Arisona Benyamin Belipati kepada wartawan, yang didengar pula ibu dan saudari perempuannya, karena speaker ponsel diaktifkan saat yang bersangkutan menceritakan secara garis besar bagaimana dia bisa mengikuti seleksi TPA dimaksud.
Tanggal 16 Maret 2021 itu saya pergi sampai di Undana. Sampai di gerbang luar tu, kemungkinan sudah mau jam sebelas. Di gerbang Undana itukan ada dua, kita masuk di bagian kiri karena security yang melakukan pemeriksaan di bagian kiri. Saat situasi pandemi (Covid) ini, akses keluar masuk orang itu diperiksa oleh security. Saat saya sampai, saya sudah pegang saya punya surat rapid test antigen, sehingga kalau ditanya, saya bisa kasih lihat kepada security. Saat sampe, security bertanya,” mau kemana?” Saya bilang mau ikut tes lanjutan Bank NTT. Doang belum minta, saya sudah kasih lihat ini surat tes antigen. Setelah itu, ketika saya mau masuk, jujur Undana ini saya belum pernah masuk karena dulu saya bukan kuliah di Kupang, saya ini kuliah di Makasar.
Jadi saya masih bertanya lagi ke security, Puskom Undana ini di bagian mana? Dia (security) arahkan saya berjalan lurus sampai di pembatas, lalu belok kanan, naik sampai ke ujung dan belok kiri. Saat tiba di Puskom Undana, saya mau parkir, security arahkan lagi untuk parkir di sebelah. Karena saya sudah terlambat maka saya cepat-cepat parkir. Saya lari naik (ke ruang test) untuk registrasi. Panitia registrasi duduk di tangga mau masuk ke gedung Puskom. Jadi saya langsung registrasi, dorang tanya, saya langsung kasih surat tes antigen dan dorang kasih daftar hadir untuk saya paraf. Nama sudah ada, kita tinggal paraf. Setelah itu dorang bilang, su terlambat jadi cepat masuk su. Di pengumuman itu, saya di sesi 11 dan jam registrasi pada jam 11. Selisi antara Sesi 11 dengan sesi 12 itu hanya sepuluh menit. Jadi kemungkinan, pada saat saya pergi itu, Sesi 11 dan Sesi 12 sudah masuk, karena saya sudah terlambat.
Saya tidak tahu termabat berapa menit om, karena saya sudah terlambat, saya tidak lihat (jam) HP lagi, yang bagaimana supaya saya bisa cepat ikut tes. Solanya test ini kita semua sudah tunggu selama satu tahun.
Saya dorang arahkan cepat masuk. Jadi saya langsung lari masuk. Ternyata sampai di dalam, panitia yang di ruangan bilang test sudah berjalan jadi menunggu di luar. Itu dalam saya pung pemikiran itu, pasti saya sudah tidak ikut tes, karena apa, saya sudah terlambat.
Setelah saya sampai di luar, mereka bilang masih ada sesi berikutnya, saya su tidak tanya lagi karena di luar itu tidak ada orang yang saya kenal. Kalau orang Alor mungkin saya kenal. Saya hanya fokus, intinya masih ada kesempatan untuk saya bisa ikut test dan disuruh menunggu. Panitia, ada satu pa dan satu ibu, masih tanyakan saya lagi, “dari Alor, dua lagi ke mana?” Saya bilang, saya selama ini di Kupang, saya tidak tahu yang dua itu ke mana.
Setelah yang di dalam tes habis, masih duduk di luar dorang kasih info, sehabis test langsung pulang karena dilarang ada kerumunan massa dalam situasi pandemi. Setelah itu, panitia di dalam kasih info, bahwa ada satu ruangan kosong sehingga kita yang di luar supaya masuk. Kita masuk ke dalam, langsung diarahkan ke gedung, kalau tidak salah di bagian kiri. Kita masuk semua dan saya duduk paling depan. Panitia masih bertanya, “yang dari KLB (kalabahi) yang terlambat tadi”, saya angkat tangan, dan karena berada di depan, mereka langsung kasih saya lembaran. Kalau tidak salah, itu sesi paling terakhir.
Saya tidak tahu sesi berapa, tetapi saya kira itu sesi terakhir. Saya dengar kawan-kawan kasih naik di berita bahwa sesi 11 dan sesi 12 itu terakhir. Kita ini tidak tahu kebijakan panitia di lapangan seperti apa, kita tidak tahu. Yang terpenting saya pergi ikut test. Dan kalau saya tidak salah, Sesi 13 dan Sesi 14, awal pengumuman itu mereka di Lab Fakultas Kedokteran, tetapi mereka dipindahkan datang ke Puskom Undana, sama-sama dengan kita. Apakah itu tidak terjadi penumpukan peserta, sehingga ada perubahan di lapangan, kita tidak tahu.
Dari kami 13 orang dari Alor, yang saya kenal hanya marga Kaminukan dan Laure, yang lain saya tidak kenal. Sehingga saya tidak melihat peserta dari Alor lainnya, karena saya berpikir bahwa saya sudah terlambat, sehingga kemungkinan mereka ada di dalam, atau sudah pulang, saya tidak tahu. Waktu saya di luar, panitia bilang, yang sudah habis tes langsung pulang supaya tidak ada kerumunan orang di situ. Jadi saya tidak tahu, dorang masih ada dalam ruang tes, atau dorang sudah pulang. Intinya saya bisa masuki ikut tes dan saya pulang. Memang saya masih melihat dua orang (dari Alor) yang saya kenal, tetapi tidak ada. Kalau yang lain, saya tidak kenal. Trus dong bilang kenal saya, saya tidak kenal dong. Kalau dua orang saya kenal baik, karena rumah di Batutenata dan tinggal baku dekat.
Jadi intinya saya ikut tes. Saat masuk diberi username dan password untuk ikut seleksi dengan waktu 60 menit. Jumlah soal sekitar 50 soal. Saya berpikir begini, karena seleksi selisi jam sehingga kita tidak baku ketemu, tiba-tiba mereka pulang bilang saya tidak ikut test. Saya sangat sesalkan ini karena cukup mencemarkan nama baik saya. Demikian petikan langsung klarifikasi Arisona Benyamin Belipati yang sempat dikutip alorpos.com, Jumad (9/4/2021) sore melalui telepon seluler.
Klarifikasi Arisona ini untuk membantah keterangan sejumlah peserta seleksi asal Alor lainnya, sebagaimana diwartakan media ini sebelumnya, bahwa yang bersangkutan diduga tidak mengikuti seleksi TPA tetapi dinyatakan lulus. Setelah menunggu hampir setahun lamanya, ungkap mereka, pengumuman tes TPA Calon Pegawai PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur Tahun Buku 2019-2021, dikeluarkan pada 10 Maret 2021 dengan tanggal, waktu, lokasi, sesi yang telah disediakan oleh panitia.
Menurut mereka, ke-13 peserta seleksi dari Kabupaten Alor ini terbagi dalam dua sesi, yakni Sesi 11 dan Sesi 12 bersama peserta dari sejumlah kabupaten lainnya. Sesi 11 berjumlah 20 orang, dengan rincian peserta dari Atambua (Belu) 12 orang, dari Betun (Malaka) 5 orang dan dari Kalabahi (Alor) 3 orang. Sedangkan Sesi 12 berjumlah 15 orang, yaitu dari Kalabahi sebanyak 10 orang dan dari Kefa 5 orang.
Hingga detik-detik akhir menjelang jam ujian TPA, beber mereka, hanya 10 dari 13 peserta asal Kabupaten Alor yang hadir di lokasi, karena tiga peserta lainnya tidak terlihat, yakni Nur Muis Syarifudin, John Karel Kallau dan Arisona Benyamin Belipati. Hal itu karena menurut peserta asal Alor, baik pada Sesi 11 maupun Sesi 12, mereka mengaku tidak melihat tiga peserta itu selama dalam ruang seleksi. Bahkan ketika nama ketiga orang ini dipanggil panitia seleksi, agar menerima lembaran berisi username dan pasword untuk login ke computer test, tidak muncul, sehingga panitia membawa keluar lembaran username dan password mereka.
Hingga waktu seleksi TPA selesai selama 60 menit, dan para peserta keluar ruang seleksi dan masih berkumpul di tenda sekitar lokasi ujian, lanjut mereka, hanya sepuluh pesera asal Alor yang hadir. Sedangkan tiga lainnya, termasuk Arisona Benyamin Belipati katanya tidak terlihat. Karena itu mereka mengaku yakin bahwa hanya 10 peserta asal Alor yang mengikuti seleksi TPA dimaksud.
Karena itu, sejumlah peserta seleksi asal Alor mengaku sangat kaget ketika hasil seleksi TPA diumumkan dua minggu setelah seleksi tersebut. Pasalnya, hanya tiga peserta dari Kabupaten Alor yang dinyatakan lulus, yakni Andrew Anderson Dolu, Yuni Selvi Tahun dan Arisona Benyamin Belipati yang menurut mereka tidak terlihat hadir selama waktu seleksi TPA di Puskom Undana Kupang.
“Ini yang membuat kami tidak puas dengan hasilnya, karena kami 10 orang yang mengikuti tes pada waktu itu sudah yakin bahwa yang bersangkutan tidak datang ataupun mengikuti tes sama sekali pada saat kami mengikuti tes pada hari itu. Kalaupun dia mengikuti tes otomatis kami akan mengetahuinya, karena jadwal sesi 11 dan 12 yang berjarak 10 menit untuk masuk di ruangan. Kita tahu kalau Sesi 12 itu yang terakhir selesai mengikuti tes TPA. Kita mau panitia adil dalam memberikan hasil tes yang seadil-adilnya,”demikian keterangan tertulis dari sejumlah peserta seleksi asal Alor, yang dikirim salah satu perwakilannya melalui WhatsApp kepada wartawan di Kalabahi. (ap/tim-linuskia)