Alor Siap Lahan 15.000 Ha, Dukung NTT Tanam Jagung Panen Sapi. Pantar Tengah Terluas

author
1
8 minutes, 52 seconds Read

SOSIALISASI Program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) terus dilakukan Pemerintah Propinsi Nusa Tenggara Timur kepada semua kabupaten di daerah ini. Untuk Kabupaten Alor, sosialisasi tersebut dilaksanakan pada Senin (7/3/2022) di Aula Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, kawasan Welai Barat, oleh Nikson selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi NTT, dan Ahli Jagung dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Naibonat, DR.Hosang.
Pantauan alorpos.com, kegiatan yang dihadiri para Camat, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Koramil dan Babinsa di lingkup Kodim 1622 Alor itu, dibuka Asisten II Setda Kabupaten Alor, Drs.Dominggus Asadama atas nama Bupari Alor, Drs.Amon Djobo. Asadama megawali sambutannya dengan mengapresiasi testimoni Kepala Desa Aramaba, yang dinilainya luar biasa sebagai motivasi semua pihak, sehingga bupati Amon Djobo menyebut 15 ribu hektare tanam jagung.
“Bapa bupati sebut 15 ribu hektare itu karena Kepala Desa Aramaba ini. Dia baru berusaha sendiri saja sudah bisa menghasilkan demikian, bahkan bisa jual ke Surabaya. Program tanam jagung panen sapi ini, oleh bapa bupati menghendaki agar Alor punya 15 ribu hektar. Target dari propinsi itu setiap kabupaten masing-masing 5000 hektare, tetapi bapa bupati bilang tidak, Alor punya 15.000 hektare,”tandas Asadama.
Menurut Asadama, dari data per kecamatan yang ditayangkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora, SP., maka tidak mustahil target 15 ribu hektare bisa dicapai. Kalau satu rumah tangga petani hanya menghasIlkan setengah hektare saja, ujar Asadama, sudah lebih dari 15.000 hektare.

Asisten II Setda Alor, Drs.Dominggus Asadama (ke-2 dari kiri), Kadistanbun Alor, Yustus Dopong Abora,SP (kiri), DR.Hosang dari BPTP Naibonat (ke-2 dari kanan), dan  Nikson, Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Propinsi NTT, dalam kegiatan sosialisasi Program TJPS

“Saya pikir dari data tersebut, ini bukan hal yang muluk karena bisa kita capai. Dia punya kendala itu, pertama ada di budaya untuk menanam. Kita di Alor, melekat sekali dengan budaya tahun baik dan tahun tikus. Terutama di Kecamatan Alor Selatan, Mataru, Alor Tengah Utara dan Kecamatan Pureman, tahun genap itu tahun baik, dan tahun ganjil itu tahun tikus. Di Tahun tikus itu, kita usaha bagaimanapun nanti hanya panen daun jagung. Tetapi kita akan tetap berusaha, apalagi dengan penerapan teknologi, maka secara perlahan mulai diberantas,”ujar Asadama, yang saat itu juga berterima kasih kepada para Danramil yang terus membantu para camat untuk mengembangkan lahan pertanian di wilayah masing-masing.
Asadama menyebut sejumlah kecamatan yang wilayahnya dinilai sangat potensial untuk perluasan lahan tanam jagung, seperti kecamatan Pantar, Pantar Tengah, Pantar Barat, Pantar Barat Laut, Alor Timur, Alor Timur Laut, serta Alor Selatan dan ABAD Selatan meski tingkat kemiringan sebagian besar wilayah selatan ini cukup ekstrim, mencapai 60-an derajat.
Menurut Asadama, sentuhan teknologi dan intervensi dari Pemerintah Popinsi NTT juga sangat menentukan keberhasilan Program Tanam Jagung Panen Sapi ini. Menyangkut Off Taker (perusahaan penjamin komoditas, yang biasanya menghubungkan komoditas petani ke pasar besar), Asadama berharap agar harus melakukan pendampingan sejak awal. Selanjutnya Asadama berterima kasih kepada lembaga keuangan, yakni Bank NTT yang memberi dukungan, berupa bantuan kredit kepada petani untuk mendukung program pemerintah, tanam jagung panen sapi.

Drs.Dominggus Asadama saat menyerahkan SK Penempatan kepada seorang ibu PPL

Kesempatan itu, Asisten II Setda Alor ini menyerahkan pula SK (Surat Keputusan) Penempatan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) di lokasi baru. Asadama menilai PPL itu ujung tombak dalam mensukseskan program tanam jagung panen sapi.
“Target 15 ribu hektare itu kalau PPL tidak berfungsi, maka target tersebut tidak mungkin kita capai. Kalau kita hanya ikut budaya (tahun baik dan tahun tikus), maka satu kabupaten ini mengolah lahan tanam jagung hanya seluas 8000-an hektar. Tapi kalau teman-teman PPL ada di lapangan, apalagi didampingi dengan bapa-bapa Danramil, bapa-bapa Babinsa yang ada di lapangan, maka saya kira tidak mustahil buat kita untuk mencapai target 15 ribu hektar. Karena itu, harapan pemerintah daerah agar PPL tetap berada di lapangan,”tegas Asadama.

Kadistanbun Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP., sedang memaparkan potensi pengembangan lahan tanam jagung di Alor untuk mendukung Program TJPS

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP dalam sapaannya, mengetengahkan secara garis besar potensi pengembangan jagung di daerah ini. Bahkan Yustus menghadirkan pula, Kepala Desa Aramaba, Kecamatan Pantar Tengah, Efa Sukardi Magangsauw untuk menyampaikan testimoni terkait keberhasilan mengembangkan jagung di Desa Aramaba sehingga bisa memasok jagung ke Pasar Surabaya dan Lembata sebanyak 54 ton.
“Pengalaman kita menanam jagung pada bulan Oktober ke atas itu sudah tidak lagi menanam, tetapi Kepala Desa Aramaba bisa mengarahkan warganya untuk menanam jagung di bulan Desember, dan berhasil baik. Maka kita hadirkan beliau untuk memberikan testimoninya,”kata Yustus.
Semua program ini, kata Yustus, bertujuan untuk menguatkan ekonomi petani. Menurut Yustus, yang diharapkan Pemerintah Propinsi NTT, agar kabupaten/kota mulai mengembangkan tanaman jagung dalam skala besar untuk memenuhi permintaan pasar.
“Dan bapak Bupati Alor (Drs.Amon Djobo), telah menyetujui dan berharap agar kita bisa wujudkan dalam kegiatan nyata untuk tanam jagung seluas 15.000 hektar di wilayah Kabupaten Alor. Jika dibandingkan sejumlah kabupaten lainnya di NTT yang memiliki potensi lebih baik ketimbang Alor, tetapi Yustus optimis, pihaknya bisa mengembangkan jagung pada lahan seluas 15 ribu hektare, yang tersebar pada 18 kecamatan di daerah ini.
“Pada hari ini kami menghadirkan kita semua, bapa-bapa camat, bapa-bapa Danramil dan Penyuluh Pertanian, untuk bisa terlibat dalam kegiatan ini, dan bagaimana kita meletakan satu konsep pikiran, sehingga target 15 ribu hektare ini bisa menjadi nyata,”tandas jebolan Fakultas Pertanian Universitas Timor Timur di Dili ini.

Para Camat, PPL, Danramil/Babinsa peserta sosialisasi  Program TJPS di Aula Distanbun Kabupaten Alor

Yustus mengaku sempat berpikir-pikir, apakah pengembangan jagung pada lahan seluas 15 ribu hektare ini bisa atau tidak. Karena, ujar Yustus, sejak dia menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) sejak 1999 hingga 2022 ini, untuk tanam jagung, data statistik membuktikan bahwa di Alor yang mengenal adanya tahun genap dianggap tahun baik, dan tahun ganjil sebagai tahun tidak baik itu, turut berpengaruh pada luas lahan yang dkelola. Hingga saat ini, upaya memperluas lahan penanaman jagung di Kabupaten Alor mencapai angka 8 ribu-an hektare.
“Jadi 8 ribu hektare itu yang kita ada buat selama ini untuk tanam jagung, dimana ada sentuhan pemerintah, maupun swadaya. Lalu sekarang harus naik menjadi 15 ribu hektare, dengan sebuah fenomena alam yang terjadi saat ini, yakni bencana alam banjir, menjadi tantangan tersendiri. Tetapi itu jangan melunturkan optimisme kita untuk mencapai 15 ribu hektare,”tegas Yustus.
Hitungan Yustus, bahwa umur jagung hanya 100 hari, sehingga hanya pergunakan waktu sekitar tiga bulan tanam, maka kita bisa lakukan dua kali tanam pada periode Oktober-Maret (Okmar).
“Kalau kita tanam di akhir Oktober atau minggu keempat, maka posisi jagung sudah kering pada Januari. Bahkan pengalaman yang dibuat Kepala Desa Aramaba, Pantar Tengah itu bisa memotvasi kita untuk dua kali tanam. Maka paling tidak, di minggu pertama atau kedua bulan Desember, kita sudah bisa tanam gelombang kedua, maka kita akan panen di bulan Maret. Itu sebuah pilihan yang menjadi rujukan bagi kita semua dalam mewujudkan target 15 ribu hektare,”tandas Yustus.

DR.Hosang, Ahli Jagung dari BPTP Naibonat saat menjawab pertanyaan peserta sosialisasi Program TJPS

Dari target 15 ribu hektare itu, jelas Yustus, pihaknya mencoba untuk melihat potensi sumber daya alam pada 18 kecamatan se-Kabupaten Alor. Yustus memperlihatkan tabel Alokasi Rencana Tanam Jagung Per Kecamatan, berpijak pada realisasi yang dicapai selama ini sebelumnya di setiap kecamatan. Untuk Kecamatan Pantar, realisasi sebelumnya 702 hektare (Ha), rencana tanam 800 Ha sehingga bertambah 98 Ha. Kecamatan Pantar Barat, sebelumnya 577 Ha, rencana tanam 850 Ha atau bertambah 273 Ha. Kecamatan Pantar Timur, sebelumnya 915 Ha, rencana tanam 900 Ha atau berkurang 45 Ha. Kecamatan Pantar Tengah, sebelumnya 910 Ha, rencana tanam 1500 Ha atau bertambah 590 Ha. Kecamatan Alor Barat Daya, sebelumnya 712 Ha, rencana tanam 1000 Ha atau bertambah 288 Ha. Kecamatan Mataru, sebelumnya 390 Ha, rencana tanam 400 Ha atau bertambah 10 Ha. Kecamatan Alor Selatan, sebelumnya 415 Ha, rencana tanam 900 Ha atau bertambah 485 Ha. Kecamatan Alor Timur, sebelumnya 391 Ha, rencana tanam 1000 Ha atau bertambah 609 Ha.
Kecamatan Alor Timur Laut, sebelumnya 515 Ha, rencana tanam 1000 Ha atau bertambah 385 Ha. Kecamatan Pureman, sebelumnya 350 Ha, rencana tanam 750 Ha atau bertambah 400 Ha. Kecamatan Teluk Mutiara, sebelumnya 354 Ha, rencana tanam 250 Ha atau berkurang 104 Ha. Kecamatan Kabola, sebelumnya 502 Ha, rencana tanam 600 Ha atau bertambah 98 Ha. Kecamatan Alor Barat Laut, sebelumnya 562 Ha, rencana tanam 1000 Ha atau bertambah 430 Ha. Kecamatan Alor Tengah Utara, sebelumnya 362 Ha, rencana tanam 1000 Ha atau bertambah 638 Ha. Kecamatan Pulau Pura, sebelumnya 185 Ha, rencana tanam 50 Ha atau berkurang 135 Ha. Kecamatan Lembur, sebelumnya 442 Ha, rencana tanam 1000 Ha atau bertambah 558 Ha. Kecamatan ABAD Selatan, sebelumnya 221 Ha, rencana tanam 1000 Ha atau bertambah 779 Ha.

Camat ABAD Selatan, Sony Kaimat,S.Sos (berkaca mata) yang siap mengembangkan lahan tanam jagung di wilayahnya dari sebelumnya 221 hektar menjadi 1000 hektar pada musim tanam tahun 2022/2023 untuk mendukung Program TJPS

Menurut Yustus, total lahan tanaman jagung yang dikelola pada periode Okmar 2021/2022 pada 18 kecamatan, yakni 8.996 Ha, sehingga untuk mencapai target lahan seluas 15 Ha untuk mendukung program Tanam Jagung Panen Sapi yang dilecutkan Pemerintah Propinsi NTT, dibutuhkan pengembangan lahan seluas 6.004 Ha lagi pada musim tanam 2022/2023.
“Saya hitung-hitung, dengan angka yang ada ini, maka ada optimisme bahwa target 15.000 hektar tanam jagung bisa terwujud. Untuk itu, bapa mama, basodara semua yang ada dalam jabatan camat, sebagai penyuluh pertanian, sebagai Danramil, kita baku dukung, kita bisa jalankan ini, maka kita bisa wujudkan di musim tanam Oktober-Maret, dengan target 15 ribu hektar, untuk menjawab program Tanam Jagung Panen Sapi ini,”ajak mantan Plt.Sekda Kabupaten Alor itu.

Kepala Desa Aramaba, Kecamatan Pantar Tengah, Efa Sukardi Magangsauw sedang menyampaikan testimoni keberhasilan desanya menjual 54 ton jagung ke Surabaya dan ke Kabupaten Lembata pada Tahun 2021

Sebelumnya, Kepala Desa Aramaba, Kecamatan Pantar Tengah, Efa Sukardi Magangsauw diberi kesempatan menyampaikan testimoninya terkait gambaran pengembangan potensi jagung di wilayahnya. Dipaparkannya, bahwa luas wilayah Desa Aramaba 2982 Ha, dengan jumlah penduduk sebanyak 1.346 jiwa. Sedangkan luas lahan pertanan di Desa Aramaba, jelas Efa, seluas 1.899 Ha. Dari jumlah itu, kata Efa, yang sudah digarap seluas 550 Ha untuk tanaman padi dan jagung, sedangkan lahan tidur seluas 1.349 Ha.
Menurut Efa, pada musim tanam 2020/2021, luas lahan yang dikelola kurang lebih 20 Ha, dimana hasil panen jagungnya cukup maksimal, sehingga berhasil menjual sebanyak 54 ton jagung, yakni 36 ton ke Surabaya dan 18 ton ke Kabupaten Lembata. Sedangkan di musim tanam tahun 2021/2022, ungkap Efa, pihaknya meningkatkan luas lahan penanaman jagung mencapai kurang lebih 100 Ha yang tersebar pada 169 kebun masyarakat setempat, dan diprediksi bisa menghasilkan 300 ton jagung.
Berdasarkan pengalaman mengembangkan tanaman jagung pada dua tahun belakangan ini, maka selaku Kades Aramaba, Efa menyambut baik program Tanam Jagung Panen Sapi tersebut. Menurutnya, kesiapan lahan di Desa Aramaba untuk program TJPS Tahun 2022/2023 seluas 350-500 Ha. Karena itu dia mengharapkan dukungan alat produksi pertanian (Alsintan) dari prgram TJPS ini untuk peningkatan produksi. Efa juga menyarankan agar pendropingan bibit dan obat-obatan ke desa sasaran agar dilakukan sebelum awal musim tanam, yaitu Oktober. (ap/linuskia)

Similar Posts

Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *