Alor Pasok 7,5 Ton Benih Padi Ciherang ke Lembata

author
4 minutes, 51 seconds Read

DINAS Pertanian dan Perkebunan dibawah kepemimpinan Yustus Dopong Abora,SP terus berupaya maksimal dalam meningkatkan produksi pertanian lahan basah pada sejumlah persawahan di daerah ini. Hasilnya, pada musim tanam Tahun 2020/2021, selain mampu memproduksi 700-an ton padi, juga menghasilkan benih Padi Unggul Varietas Ciherang yang lolos uji laboratorium benih di Kupang sebanyak 60 ton.
Dengan jumlah benih padi Ciherang sebanyak 60 ton saat ini, maka untuk pertama kalinya dalam sejarah daerah ini, Kabupaten Alor dapat melakukan penjualan benih padi ke luar daerah, yakni ke Kabupaten Lembata. Hal ini dikemukakan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora kepada alorpos.com, Senin (13/9/2021) di ruang kerjanya.
Menurut Yustus, selama ini Kabupaten Alor juga memasok benih padi dari luar daerah, tetapi tahun ini, stok produksi benih padi tersebut sudah bisa memenuhi kebutuhan dalam daerah, dan bahkan bisa untuk memenuhi permintaan daerah lain seperti di Kabupaten Lembata.
“Memang untuk sementara, meski di tengah pandemi Covid-19, tetapi kita bisa menghasilkan benih padi berkualitas sehingga bisa dikirim ke daerah lain. Bahkan produksi benih padi kita meningkat, sehingga untuk pertama kali ini kita bisa jual benih padi ke luar daerah. Kalau kita menghasilkan benih untuk kebutuhan sendiri itu sudah biasa, tetapi untuk kita pasok ke daerah lain itu batu pertama kali ini,”kata Yustus, didampingi Koordinator PPL (Petugas Penyuluh Lapangan) Kabupaten Alor, Ponciano Coreira,S.ST, serta Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Tini Serangmo,SP.
Awalnya, ungkap Yustus, permnintaan Pemkab Lembata sebanyak 12 ton benih padi, tetapi karena sekitar 5 ton sudah mereka dapat dari luar NTT, sehingga kemudian dari Alor memasok 7,5 ton ke kabupaten tetangga itu. Benih padi yang dipasok ke Lembata itu, lanjut Yustus, merupakan hasil produksi petani di Lantoka, Kecamatan Alor Timur.
“Benih yang dikirim itu merupakan benih padi lahan basah yang bisa menghasilkan maksimal antara 6-8 ton padi/hektare sawah. Cita rasanya juga bagus, sering disebut pulen, karena ini merupakan salah satu kualitas unggul nasional, yang selama ini kita kembangkan di Alor,”tandas mantan Plt.Sekda Kabupaten Alor ini.

Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, Yustus Dopong Abora,SP (kiri) didampingi Kabid Pangan dan Holtikultura, Tuti Serangmo (kanan) dan Koordinator PPL Kab.Alor, Ponciano Coreira,S.ST saat memberi keterangan pers

Sementara itu, Tini Serangmo,SP., selaku Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura pada Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor menambahkan, bahwa harga jual benih padi ke Lembata yakni Rp 8.000/Kilo Gram, sehingga jika ditotalkan, Rp 8.000 x 7.500 Kg (7,5 ton) = Rp 60.000.000 (Enam Puluh Juta Rupiah).
Benih tersebut, jelas Tuti, merupakan produksi petani Lantoka di Alor Timur, sejak Tahun 2020 memperbanyak produksi benih padi pada lahan sawah seluas 20 hektare. Hasilnya, jelas Tuti, dari lahan 20 hektare itu memproduksi 60 ton benih padi. Dari 60 ton itu, ujar Tuti, ada 12,5 ton yang dipersiapkan untuk kebutuhan benih di Kabupaten Alor. Sedangkan 12,5 ton benih padi lainnya demikian Tuti, sesuai rencana awal, disiapkan untuk memenuhi kebutuhan benih padi tersebut di Kabupaten Lembata. Tetapi, lanjut Tuti, karena 5 ton sudah dilengkapi rekanan dari Jawa, sehingga dari Alor hanya memasok 7,5 ton benih padi untuk Lembata.
“Itu produksi benih di Tahun 2020 akhir. Karena kita tanam bulan Desember 2020, dan panennya di sekitar bulan Maret-April 2021. Setelah panen, masa dormansinya sekitar satu bulan lebih. Setelah masa dormansi (pengeringan), kemudian pengiriman sampel benih ke UPTD Perbenihan di Kupang, untuk dilakukan uji laboratorium untuik mengetahui segala macam syarat dan kriteria, diantaranya terkait daya tumbuh benih tersebut,”papar Tuti.
Setelah uji lab,ujar Tuti, sebanyak 60 ton benih dinyatakan lulus dengan nama Varietas Ciherang produksi kelompok tani di Kabupaten Alor, atas nama penanggungjawab Paulus Sadama di Lantoka, Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur.
Menurutnya, benih padi varietas ciherang termasuk varietas unggul yang hingga saat ini masih beredar hampir di seluruh wilayah Propinsi NTT. Terkit waktu tanam hingga panen, Tuti menjelaskan, bahwa sejak tanam hingga usia sekitar 120 hari atau tiga bulan, padi siap dipanen.
Sedangkan terkait total produksi padi di Sawah Lantoka, Yustus Dopong Abora menjelaskan bahwa di masa pandemi Covid-19 ini, semua orang berkonsentrasi di pertanian, lebih-lebih di bidang holtikultura, sayur-sayuran sehingga produksinya luar biasa, seiring bertumbuhnya bisnis kuliner di daerah ini.

Yustus Dopong Abora selaku Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor, saat memanen buah semangka dan melon hasil PKL 12 siswa SMK Pertanian Yakinda di Habeleng-Alor

Tahun ini juga (2021), jelas Yustus, pihaknya bisa memproduksi padi sawah di dataran Lantoka, Kecamatan Alor Timur itu sebanyak 700-an ton. Menurutnya, 700-an ton itu belum dihitung produksi padi di lahan sawah di Padang Panjang-Alor Timur, kemudian Air Mancur, Kamot, dan Nailang di Alor Timur Laut dan di Tuleng-Alor Tengah Utara. Dari jumlah produksi padi tersebut, yang dibeli Pemkab Alor melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Alor sebanyak 100 ton padi, di luar benih.
“100 ton gabah kering yang pemerintah (Pemkab Alor) beli itu, untuk kita proses produksi beras Alor. Beras Super Alor yang kami siapkan itu dengan kualitas terbaik, dalam kemasan dengan kemasan 10 Kg dan 5 Kg sesuai daya beli masyarakat. Beras Super Alor ini tergolong beras premium, karena kualitasnya tidak kalah dengan Beras Lonceng. Bahkan rasa enaknya lebih dari beras lonceng,”tegas Yustus.
Sayangnya di lahan sawah Lantoka hanya satu kali tanam dalam setahun. Kalau ditingkatkan menjadi dua kali tanam, Tuti Serangmo optimis, Alor bisa swasembada beras. Selain di Tanglapui, juga di Padang Panjang kalau jadi berarti semakin meningkat produksi padi Pandang Panjang-Lantoka. Sedangkan di lahan persawahan Mainang, Kecamatan Alor Tengah Utara sudah beralih menjadi lahan pengembangan sayur-sayuran. Sedangkan sawah di Bukapiting-Alor Timur Laut dinilai bagus, hanya saja, kata Tuti, petani setempat tidak menjadwalkan penanaman secara serentak, tetapi sesuai waktu masing-masing sehingga tidak terukur secara baik.

Keberhasilan Dinas Pertanian dan Perkebunan dalam mengembangkan benih padi unggul di Kabupaten Alor dan memasarkannya ke luar daerah, mendapat apresiasi dari Bupati Alor, Drs.Amon Djobo.

“Ini kerja yang baik dan saya memberikan apresiasi yang tinggi. Kiranya prestasi ini terus ditingkatkan dalam memproduksi hasil-hasil pertanian dan perkebunan berkualitas unggul,”pesan bupati Djobo menjawab media ini di teras kantor bupati Alor Selasa kemarin.  (ap/linuskia)

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *